beritabernas.com – Tak banyak yang tahu kegiatan mlampah ziarah atau ziarah dengan jalan kaki dari Stasiun Purwosari ke Gua Maria Mojosongo, Solo, pada Minggu 30 November 2025, berawal dari ide spontan di sebuah warung makan.
Dari obrolan ngalor ngidul sambil menunggu makanan dihidangkan pada acara ulang tahun Melly Romel, istri Roni Romel (Ketua Komunitas Mlampah Ziara/KMZ) di Warung Makan Dhen Wir Timoho Jogja, Agnes Widha Thesiana, anggota Komunitas Mlampah Ziarah (KMZ) yang rutin mengikuti Walking Marathon de Sendangsono (WMSS) melontarkan ide spontan untuk mengadakan kegiatan mlampah ziarah seperti WMSS di Solo. Gayung pun bersambut.
Ketua Komunitas Mlampah Ziarah (KMZ) Roni Romel dan Ivan Kusuma, anggota KMZ yang sangat aktif dan selalu semangat mengikuti WMSS, yang mendengar ide tersebut serempak menyatakan Gaaaassss. Artinya, mereka kompak setuju dan mendukung mlampah ziarah ke Gua Maria Mojosongo, Solo, seperti WMSS di Jogja.

Setelah mendapat lampu hijau dari KMZ selaku penyelenggara WMSS, Agnes Widha Thesiana pun berkoordinasi dengan teman-teman anggota KMZ di Solo, antara lain Kresna JK, Bu Dyah, Bu Lucia Nugraheni, Timothius Ari Dartoko dan sebagainya.
Yang pertama mereka lakukan adalah melakukan survei rute yang akan dilalui. Menurut Ivan Kusuma, setelah mendapat rute, Agnes menginformasikan bahwa rute yang sudah disurvei pendek, hanya sekitar 9 kilometer.
Ivan pun menyampaikan hal itu kepada Ketua KMZ Roni Romel dan dijawab usahkan rutenya diulur agak panjang agar mendekati jarak mlampah ziarah untuk pemanasan WMSS di Jogja yang rata-rata 20 kilometer.
Agnes bersama Kresna pun kembali bergerak mencari rute baru dan ketemu jarak sekitar 15 kilometer. Ivan Kusuma bersama dua teman dari Jogja pun berangkat ke Solo mengecek rute baru yang akan dilalui peserta mlampah ziarah Mojosongo. Setelah mengetahui rute yang diusulkan, Ivan mengusulkan beberapa rute untuk diskip karena dianggap jalur yang ramai sehingga sulit untuk menyeberang bahkan rawan kecelakaan.
“Setelah usul diterima dan dilakukan cek ulang maka ditemukan rute yang aman dan nyaman seperti dilalui para peserta mlampah ziarah Mojosongo pada Minggu 30 November 2025. Para peserta merasa aman, nyaman dan bahagia,” kata Ivan Kusuma.

Sejumlah peserta pun mengapresi bahkan sangat kagum kepada penyelenggaran mlampah ziarah Mojosongo karena bisa menemukan rute yang aman dan nyaman bahkan smapai melewati gang-gang sempit. “Luar biasa panitia bisa menemukan rute ini. Kalau tidak ikut mlampah ziarah seperti ini, kita tidak mungkin melewati gang-gang yang sempit namun aman dan nyaman ini,” kata Lies Ratnawati, salah satu peserta mlampah ziarah Mojosongo asal Jogja.
“Betul. Mereka bisa menemukan gan-gang tikus seperti ini,” timpal seorang peserta sambil bercanda. Seperti diketahui, kegiatan mlampah ziarah di Solo yang merupakan pertama kali diadakan di luar Jogja ini diikuti 70 peserta, terdiri dari 42 orang dari Jogja, 23 orang dari Solo, 5 orang dari Surabaya dan 1 orang dari Ngawi.
Mereka start dari Stasiun Purwosari menuju Gua Mari Mojosongo, Solo sejauh 12,5 kilometer. Setelah tiba di kompleks Gua Maria Mojosongo mereka istirahat sejenak di pendipo untuk makan snack dan minum teh hanyat yang disediakan tim MZ Solo. Setelah itu, mereka mengikuti doa rosario bersama di depan patung Bunda Maria di Gua Maria Mojosongo. Setelah mengikuti doa rosario, mereka kembali ke pendopo untuk makan siang bersama dengan menu spesial sate B2 dan lainnya yang sangat enak. Setelah rangkaian acara selesai sekitar pukul 12.00, mereka kembali ke daerah masing-masing dengan kendaraan pribadi maupun KRL Solo-Jogja.
Baca juga:
- Kegiatan Mlampah Ziarah Menyebar ke Solo untuk Pertama Kali dan Sukses
- Membudayakan Ziarah dengan Jalan Kaki, 150 Peserta Siap Jalan dari Tugu ke Sendangsono
- Kegiatan Mlampah Ziarah Menyebar “Virus” Kebaikan
- Kegiatan Wlampah Ziarah dari Tugu Jogja ke Sedangsono Ikut Menggerakkan Ekonomi Rakyat
Agnes Widha pun berterima kasih atas support dari Ivan Kusuma dan tim KMZ pusat sehingga kegiatan mlampah ziarah Mojosongo yang baru pertama kali diadakan berlangsung lancar dan sukses.
“Puji Tuhan yang sederhana bisa berakhir menciptakan keakraban dan kenangan. Semua yang saya dan kami lakukan hanya karena seijin Tuhan sehingga segalanya seolah digerakkan dengan luar biasa,” kata Agnes seraya menambahkan bahwa meski bertemu dengan Pak Kresna JK, Bu Dyah dan Bu Lucia Nugraheni hanya 2-3 kali tapi bisa mendapat energi yang luar biasa.
“Maturnuwun. Sangat-sangat maturnuwun.. Sukacita saya melihat senyum panjenengan semua,” ucap Agnes seraya memohon maaf jika banyak hal yang sengaja atau tidak sengaja telah membuat kecewa dan kurang nyaman.
Sementara Timothius Ari Dartoko mengatakan tanpa dukungan tim WMSS pusat, mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Selain itu, tanpa peran serta dari peserta ikut bergabung, ide-ide mereka untuk mengadakan kegiatan mlampah ziarah di Solo hanya sebuah imajinasi.

“Dari hati yang paling dalam, terima kasih yang sebesar-sebasarnya kagem semuanya sudah kerso mendukung MZ Mojosongo 30 November 2025. Kebaikan, sukacita dan damai sejahtera bagi kita semua,” kata Timothius.
Solo jadi model
Ketua KMZ Roni Romel yang ikut langsung mlampah ziarah Mojosongo bersama isteri Melly Romel mengapresiasi kerja keras dan kerja cerdas tim MZ Solo yang hanya dalam waktu relatif singkat mempersiapkan cara tersebut dan sukses.
Roni Romel mengatakan bahwa kegiatan mlampah ziarah Mojosongo bisa menjadi model bagi daerah-daerah lain yang mengadakan kegiatan yang sama. Karena KMZ punya misi yang lebih luas yakni kegiatan mlampah ziarah bisa dilakukan di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi tim MZ Solo yang sangat luar biasa bekerja keras dan sukses menyelenggaran kegiatan mlampa ziarah Mojosongo. Hanya dalam waktu singkat bisa menghadirkan peserta yang begitu banyak mencapai 70 orang,” kata Roni Romel.
Selain dari segi jumlah peserta yang banyak-bandingkan WMSS pertama 27 Juli 2025 yang hanya diikuti 48 peserta termasuk 11 Frater dan romo-kegiatan mlampah ziarah Mojosongo juga berlangsung aman, nyaman da lancar meski tanpa relawan yang mendampingi seperti dilakukan WMSS.
Selain itu, rangkaian acara yang disiapkan begitu rapih dan tersusun dengan baik. “Yang tak kalah hebatnya, suguhannya yang enak-enak,” kata Roni Romel yang disambut gelak tawa para peserta yang begitu bahagia mengikuti mlampah ziarah Mojosongo, Solo. (phj)
There is no ads to display, Please add some