beritabernas.com – Banyak cara dilakukan orang untuk mengungkapkan kesesalan terhadap suatu situasi dan kondisi atau bahkan terhadap sosok tertentu. Dan bagi Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD, “kekesalan” itu juga bisa diungkapkan lewat puisi yang dtiulis dengan judul Terserah Kamu.
BACA BERITA LAINNYA:
- FH UII Launching Film Dokumenter Sosok Mantan Hakim Agung Artidjo Alkostar
- Melukis dan Membaca Puisi, Cara UII Menggugah Empati untuk Palestina
Ungkapan “kekesalan” Rektor UII itu tidak saja tersurat dalam kata-kata puisi yang ditulisnyaKamis 13 2024 pagi, tapi juga dengan ekspresi wajah saat membacakan puisi itu pada pembukaan acara launching film dokumenter Alkostar: Insan Kesepian dan Keramaian di Auditorium FH UII, Jumat 14 Juni 2024 siang. Bahkan pada akhir puisi saat mengucapkan kata-kata Terserah Kamu dengan lantang, Rektor UII sambil merobek-robek dan meremas kertas yang dipegang berisi puisi yang ditulisnya itu hingga remuk.
Meski tidak menyebut situasi dan kondisi apa yang dimaksud atau ditujukan kepada siapa “kekesalan” itu, namun dari isi puisi yang ditulis dan dibaca itu, Rektor UII Prof Fathul Wahid sepertinya “kesal” terhadap sosok tertentu, yang paling bertanggungjawab terhadap situasi dan kondisi bangsa saat ini.
Berikut puisi yang ditulis dan dibacakan Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD dalam acara launching film dokumenter berjudul Alkostar: Insan Kesepian dan Keramain yang dihadiri ratusan peserta mulai dari mahasiswa, dosen dan tamu undangan serta media massa di Auditorium FH UII, Jumat 14 Juni 2024 secara lengkap berjudul: Terserah Kamu:
Terserah kamu
Di tanganmu, kekuasaan laksana pedang tajam
Menebas asa, melukai hati yang tenang
Di singgasana emas, kau duduk merajai malam
Mengabaikan kejujuran yang perlahan menghilang
Angin membisikkan kisah nestapa manusia
Yang terhimpit beban oleh durjana keangkuhan
Jari-jarimu menggenggam penuh tipu daya
Namun hati kecil tahu, dosa itu tak termaafkan
Terserah kamu
Di balik tirai kemewahan, kezaliman bersembunyi
Menutup telinga, suara hati tak didengarkan
Keadilan seakan takut, tak berani menunjukkan diri
Oleh uang dan kekuasaan, hukum ditundukkan
Kau abaikan janji-janji, yang pernah kau ucapkan
Mencuri mimpi rakyat, merampas hak kemanusiaan
Dalam senyuman palsu, tersembunyi kebohongan
Di matamu, kebenaran dapat disamarkan
Terserah kamu
Kepongahan menuntunmu merambah jalan nista
Menutup nurani, menghindari jerit pilu
Namun ingatlah, sejarah tak akan terlupa
Pengkhianatamu akan tercatat di sudut waktu
Mungkin hari ini kau menang, menari di atas penderitaan
Namun tak selamanya malam menguasai dunia
Akan datang fajar, menggusur segala kekelaman
Menggugurkan takaburmu, dengan kebenaran cahaya
Terserah kamu
Teruskanlah dengan kesewewang-wenangan
Kami yang lemah, akan tetap berjuang
Di tengah kegelapan, masih ada harapan
Kejujuran dan keadilan akan kembali benderang
Yogyakarta, 13 Juni 2024
Meski tak ada dalam catatan, mengakhiri baca puisi tersebut, Rektor UII Prof Fathul Wahid dengan lantang mengucapkan kata: Terserah kamu sambil merobek dan meremas-remas kertas berisi puisi tersebut yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari penonton. (lip)
There is no ads to display, Please add some