beritabernas.com – Sejak berdiri hingga saat ini, UII telah menghasilkan 133.378 lulusan. Mereka menebar manfaat dengan beragam peran, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Ini adalah bagian dari sumbangsih UII untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan.
Jumlah lulusan tersebut termasuk 1.100 lulusan UII yang diwisuda pada periode VI Tahun Akademik 2024/2025 di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII pada Sabtu 23 Agustus dan 24 Agustus 2025.
Baca juga:
- Wisuda 673 lulusan, Rektor UII Menguraikan Manfaat Humor Secara Ilmiah
- 712 Lulusan UII Diwisuda pada Periode V Tahun Akademik 2024/ 2025
Menurut Prof Fathul Wahid ST MSc PhD, Rektor UII, dalam wisuda periode VI tahun akademik 2025/2026, sebanyak 1.100 lulusan dari berbagai jenjang mengikuti wisuda. Mereka terdiri dari 13 ahli madia, 20 sarjana terapan, 953 sarjana, 96 magister dan 18 doktor.
“Saya, atas nama keluarga besar UII menyampaikan selamat untuk semua wisudawan dan keluarganya. Menuntaskan sebuah misi tidaklah terjadi begitu saja. Ada ikhtiar terbaik yang didedikasikan. Tidak semuanya berjalan dengan lancar. Kadang ada aral yang melintang. Tetapi, alhamdulillah, dengan semangat pantang menyerah yang dilengkapi dengan dukungan dan kiriman doa tak lelah, semua berakhir dengan indah,” ucap Fathul Wahid di depan para wisudawan/wisudawati yang didampingi orangtua/wali masing-masing.

Rektor UII mengingatkan bahwa perjalanan baru menunggu para wisudawan dan kini saatnya untuk meneguhkan kiprah di tengah masyarakat. Para wisudawan/wisudawati telah menempuh perjalanan panjang, melewati tugas yang tak terhitung, ujian yang menguras tenaga hingga drama mencari tanda tangan dosen pembimbing.
Namun di tengah suasana suka cita ini, Rektor UII mengajak para wisudawan/wisudawati untuk merenung apa sebenarnya tujuan pendidikan yang sudah dijalani.
Fathul Wahid mengutip pakar pendidikan dari University of Stirling, Skotlandia, Gert Biesta (2009) yang menyebut 3 fungsi utama pendidikan yakni kualifikasi (qualification), sosialisasi (socialisation) dan subjektivitasi (subjectification). Ketiganya sama-sama penting, saling berkaitan dan membentuk fondasi manusia yang utuh.
“Meski tidak sama persis, ketiganya sejalan dengan konsep pendidikan dalam Islam: ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib (Halstead, 2004). Kualifikasi sejalan dengan ta’lim, sosialisasi sejalan dengan tarbiyah, dan subjektivitasi sejalan dengan ta’dib. Tiga konsep ini saling melengkapi, membentuk pribadi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya memilih jalan hidupnya,” kata Fathul Wahid. (lip)
There is no ads to display, Please add some