Wedomartani Memantapkan Diri sebagai Kalurahan Ramah Perempuan dan Anak

beritabernas.com – Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Tim Monitoring dan Evaluasi Kementerian PPA Republik Indonesia di Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY, kalurahan tersebut kian memantapkan diri sebagai desa ramah perempuan dan anak.

Hal tersebut diungkapkan Fasilitator Nasional (Fasnas) Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPPA) Sisparyadi saat memimpin FGD di pendopo kalurahan setempat, Jumat 4 Oktober 2024..

Ia mengatakan sejumlah inovasi terus muncul dalam gerakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Wedomartani. Ini juga sebagai bukti terus terlindunginya hak-hak perempuan dan anak dalam berpartisipasi di tengah kehidupan masyarakat.

“Inovasi itu kebaruan ide dan gagasan yang muncul dari desa setempat. Kita harus mulai menggali inovasi dan belajar berinovasi di desa. Ada 3 aspek inovasi, mulai dari aspek tata kelola, aspek program dan aspek kerjasama yang dibangun pemerintah desa,” kata Sisparyadi.

Fasnas PPA Sisparyadi (duduk kanan) memimpin FGD di Kalurahan Wedomartani, Jumat 4 Oktober 2024. Foto: AG Irawan/ beritabernas.com

Sisparyadi mengaku pihaknya justru ingin belajar tentang capaian program DRPPA dari kalurahan Wedomartani.

“DRPPA ini didesain dengan dua pendekatan supply dan demand. Supply dari pemerintah berupa programasi, sedang demand dari para relawan di desa yang menjalankan program tersebut. Jadi kedua pendekatan ini harus ketemu di desa. Maka, akan kita lihat capaian dan kinerja  para relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) selama dua tahun ini. Relawan SAPA adalah orang-orang yang memiliki sensitivitas tinggi pada lingkungan tempat tinggalnya,” terangnya.

Dalam FGD tersebut, sejumlah relawan SAPA Wedomartani pun mengungkapkan beberapa kegiatan yang sudah dilakukan, diantaranya sambang kos-kosan. Ada temuan kos-kosan campur perempuan dan laki-laki. Bahkan ada yang terindikasi tindak kekerasan dan perdagangan orang. Lewat sambang warga, kasus-kasus kekerasan pada perempuan dan anak mampu terdeteksi dini. Sehingga bisa ditempuh langkah-langkah pencegahan dan penanganan lebih lanjut bekerjasama dengan Bhabinkamtibmas Polsek Ngemplak dan para pihak. Dalam memberikan pendampingan, relawan SAPA Wedomartani tidak melihat KTP asal dari korban. Selama kejadian dan kasusnya ada di wilayah Wedomartani akan didampingi.

BACA JUGA:

Sementara forum anak Wedomartani terus melakukan beragam kegiatan yang mengakomodasi tumbuh kembang dan partisipasi anak. Mulai dari mengunjungi padukuhan untuk mengenalkan permainan tradisional hingga menggelar lomba anak guna mengembangkan potensi kreatif anak. Di tahun 2024 ini membuat drama anti bullying. Keterwakilan anak tidak hanya hadir tapi terakomodasinya kepentingan anak.

Kamituwa Kalurahan Wedomartani H Mujiburokhman memaparkan capaian DRPPA di Wedomartani diantaranya terbentuk satgas PPA, ada pula Desa Prima yang aktif dengan produk kerajinannya, kelompok perempuan rawan sosial ekonomi (PRSE), partisipasi karang taruna, forum anak, lembaga pendidikan, sanggar seni anak, dan sekolah olahraga.

“Sejumlah inovasi yang sudah dilakukan, ada TPA ramah ASI serta kampung lansia. Temuan kami mayoritas lansia itu perempuan dan janda. Ada pula sekolah batik yang mampu melahirkan batik khas Wedomartani, saat ini sedang diurus hak cipta dan patennya. Juga ada keluarga sehat jiwa, kampung literasi dan kelas bahasa. Hadir pula sekolah ramah anak, sekolah olahraga. Juga forum komunikasi kerukunan umat beragama (FKKUB) di tingkat kalurahan. Sejumlah regulasi (perkal) pun lahir untuk mendukung perlindungan perempuan dan anak dalam berkegiatan,” ungkap Mujiburokhman.

Kamituwa Wedomartani menyampaikan capaian dan inovasi yang sudah dilakukan selama ini. Foto: AG Irawan/beritabernas.com

Lurah Wedomartani Teguh Budiyanto mengatakan, pihaknya akan terus mendukung gerakan ramah perempuan dan anak. Mengingat wilayah kelurahan Wedomartani ini cukup luas, tentu perlu dukungan banyak pihak terutama terkait anggaran untuk menjalankan program-program dari pusat. “Yang pasti pemerintah kalurahan akan terus mendukung kegiatan PPA ini,” kata dia

Upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak ini harus dilakukan di setiap lingkup kewilayahan, tidak terkecuali pada wilayah desa. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2020, data jumlah penduduk Indonesia sebesar 270,2 juta jiwa, total populasi perempuan dan anak mencapai 65,2% atau sebanyak 133,54 juta perempuan dan 84,4 juta anak. Dari angka ini, 43% perempuan dan anak tinggal dan tersebar di 74.961 desa. Jumlah dan peran desa yang sangat besar sangat strategis dalam mendukung pembangunan nasional.

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di desa membutuhkan koordinasi terpadu antar berbagai sektor, serta membutuhkan komitmen pemerintah daerah dan desa untuk mewujudkannya. (ag irawan)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *