beritabernas.com – Sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, Tim Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) UII menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat, selama dua hari yakni 28-29 Agustus 2024.
Kegiatan bertajuk Gerakan Food Waste Reduction ini sebagai salah satu tindakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim menuju desa proklim terintegrasi. Acara yang berlangsung di TPS3R Padukuhan Sorogenen 2 ini merupakan bagian dari rangkaian Sekolah Kepemimpinan 2024 yang dihadiri oleh perangkat desa dan warga setempat.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut terbagi dalam beberapa sesi yang dimulai dengan literasi perencanaan pangan di rumah tangga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengelola makanan secara bijak demi mengurangi emisi dan sampah.
Selanjutnya, dilakukan aksi nyata pengolahan limbah rumah tangga melalui upaya pemilahan limbah sisa makanan, pemberian pakan ternak dari limbah organik, pembuatan kompos dan biopori. Pada hari kedua, tim melanjutkan kegiatan dengan advokasi kepada perangkat desa terkait pembentukan Program Kampung Iklim (Proklim).
Sebelum acara dimulai, warga mendapatkan fasilitas cek kesehatan gratis yang disediakan oleh Sorogenen Medical Center. Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk PT Sinergi Berdikari Energi, Yayasan Generasi Cerdas Iklim, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Kapanewon Kalasan, Fakultas Kedokteran UII, Warung Peduli Laznas, LAZISMU, LAZISNU dan Butik Daur Ulang.
Dr Muflihah Rizkawati M.Biomed, salah satu anggota tim yang juga berprofesi sebagai dokter dan dosen, menekankan pentingnya gerakan ini sebagai upaya konkret dalam pengelolaan sampah. “Sebagai seorang dokter dan pendidik, saya melihat kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia saling terkait. Dengan mengurangi limbah rumah tangga dan memanfaatkan sisa makanan menjadi kompos atau pakan ternak, kita tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga mendukung kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Sementara Melinda Dwi Rahmawati ST M.Eng, Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP UII yang turut serta dalam kegiatan ini, menyoroti aspek teknis dari program tersebut. “Program ini menawarkan solusi berbasis komunitas untuk pengelolaan sampah yang lebih efisien. Dengan adanya pemilahan limbah dan penerapan biopori, kami dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA sekaligus meningkatkan kesuburan tanah di sekitar kita,” kata Melinda.
Sedangkan Reynaldi Dwi Junianta SE S.Sos MM, Dosen Furusan Bisnis Digital FBE, menambahkan. pendaftaran Proklim ini harus dilihat sebagai upaya untuk membangun ekonomi sirkular di tingkat desa. Jika dikelola dengan baik, tidak hanya lingkungan yang diuntungkan, tetapi juga ekonomi lokal melalui produk-produk daur ulang dan pertanian organik.
Kemudian, Budi Nugraha S.Kom, Tenaga Kependidikan UII di bidang informatika yang banyak membantu dalam desain dan publikasi, berbicara mengenai peran komunikasi dalam kesuksesan acara ini.
Menurut Budi Nugraha, publikasi yang efektif dan desain materi yang menarik sangat penting untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat. Dengan menggunakan media digital secara strategis, kami berhasil menarik perhatian lebih banyak warga dan mitra pendukung.
Sedangkan Khusnul Khotimah SPd., tenaga kependidikan yang banyak membantu di kesekretariatan, mencatat pentingnya kolaborasi lintas fungsi. “Koordinasi antara dosen, tenaga kependidikan, dan mitra pendukung menjadi kunci dalam pelaksanaan kegiatan ini. Setiap pihak memiliki peran unik yang saling melengkapi, memastikan semua aspek acara berjalan lancar,” katanya.
Selanjutnya Candrika N. Averdawati SP, Tenaga Kependidikan dari Fakultas Teknologi Industri UII yang terlibat sebagai pemandu jalannya kegiatan, menambahkan bahwa keberhasilan acara ini tidak lepas dari partisipasi aktif warga.
BACA JUGA:
- Pertanian Terpadu jadi Solusi Mengatasi Tantangan di Sektor Pertanian
- Wakil Ketua Kadin DIY Wawan Harmawan: Penanganan Sampah Harus Melibatkan Swasta
“Kami melihat bahwa warga sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, masyarakat siap bergerak menuju desa yang lebih ramah lingkungan,” kata Candrika.
Sedangkan Nawunda Dzuhri SE, Tenaga Kependidikan di Rektorat UII yang banyak membantu dalam penggalangan dana, menyoroti pentingnya dukungan dari berbagai mitra.
Menurut Nawunda Dzuhri, dukungan finansial dan material dari berbagai pihak menunjukkan kepercayaan dan harapan terhadap program ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua mitra yang telah berkontribusi, karena tanpa mereka, kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik.
Ke depan, warga Sorogenen berencana melakukan kunjungan ke desa Proklim percontohan di Yogyakarta untuk belajar lebih lanjut mengenai pengelolaan lingkungan. Selain itu, struktur organisasi Proklim Sorogenen 2 akan segera dibentuk untuk memastikan program berjalan secara sistematis.
Sebagai tindak lanjut konkret, seluruh tim sepakat untuk membuat grup WhatsApp bersama sehingga baik warga Sorogenen maupun tim dosen dan tenaga kependidikan UII dapat tetap terhubung dan saling bertukar informasi. (lip)
There is no ads to display, Please add some