Desain Produk Bukan Sekadar Memperindah Tampilan Tapi Harus Fungsional dan Nyaman

beritabernas.com – Dosen Manajemen Rekayasa FTI UII Ratih Dianingtyas Kurnia PhD mengatakan, desain produk tidak sekadar memperindah tampilan sebuah benda, namun juga harus memastikan produk tersebut fungsional, nyaman, mudah digunakan dan benar-benar menjawab kebutuhan pengguna.

Dengan demikian, desain produk harus berpusat pada pengguna (user-centered design/ UCD) bukan pada selera pembuat atau perancang. “Desain produk yang berpusat pada pengguna adalah pendekatan pengembangan produk yang menempatkan kebutuhan perilaku dan pengalaman pengguna sebagai fokus utama. Pendekatan ini didasarkan pada data hasil riset pengguna seperti observasi, wawancara, survei, usability testing dan analisis konteks penggunaan. Dengan memahami pengguna secara mendalam, produk yang dihasilkan menjadi lebih relevan, mudah digunakan dan memiliki nilai yang benar-benar bermanfaat bagi penggunanya,” kata Ratih Dianingtyas Kurnia dalam kuliah umum secara daring Sabtu 29 November 2025.

Kuliah umum yang diadakan oleh Program Studi Manajemen Rekayasa, Program Sarjana FTI UII dengan tema Siap Jadi Product Designer? Yuk Kenali Dunianya bersama Manajemen Rekayasa UII ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai ruang lingkup desain produk dan pentingnya inovasi yang berangkat dari kebutuhan pengguna.

Dosen Manajemen Rekayasa FTI UII Ratih Dianingtyas Kurnia PhD. Foto: Jeri Irgo

Ratih Dianingtyas Kurnia yang memiliki kompetensi dalam bidang perancangan produk: desain berbasis pengguna, dan sistem inovasi, mengatakan, desain yang baik adalah desain yang memudahkan pengguna, bukan sekadar menambahkan banyak fungsi.

Artinya, desain yang baik mencerminkan prinsip fundamental dalam user-centered design yang menekankan kegunaan usability sebagai inti kualitas desain. Secara akademik, desain yang efektif adalah desain yang mampu mengurangi beban kognitif, menyederhanakan interaksi dan membantu pengguna mencapai tujuan dengan cepat dan efisien. Penambahan fitur yang berlebihan sering kali memunculkan feature creep yakni kondisi ketika kompleksitas meningkat tanpa memberikan nilai tambah signifikan bagi pengguna.

Oleh karena itu, menurut Ratih, desain yang baik bukan diukur dari banyaknya fungsi, tetapi dari sejauh mana solusi tersebut intuitif, mudah dipahami dan benar-benar mendukung kebutuhan pengguna.

Ratih juga menyoroti pentingnya memahami User Experience (UX) dalam proses perancangan. Menurut Ratif, produk yang baik adalah produk yang menyesuaikan kebiasaan dan preferensi pengguna, bukan sebaliknya. “Desain produk itu seharusnya mengikuti kebiasaan pengguna bukan malah memaksa pengguna untuk mengikuti desain,” kata Ratih.

Untuk memenuhi hal itu, Ratih menjelaskan bahwa seorang desainer produk perlu memahami 5 tahapan Design Thinking yakni mencakup empathize, define, ideate, prototype dan testing kepada pengguna. Keseluruhan proses ini membantu memastikan desain yang dibuat benar-benar relevan dan bermanfaat bagi pengguna.

Baca juga:

Desain bukan hanya soal kreativitas, tetapi tentang empati dan keberpihakan pada pengguna,. Hal ini menekankan bahwa desain tidak hanya soal estetika atau kreativitas, tetapi terutama tentang memahami kebutuhan, pengalaman, dan konteks pengguna. Melalui empati, desainer dapat merancang solusi yang benar-benar relevan, bermanfaat, dan berpihak pada pengguna. Dengan demikian, desain menjadi proses pemecahan masalah yang berpusat pada manusia, bukan sekadar kreasi visual.

Ratih berharap dengan mengikuti webinar ini, mahasiswa MR FTI UII dapat mengenali dunia proses desain secara menyeluruh. Kedepannya merekalah yang akan berkontribusi dalam menghadirkan produk-produk inovatif. Sosok yang tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan pengalaman penggunaan yang baik.

Melalui pemaparan yang diberikan oleh Ratih Dianingtyas Kurnia PhD, mahasiswa diperkenalkan pada konsep fundamental dalam perancangan produk modern, khususnya pendekatan User-Centered Design (UCD). Materi menegaskan bahwa desain produk bukan hanya persoalan estetika, tetapi berakar pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan, perilaku, dan konteks pengguna. Desain yang baik adalah desain yang menyederhanakan interaksi, mengurangi beban kognitif dan memberikan pengalaman penggunaan yang intuitif dan nyaman bukan sekadar menambah fitur tanpa nilai tambah.

Ratih Dianingtyas Kurnia PhD. Foto: Jeri Irgo

Pemahaman terhadap User Experience (UX) dan penerapan 5 tahapan Design Thinking (empathize, define, ideate, prototype, dan test) menjadi kunci dalam menghasilkan solusi yang relevan dan bermanfaat. Inti dari seluruh proses ini adalah empati dan keberpihakan kepada pengguna, sehingga setiap keputusan desain lahir dari kebutuhan nyata, bukan asumsi.

Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal bagi mahasiswa Manajemen Rekayasa FTI UII untuk semakin memahami lanskap dunia desain produk secara komprehensif. Dengan bekal pengetahuan mengenai UCD, UX dan proses desain yang sistematis, mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan inovasi yang bermakna dan berdampak.

Ke depan, mereka tidak hanya diharapkan menjadi perancang produk yang kreatif, tetapi juga menjadi inovator yang mampu menghadirkan kenyamanan, kebermanfaatan, dan pengalaman penggunaan yang unggul bagi masyarakat yang memiliki kompetensi dalam bidang perancangan produk: desain berbasis pengguna, dan sistem inovasi. (phj)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *