GMKI Cabang Yogyakarta Minta Kapolri Dicopot

beritabernas.com – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Yogyakarta mengecam keras tindakan represif aparat keamanan yang menyebabkan meninggalnya Affan Kurniawan, seorang driver ojek online, setelah dilindas kendaraan taktis Brimob (Barakuda) saat demonstrasi di depan Gedung DPR RI Jakarta.

Karena itu, GMKI Cabang Yogyakarta meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar segara dicopot dari jabatannya. Sebab peristiwa serupa kerap terjadi selama masa kepemimpinannya dan ini menunjukkan kegagalan sistemik dan kepemimpinan yang tidak bertanggung jawab.

“Peristiwa tragis ini mencerminkan kegagalan negara dalam menjamin keselamatan dan hak warganya untuk menyuarakan aspirasi secara damai. Tindakan brutal tersebut bukan hanya perampasan nyawa seorang warga sipil, tetapi juga merupakan bentuk pembunuhan atas prinsip demokrasi itu sendiri,” tegas Umbu Valentino Kanna Ngundju Mbani ST, Ketua GMKI Cabang Yogyakarta, dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Sabtu 30 Agustus 2025.

Menurut Umbu Valentino Kanna Ngundju Mbani, tindakan represif terhadap Affan adalah tamparan keras bagi demokrasi. Ketika suara rakyat dibungkam dengan kekerasan, negara telah gagal total menjalankan mandat konstitusionalnya. “Presiden Republik Indonesia harus bersikap tegas dengan segera copot Kapolri. Insiden ini berada dalam tanggung jawab penuh institusi Polri,” tegas Umbu Valen.

Baca juga:

GMKI Yogyakarta meminta pengusutan tuntas, independen dan transparan atas peristiwa kekerasan yang
menyebabkan wafatnya alm Affan Kurniawan. Selain itu, pemberhentian dan proses hukum tegas terhadap seluruh aparat yang terlibat, tanpa pandang bulu.

Selain itu, reformasi mendesak terhadap sektor keamanan, khususnya dalam pendekatan terhadap massa aksi, agar berorientasi pada perlindungan warga sipil, bukan intimidasi.

DPR kehilangan moral politik

Pada bagian lain, GMKI Yogyakarta menyoroti peran DPR RI dalam eskalasi krisis ini. DPR telah kehilangan moral politik dan keberpihakannya terhadap rakyat. Di tengah himpitan ekonomi nasional, DPR justru mengusulkan kenaikan tunjangan, suatu langkah yang menunjukkan kepekaan sosial yang tumpul dan pengkhianatan terhadap amanat rakyat.

“DPR bukan lagi corong rakyat, tetapi justru menjelma menjadi simbol kemewahan dan privilese. Ketika rakyat menjerit, mereka malah berjoget. Ketika negara sedang berduka, mereka malah bersandiwara. Ini bukan hanya absurd, tapi juga tidak bermoral,” tegas Umbu Valen.

GMKI Yogyakarta juga mengutuk keras pernyataan sejumlah pejabat yang tidak empatik, bahkan menyakiti hati publik dengan narasi yang sinis dan menyudutkan. Alih-alih menenangkan, para pejabat ini memperkeruh suasana dan menunjukkan ketidakmampuan moral serta intelektual dalam merespons krisis.

Meminta komitmen nyata dari DPR dan pemerintah dalam menjamin kebebasan berekspresi dan menyuarakan pendapat sebagai hak konstitusional rakyat. Kemudian, pembatalan kebijakan kenaikan tunjangan DPR RI, karena bertentangan dengan semangat efisiensi anggaran serta menambah ketimpangan sosial.

JGMKI juga meminta jminan perlindungan dan keberlanjutan kehidupan keluarga korban alm Affan
Kurniawan, sebagai bentuk tanggung jawab negara.

“GMKI Yogyakarta menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga besar
Alm Affan Kurniawan. Kami menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap tenang,
tidak terprovokasi, namun terus bersatu dalam mengawal keadilan dan demokrasi. Peristiwa ini
menjadi titik refleksi penting bahwa bangsa ini membutuhkan evaluasi menyeluruh: dari sistem
keamanan, praktik demokrasi, hingga etika politik pejabat publik. Gelombang kekecewaan rakyat
tidak bisa lagi dibungkam,” kata Umbu Valen.

Ia menambahkan bahwa GMKI Yogyakarta siap berdiri bersama rakyat Indonesia, dengan semangat pengabdian dan iman, untuk terus mengawal jalannya keadilan dan kebenaran. keadilan harus terus ditegakkan berdasarkan cinta kasih untuk mewujudkan keutuhan ciptaan di bumi indonesia. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *