beritabernas.com – Pertunjukan Senyawa Seni, Sastra dan Budaya Dalam CelupanNya digelar di Gedung Kesenian Jakarta, pada Jumat 5 Januari 2024.
Pertunjukan Senyawa Seni, Sastra dan Budaya Dalam CelupanNya merupakan perpaduan atau penyatuan karya seni, sastra dan budaya anak bangsa yang telah membuat aransemen kehidupannya. Aransemen disatupadukan dan larut dalam senyawa seni, sastra dan budaya serta masuk dalam celupanNya.
Pertunjukan ini dipersembahkan oleh ISAQ Center dan Yayayasan Riyadhatul Ihsan mengingat senyawa seni, sastra dan budaya sangat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk membangun peradaban sesuai yang dicita-citakan oleh leluhur dan pendiri bangsa.
Hal ini bertujuan agar hati terasah dengan baik, hati sanubari dan hati nurani menjadi hidup. Globalisasi telah membuka ruang dan batas untuk menerobos sendi-sendi kehidupan menjadi tantangan bangsa dalam mencapai cita-cita luhur tersebut.
Menurut Hj R Ngt Susilawati Susmono, pimpinan ISAQ Center dan Yayayasan Riyadhatul Ihsan dalam siaran pers yang dikirim kepada beritabernas.com, Minggu 7 Januari 2024, senyawa seni, sastra dan budaya merupakan hasil dari pencapaian anak bangsa yang merdeka dan telah menghasilkan aneka karya dan memperbagusnya. Setiap anak bangsa berhak turut memberikan solusi dalam rangka membangun peradaban bangsa secara masif.
Pertunjukan ini digerai di awal tahun dan diharapkan bisa menjadi perenungan yang berbuah gerakan untuk membangun peradaban yang berjati diri Indonesia, menjalani kehidupan sesuai lakon yang ditetapkan untuk dirinya, mempersembahkan karyanya sesuai yang telah dilakoninya. Tampilan tembang, lagu, tari, puisi, monolog dan dialog merupakan karya Hj R Ngt Susilawati Susmono.
Persembahan karya yang diharapkan dapat memberikan kesejukan bagi yang menikmatinya dan mengajak sesama anak bangsa bersinergi untuk tujuan mulia tersebut. Hasil nyata bagi masyarakat adalah membentuk 3 kelompok, dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang sudah tahu menjadi lebih tahu, sementara orang yang tidak tahu dan tetap tidak mau tahu akan tetap diayomi. Jika terasah akan jadi tajam, sebaliknya jika tidak akan tetap tumpul hati tersebut.
Dikatakan, pertunjukan Senyawa Seni, Sastra dan Budaya dalam CelupanNya digerai dalam 4 segmen senyawa yaitu Senyawa Metamorfosa, Senyawa Terapi Qalbu, Senyawa Trihayu dan Senyawa Tegak yang terangkai dengan tampilan tembang, lagu dan tari, puisi, monolog dan dialog. Kesemuanya larut menjadi terapi bagi hati dan jiwa.
BACA JUGA:
- Pementasan Gamelan di Campbell House, Kolaborasi Glaswegian dan PPI Greater Glasgow
- Culpedia dan Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara Gelar Momotaro Festival 2023
Senyawa Metamorfosa membawa audiens ke hati dan jiwa yang sunyi, siap untuk menerima suguhan dalam celupan-Nya. Senyawa Terapi Qalbu membawa audiens untuk mengasah jiwa dan hati melalui kolaborasi Susilawati Susmono dan Maestro Biola Alm. Idris Sardi. Kemudian, senyawa Tri Hayu mengajak audiens untuk menanamkan tekad untuk mengamalkan Tri Hayu Ki Hadjar Dewantara. Memayu Hayuning Sarira, Memayu Hayuning Bangsa dan Memayu Hayuning Menungsa. Amal seseorang hendaknya bermanfat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya dan bermanfaat bagi kemanusiaan. Sedangkan senyawa TEGAK mengajak audiens untuk TEGAK dalam akal, budi, daya, hati, pikir dan dzikir.
Pertunjukan senyawa seni, sastra dan budaya menampilkan tembang, lagu dan tari karya Susilawati Susmono. Tembang dan lagu dibawakan oleh Susilawati Susmono, Saskia Tasnim Utami dan Qadarasmadi Rasyid diiringi oleh musisi Hendri Lamiri, Ega dan Nuggraha, sedangkan tari dibawakan oleh ISAQ Talents.
Acara pertunjukan juga diisi dengan tampilan pembacaan puisi, monolog dan dialog yang terpadu didukung oleh kolaborasi dari pelaku seni, budayawan dan berbagai kalangan lainnya. Puisi-puisi karya Susilawati Susmono dibawakan oleh Suhu Haryanto (Master Kungfu dan Ketua Umum APALI (Andalan Penyembuh Alternatif Indonesia), seniman Betawi Ramdhani Qubil (Bang Madit), ahli ekonomi syariah Indonesia Adiwarman Azwar Karim, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP Aris Heru Utomo, Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP Muhammad Sabri. Ketua Umum Barahmus DIY Ki Hajar Pamadhi serta sastrawan dan aktor Jose Rizal Manua yang juga menampilkan musikalisasi puisi karyanya.
Pada pertunjukan ini, dipersembahkan apresiasi kepada alm Idris Sardi yang telah mengaransemen 12 lagu karya Susilawati Susmono. Selain itu apresiasi juga diberikan kepada musisi Hendri Lamiri yang telah mengaransemen 5 lagu karya Susilawati Susmono serta kepada Nuggraha dan Ega (Tegar) yang masing-masing telah mengaransemen 38 dan 5 lagu karya Susilawati Susmono. Seluruh lagu tersebut telah masuk ke Museum Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono sebagai Persembahan untuk Negeri.
Pada hari yang sama, selain acara pertunjukan pada malam hari, digerai berbagai kegiatan sejak pagi hari berupa pameran Batik Serat Kehidupan karya Susilawati Susmono serta mini event dalam bentuk Workshop Batik yang didukung oleh Museum Batik Indonesia-Jakarta dan Lomba Mewarnai Batik.
Pada Workshop Batik yang dihadiri oleh kalangan remaja dan dewasa, Museum Batik Indonesia memberikan edukasi tentang pembuatan batik, mengenali kain batik dan cara memakai kain batik. Sedangkan Lomba Mewarnai Batik menggunakan desain batik karya Susilawati Susmono diikuti oleh lebih dari 100 peserta pelajar yang terbagi dalam 2 kategori. Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk memberikan immersive dan experiential learning bagi berbagai kalangan khususnya bagi anak-anak dan remaja dalam mengenali dan mengasah potensi dirinya sebagai upaya membangun senyawa peradaban berjati diri Indonesia. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some