WKRI Perlu Mengedukasi Anggota Agar Cerdas dalam Memilih Pemimpin Bangsa

beritabernas.com – Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) perlu mengedukasi anggota agar cerdas dalam memilih pemimpin bangsa. Hal ini dilakukan agar anggota WKRI ikut berperan dalam menentukan pemimpin yang mampu membawa bangsa lebih baik dan maju.

“Dalam menentukan pilihan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau menjadi pertimbangan utama antara lain melihat track record (rekam jejak)-nya. Kita tidak akan memilih seseorang yang memang track record-nya jelas punya masalah hukum, tidak memandang etika dalam pencalonan, bisa mengubah aturan. Jadi sesuatu yang legal belum tentu etis,” kata Okky Madasari, penulis novel yang juga akademisi, dalam seminar memperingati Satu Abad atau HUT 100 WKRI di Ruang Koentjono Kampus II Mrican USD, Sabtu 13 Januari 2024.

Ketua WKRI Cabang Sleman Dra Restituta menyerahkan kenang-kenangan kepada Romo Bismoko usai berbicara dalam seminar Satu Abad WKRI, Sabtu 13 Januari 2024. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Dalam seminar yang dihadiri sekitar 250 anggota WKRI se-DIY itu, Okky Madasari mengatakan, dalam menentukan pilihan, para pemilih harus melihat fakta sosial atau social facts dan fakta sejarah (historical fact). Kedua hal ini merupakan metode yang sahih untuk menilai track record seseorang.

“Saya jelas tidak akan memilih yang punya problem. Bagaimana kejadian dalam debat, bagaimana fakta-fakta setiap hari semakin menegaskan ketidakpilihan saya pada salah satu dari tiga calon yang ada,” tegas Okky Madasari yang disambut tepuk tangan ratusan peserta seminar.

Menurut Okky Madasari, menilai track record merupakan salah satu bagian sahih dari metode social facts dan historical fact. Dengan melihat fenomena yang ada, semakin menegaskan Okky Madasari untuk tidak memilih salah satu dari tiga calon presiden (capres) yang ada. Karena itu, Okky Madasari meminta ibu-ibu anggota WKRI agar memilih dengan cerdas dengan melihat track record.

BACA JUGA:

Sementara Pastor Pembimbing WKRI Cabang Sleman Romo Dadang Hermawan Pr mengatakan, para Imam Katolik tidak bisa menyuarakan. Para Romo dilarang untuk menyebut nama dan nomor. Maka yang berperan memberikan edukasi adalah WKRI, edukasi politik pada anggotanya dan orang-orang sekitarnya.

Meski demikian, menurut Romo Dadang Hermawan, referensi terakhir adalah suara KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) yang memberikan clue-clue (petunjuk) tertentu yang hendaknya secara cerdas kita sudah menangkap maksudnya.

Okky Madasari (kedua dari kanan) menerima bingkisan dari Ketua WKRI Cabang Sleman Dra Restituta. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Maka tugas WKRI selanjutnya, supaya menjadi nyata, menurut Romo Dadang, maka pekalah terhadap situasi sosial politik kita sekarang ini, lakukanlah yang terbaik untuk negara ini dengan edukasi politik bagi anggota.

“Bukan hanya anggota tapi sak omah. Dan saya yakin meskipun sak omah beda pilihan capres itu memungkinkan, neng ojo pegatan mergo beda pilihan. Saya pikir ini sangat kontekstual apa apa yang dikatakan Mbak Okky. Seperti kata Romo Magnis Suseno, jangan membiarkan yang terburuk itu berkuasa,” kata Romo Dadang yang disambut tepuk tangan peserta seminar. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *