beritabernas.com – Dalam rangkaian acara pameran Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono (SHKSS) bertajuk Hamemayu Hayuning Sarira di Gedung Saraswati Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta mulai 2 Agustus hingga 17 Agustus 2025, juga diadakan bedah karya Akar Sambung 4, yang menjadi icon gate pameran, pada Rabu 13 Agustus 2025 sore.
Acara dipandu oleh fasilitator Dr.rer.nat.Ir Hj.Krisnani Setyowati (Wakil Pemimpin Umum SSO-Direktur LPTIT Tunas Sejati) dan Ir Hj Sandra Rina Sahelangi MBA. (Ketua Yayasan Riyadhatul Ihsab) dihadiri dan dihadiri oleh 16 orang peserta.

Fasilitator mengajak peserta berkomunikasi secara interaktif untuk menggali makna karya. Akar Sambung 4 menggambarkan pohon kebaikan yang dimiliki oleh seseorang yang Ihsan, berjiwa Tauhid, kokoh dan berdaulat.
Kedua fasilitator mengemukakan, Akar Sambung 4 merupakan salah satu Lukisan Serat karya Susilawati Susmono yang dibuat pada 11 April 2022 dan merupakan lukisan asli (original). Pada 21 Mei 2025 telah dikembangkan dalam warna emas (gold) dan telah diproduksi dalam bentuk batik tulis serta karya seni rupa tiga dimensi berupa seni relief yang ditatah sebagai icon gate pameran.
Dua kata, yakni “akar” dan “sambung” memiliki makna yang dalam. Akar merupakan bagian sangat mendasar yang menopang pohon dan memiliki fungsi sangat penting bagi tegaknya pohon. Sementara kata “sambung” menggambarkan adanya suatu hubungan yang tidak terputus. Artinya untuk menjadi ihsan, berjiwa Tauhid, memiliki pribadi yang kokoh dan berdaulat seseorang harus mengenal diri dan mengenal nasabnya. Hal ini terkait dengan bagian dari filsafat Jawa “tata, titi, titis, tetep, tutup, tuntas”.
Baca juga:
- Yayasan Riyadhatul Ihsan Gelar Pameran Tunggal Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono
- Museum Memiliki Peran dan Fungsi Strategis pada Era Budaya Layar dan Digital
Menurut Hj Krisnani Setyowati, jika diteliti dan dikaji lebih lanjut di dalam lukisan serat Akar Sambung 4 menggambarkan suatu pohon yang tumbuh dengan subur, tegak dan kokoh, tidak condong ke kiri atau ke kanan, terdapat batang, cabang, ranting, daun, buah dan bunga.
Ini menggambarkan pohon Tauhid yang akarnya kuat, cabangnya menjulang tinggi, memberikan beragam manfaat bagi lingkungannya. Pohon yang tumbuh dengan kokoh tidak terlepas dari penjagaan dan perawatan.

Sedangkan warna emas (gold) menggambarkan kualitas di dalam berbuat kebaikan semata-mata demi kemuliaan dan keridhaan dari Tuhan Yang Maha Esa. “Pesan yang sangat mendalam disampaikan oleh Ibu Susilawati Susmono melalui salah satu karyanya agar setiap diri berusaha sungguh-sungguh untuk menjadi manusia sesuai dengan kehendak-Nya dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi hidup dan kehidupan. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung dalam pameran, yakni Hamemayu Hayuning Sarira,” ucapnya.
Selanjutnya untuk dapat mengetahui sejauh mana “pohon kebaikan” tumbuh di dalam diri manusia dan sejauh mana perawatan yang dilakukan, apakah sudah dalam takaran yang sesuai, pengukurannya dapat dilakukan di Laboratorium Karakter Susilawati Susmono (LKSS), Jalan Marto Suharjo, Bantarjo, Donoharjo, Ngaglik, Sleman.
Acara diakhiri penyerahan souvenir kepada 3 pemenang kuis “Akar Sambung” oleh Hj Krisnani Setyowati dan foto bersama. (lip)
There is no ads to display, Please add some