beritabernas.com – Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD mengatakan, ketika menerima atau mendapatkan data jangan langsung ditelan mentah-mentah tanpa diolah. Dengan kata lain, menerima setiap data dengan menggunakan akal sehat.
Hal itu disampaikan Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD dalam Seminar Nasional dan Pembukaan Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022 yang diselenggarakan via streaming Youtube pada Sabtu 15 Oktober 2022.
Dalam seminar nasional dengan tema Genggam Data Kuasai Dunia Menuju Era Otomatisasi itu, Rektor UII mengatakan, klasifikasi pengolahan data terbagi menjadi 3 bagian, yakni terdorong data, terinformasi data (data inform) dan terinspirasi data (data inspire).
Baca juga: 51 Persen Transaksi Data BPS Berasal dari Lingkungan Pendidikan
“Ini tergantung bagaimana kita bersikap. Apakah kita berada pada level terdorong data, terinformasi data atau terinspirasi data. Jika bersikap terdorong data maka kita mendasarkan keputusan hanya berdasarkan data, tidak bertanya lebih lanjut lagi, tidak menggunakan akal sehat Sedangkan terinformasi data, di sini kita punya kesadaran kontekstual dalam melihat data dan sekaligus kita menggunakan akal sehat,” kata Rektor UII.
Menurut Prof Fathul Wahid, seluruh masyarakat tidak boleh menelan mentah-mentah data yang disajikan. Masyarakat diharapkan dapat memberikan timbal balik berupa evaluasi terhadap data-data yang telah diterima dengan melibatkanakal sehat dan membuat hipotesis-hipotesis terhadap data yang telah didapatkan.
“Sedangkan untuk terinspirasi data, kita juga melibatkan kreativitas, menggunakan akal sehat dalam mengolah data, membangun narasi di depannya bahkan kita membangun hipotesis, mengimajinasi kemungkinan kemungkinan yang ada. Ketika sudah berada di titik itu, maka kita akan lebih banyak fokus kepada interpretasi data dan membangun kecakapan kita untuk membangun cerita di belakang data,” kata Rektor UII.
Sementara Asep Sukmayadi S.IP M.Si, Plt Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) mengatakan bahwa saat ini negara membutuhkan talenta-talenta muda yang dapat berperan aktif menjaga stabilitas keamanan negara. Hal itu dapat dilakukan dengan turut berkontibusi menjaga big data negara melalui informasi teknologi.
“Fenomena Bjorka, fenomena kompetisi yang tidak sehat di medan perebutan dan pengaruh lewat penguasaan big data dan seluruh aplikasinya, kita bisa memberikan kontribusi sebagai penyeimbang, bahwa itu tidak boleh dijadikan sebagai alat dominasi antara satu kekuatan dengan kekuatan yang lain. Karena itu, ketahanan negara sekarang juga ketahanan virtual. Ingin menyiapkan anak anak kita untuk menjadi bagian dari pelindung big data,” katanya.
Seminar nasional ini dalam rangka meningkatkan edukasi dan peran data terhadap masyarakat. Kegiatan yang berkolaborasi dengan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) ini menghadirkan pembicara Dosen Statistika UII Dr Raden Bagus Fajriya Hakim S.Si MSi, City Growth Lead, Grabfood Yogyakarta, Grab Indonesia-Yogyakarta Karina Yusanta Ayu dan Priagung Khusumanegara sebagai Lead Data Scientist Telkomsel. (lip)
There is no ads to display, Please add some