Tinggi, Minat Masyarakat Mengikuti Pengajaran Firman Oleh Yayasan Bait Suci Kemah Kesaksian

beritabernas.com – Minat masyarakat dunia dari berbagai latar belakang mengikuti pengajaran firman yang dilakukan Yayasan Bait Suci Kemah Kesaksian cukup tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang diwisuda setiap tahun yang terus meningkat.

Menurut Daniel Tanubudi, salah seorang pengajar firman dari Yayasan Bait Suci Kemah Kesaksian, jika pada tahun 2019 tercatat ada 103.764 peserta yang lulus dan diwisuda, kemudian tahun 2022 sebanyak 106.186 wisudawan, tahun 2023 sebanyak 108.084 wisudawan dan tahun 2024 ini 111.628 wisudawan.

“Ini adalah yang sudah belajar dari seluruh dunia, sementara di Indonesia belum ada dan diharapkan dengan bantuan media akan segera ada di Indonesia. Mereka mengikuti pengajaran secara online maupun offline tanpa bayaran alias gratis,” kata Daniel Tanubudi dalam temu media di sebuah rumah makan di Jalan Kaliurang Km 5,5 Sleman, Rabu 18 Desember 2024.

Daniel Tanubudi, salah seorang pengajar firman dari Yayasan Bait Suci Kemah Kesaksian, saat menjelaskan perkembangan Gereja Yesus Shincheonji kepada wartawan, Rabu 18 Desember 2024. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Pengajaran firman yang bersumber dari satu buku yakni Alkitab, menurut Daniel, merupakan kegiatan utama Yayasan Bait Suci Kemah Kesaksian. Di luar itu ada kegiatan sosial kemanusiaan, seperti donor darah dan sebagainya.

Menurut Daniel, aktivitas pengajaran firman yang dilakukan Bait Suci Kesaksian sudah berlangsung di seluruh dunia di bawah pimpinan Lee Man-Hee, Ketua Gereja Yesus Shincheonji di Korea Selatan. Lee Man-Hee sendiri mengharapkan kepada para pendeta agar melepaskan diri dari kepercayaan formal dan hidup berdasarkan firman Tuhan.

“Kekuatan Gereja Yesus Shincheonji akan memiliki banyak dampak pada dunia keagamaan di masa depan dengan adanya pengajaran firman yang bersumber dari satu buku yakni Alkitab,” kata Danial.

Acara temu media yang baru pertama kali digelar di Jogja pada Rabu 18 Desember 2024, menurut Daenial, bertujuan untuk menjalin kerja sama yang baik dan saling membantu penyebaran informasi seputar kegiatan yayasan, baik domestik maupun internasional.

Menurut Daniel yang sehari-hari berprofesi sebagai dokter ini, saat ini banyak hal buruk di dunia, terutama melanda generasi muda. Karena itu, pihaknya ingin agar generasi datang kepada keimanan yang baik dengan mengikuti pengajaran firman.

BACA JUGA:

Dikatakan, pengajaran atau seminar ini terbuka bagi peserta dari lintas denominasi karena tidak bersumber pada satu aliran. Pembelajaran diberikan dalam suatu kurikulum selama 9 bulan dengan 3 tahapan, yaitu tingkat dasar, menengah dan atas, lalu ada ujian kelulusan dan wisuda.

TaglineWe are One” yang diusung seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika. “Meski dari suku, ras atau agama yang berbeda, tetapi kita semua satu supaya datang kepada perdamaian. Karena itu, kami juga mengadakan dialog antaragama supaya bisa saling memahami, menghargai dan menghormati sehingga semua menjadi satu dalam perdamaian dunia,” tutur Daniel.

Menurut Daniel, temu media di Jogja yang baru pertama kali ini dimaksudkan agar berita-berita kegiatan komunitas yang berpusat di Korea Selatan ini bisa disampaikan ke seluruh dunia. “Sekarang, di bagian kecil Indonesia, di Yogyakarta, kami berterima kasih kepada Anda sekalian yang bisa hadir untuk juga memberitakan kegiatan-kegiatan kami,” ucap Daniel dalam temu media yang dipandu wartawan senior YB Margantoro itu. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *