beritabernas.com – Di tengah maraknya aksi pelaku pariwisata dan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT yang menolak pengenaan tarif tinggi masuk Taman Nasional Komodo (TNK), pegiat media sosial Denny Siregar justru mendukung pengenaan tarif tinggi masuk TNK.
Sejumlah alasan yang masuk akal disampaikan Denny Siregar yang menjadi alasan atau dasar sikapnya yang mendukung pengenaan tarif tinggi masuk Taman Nasional Komodo (TNK).
Dikutip beritabernas.com dari kanal YouTube Cokrotv, Denny Siregar menyebut Taman Nasional Komodo (TNK) bukan kebun binatang, tetapi merupakan tempat konservasi binatang langka Komodo (varanus komodoensis) yang merupakan satu-satunya di dunia ada di Pulau Komodo itu.
Baca berita terkait:
- Denny Siregar Setuju Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Setinggi-tingginya
- Asosiasi Pelaku Pariwisata Manggarai Barat Sepakat Menghentikan Pelayanan Per 1 Agustus
Sebagai tempat konservasi, menurut Denny Siregar, maka pemerintah wajib melindungi habitat Komodo agar tidak punah karena terganggu manusia. Salah satu bentuk perlindungan itu adalah dengan menerapkan tarif tinggi masuk ke TNK sehingga yang boleh dan bisa masuk sangat terbatas atau dibatasi.
“Kalau mau lihat binatang Komodo itu ya datang saja ke kebun binatang. Di sana banyak binatang Komodo dan bisa dilihat dengan bebas dan murah. Saya sendiri belum pernah ke Komodo tapi sudah sering melihat binatang langka itu di google,” kata Denny Siregar.
Menurut Denny Siregar, apa yang dilakukan Pemprov NTT dengan menaikkan harga tiket semahal-mahalnya di Pulau Komodo tentu juga menganut prinsip-prinsip bahwa binatang komodo itu binatang langka dan hanya ada di sekitar san. Kalau dijaga atau dilindungi maka bisa jadi komodonya punah dan masyarakat di Pulau Komodo juga akan kehilangan pendapatan utama mereka dalam pariwisata kalau binatang Komodo punah.
Denny Siregar juga mengaku heran melihat foto-foto turis di Pulau Komodo dengan enteng foto bersama dengan komodo bahkan memegang komodonya. Menurut Denny Siregar, ini jelas akan mengganggu habitat komodo. Karena itu, ia setuju harga tiket ke Pulau Komodo semahal-mahalnya.
“Pulau Komodo itu bukan kebun binatang. Itu wilayah konservasi dan binatang seperti Komodo itu wajib dilindungi agar tidak punah,” kata Denny Siregar.
Namun sebelum tarif ditetapkan naik, menurut Denny Siregar, pemerintah harus memberikan alternatif-alternatif agar wisatawan tetap bisa berkunjung ke Komodo dan bisa melihat binatang langka itu. Caranya adalah dengan membangun tower agar wisatawan cukup melihat binatang itu dari tower. Bagi mereka yang ingin masuk melihat langsung yang dikenakan tarif tinggi.
Selain itu, menyediakan berbagai spot wisata di sekitar Komodo sehingga wisatawan bisa menikmatinya tanpa harus masuk ke tempat konservasi binatang liar itu.
Denny Siregar juga meminta pemerintah agar keputusan menaikkan harga tiket tidak mendadak agar tidak merugikan masyarakat yang selama ini ekonominya tergantung dari pariwisata Pulau Komodo. “Seharusnya kenaikan itu bertahap dan dilakukan secara terencana. Sebelum ada kenaikan siapkan dulu alternatif pengganti ekonomi dari masyarakat sekitar yang terdampak, misalnya menyiapkan wisata snorkling, membangun towrer untuk melihat komodo dari ketinggani dan lensa jarak jauh agar bisa melihat komodo. Kalau perlu untuk melihat itu gratis,” kata Denny Siregar. (lip)
Y
There is no ads to display, Please add some