Dr Raden Stevanus: Ekonomi Kreatif dan Pariwisata jadi Penggerak Utama Ekonomi DIY di Era Digital

beritabernas.com – Anggota DPRD DIY dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dr Raden Stevanus Christian Handoko S.Kom MM mengatakan sektor ekonomi kreatif dan industri pariwisata akan menjadi pilar utama kebangkitan ekonomi DIY di tengah arus transformasi digital.

Menurut Dr Raden Stevanus, sinergi antara kreativitas, budaya, dan teknologi harus menjadi arah baru pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Baca juga:

“Yogyakarta ini punya DNA kreatif yang luar biasa. Dari budaya, seni, kuliner, hingga desain dan digital art, semuanya punya potensi ekonomi yang besar. Sekarang tinggal bagaimana kita menggabungkan potensi itu dengan teknologi digital untuk menciptakan nilai tambah,” ujar Dr Raden Stevanus.

Ia menjelaskan, transformasi digital membuka ruang luas bagi pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata untuk beradaptasi dan memperluas jangkauan pasar.

“Melalui digitalisasi, pelaku usaha kreatif bisa menjangkau audiens global, sementara sektor pariwisata bisa memperkuat promosi dan pengalaman wisata berbasis teknologi, seperti virtual tour, digital storytelling, dan sistem reservasi berbasis AI,” jelasnya.

Dr Raden Stevanus Mencoba Fitur Augmented Reality di Gedung Perpusatakaan Daerah DIY. Foto: Dok pribadi

Dr Raden Stevanus menilai DIY memiliki fondasi kuat untuk mendorong pertumbuhan dua sektor tersebut. Dari sisi sumber daya manusia, DIY memiliki banyak talenta muda yang kreatif dan adaptif. Dari sisi infrastruktur, akses internet dan dukungan fasilitas digital terus meningkat, sementara dari sisi ekosistem, berbagai komunitas kreatif, startup pariwisata, dan platform digital sudah berkembang pesat di Yogyakarta.

“Kalau kita bicara ekonomi kreatif dan pariwisata, Yogyakarta sudah sangat siap. SDM kita unggul, infrastruktur digital semakin kokoh, dan iklim kolaborasi antar komunitas sangat kuat. Inilah momentum untuk mendorong Yogyakarta menjadi pusat ekonomi kreatif berbasis teknologi di Indonesia,” tambah Dr Raden Stevanus.

Ia mengatakan bahwa digitalisasi tidak boleh hanya berhenti pada promosi atau branding, tapi juga harus menyentuh aspek produksi, distribusi, dan manajemen bisnis kreatif. Dengan begitu, ekonomi kreatif dan pariwisata tidak hanya menjadi ikon budaya, tetapi juga mesin penggerak kesejahteraan masyarakat.

Namun, Dr Raden Stevanus mengingatkan pentingnya kerangka regulasi untuk memastikan transformasi digital di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata berjalan terarah. Ia menilai sudah saatnya DIY memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Yogyakarta Smart Province yang dapat menjadi payung hukum bagi pengembangan ekonomi digital dan inovasi daerah.

“Perda Yogyakarta Smart Province ini penting untuk memastikan digitalisasi tidak berjalan sendiri-sendiri. Ini soal keberlanjutan. Kita perlu kebijakan yang memperkuat ekosistem digital kreatif, melindungi pelaku usaha lokal, dan menjamin keseimbangan antara teknologi dan nilai budaya,” tegasnya.

Dr. Raden Stevanus optimistis, jika kolaborasi antara pemerintah, pelaku kreatif, komunitas digital, dan sektor pariwisata dapat berjalan sinergis, maka DIY bisa menjadi ikon ekonomi kreatif digital terdepan di Indonesia.

“Kita punya semua modalnya, tinggal bagaimana memastikan kebijakan dan ekosistemnya tumbuh seirama,” kata Raden Stevanus. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *