PDI Perjuangan Memberikan Perhatian Serius pada Masalah Stunting

beritabernas.com – PDI Perjuangan memberikan perhatian serius pada masalah stunting di Kabupaten Gunungkidul. Persoalan stunting atau dikenal gangguan pertumbuhan yang dialami anak akibat kekurangan gizi menuntut seluruh pemangku kepentingan pemerintah untuk mengatasi secara tuntas dan menyeluruh, mulai dari pencegahan hingga penangganan berkelanjutan.

“PDI Perjuangan menaruh perhatian serius pada permasalahan stunting ini. Berkali-kali Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendorong kader di seluruh Tanah Air berperan aktif memperjuangkan kebutuhan asupan gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Sebab pada tahap itu menentukan kualitas kesehatan berkelanjutan setiap orang untuk mewujudkan gagasan Bung Karno yang disebut Generasi Emas 2045,” kata Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil DIY MY Esti Wijayati pada kegiatan dapur umum di Balai Padukuhan Ngunut Kidul, Kelurahan Kelor, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Senin 23 Januari 2023.

Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil DIY MY Esti Wijayati berdialog dengan ank-anak, Senin 23 Januari 2023. Foto: Istimewa

Politisi PDI Perjuangan yang dua periode terpilih menjadi Anggota DPR RI ini menegaskan bahwa sudah saatnya kerja-kerja politik menjangkau akar persoalan rakyat kecil dan menyangkut urusan dapur ekonomi rakyat.

Apalagi, menurut Esti, stabilitas politik sangat ditentukan urusan dapur rakyat yang tercukupi. Karena itu, PDI Perjuangan mengajak masyarakat bangkit melawan stunting dengan fokus pada pencegahan dan penanganan yang harus dapat diakselerasi seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat sebagai langkah progresif dengan mendayagunakan potensi yang terdapat dalam keluarga.

Menurut MY Esti, balita merupakan Generasi Emas Tahun 2045 yang akan memasuki usia produktif. Tugas mereka sangat berat karena menjadi penggerak utama memajukan bangsa ini. “Jadi kalau hari ini kita semua menaruh perhatian serius pada balita dan perjuangan membebaskan Indonesia dari stunting adalah menaruh modal besar dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan berkualitas,” kata legislator di Komisi VIII DPR RI.

Terpilihnya Kelurahan Kelor Kapanewon Karangmojo sebagai tempat berlangsungnya kegiatan dapur umum relawan Posko EW PDI Perjuangan bukan tanpa alasan. Kelurahan Kelor menjadi kelurahan tertinggi kasus balita mengalami gangguan pertumbuhan panjang dan tinggi badan berada dibawah standar. Pada semester I Tahun 2022 terdapat tujuh Puskesmas di kota handayani menangani kasus tertinggi stunting meliputi ; Puskesmas Karangmojo II, Puskesmas Gedangsari I, Puskesmas Ponjong II, Puskesmas Tepus I, Puskesmas Karangmojo II dan Puskesmas Patuk I.

Kegiatan dapur umum digagas politisi PDI Perjuangan bertepatan hari ulang tahun Ibu Megawati Soekarnoputri menyediakan kegiatan pengolahan bahan makanan bergizi berupa sayuran dan protein untuk ibu hamil, ibu menyusui, beserta anak balita.

Berbagai bahan pokok makanan bergizi disiapkan Tim Relawan Posko EW seperti pembagian makanan tambahan balita berusia 6 sampai 59 bulan, makanan tambahan ibu hamil. Adapun pihak Puskesmas Karangmojo ikut berperan memberikan fasilitas pengecekan tensi dan gula darah gratis.

Politisi PDI Perjuangan juga mengingatkan, peran orang tua paling menentukan dalam keberhasilan penanganan stunting dari mulai pemenuhan kebutuhan makanan bergizi selama kehamilan ibu, pemberian ASI eksklusif sampai usia minimal 1 tahun, serta pemberian makanan pendukung ASI.

Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil DIY MY Esti Wijayati berdialog dengan ank-anak, Senin 23 Januari 2023. Foto: Istimewa

“Itu menjadi kebutuhan pokok dan utama setiap anggota keluarga yang hamil. Kebutuhan gizi ibu hamil tidak boleh ditunda-tunda karena pengaruh pada kesehatan anak dalam kandungan. Jangan sampai kebutuhan gizi ibu hamil dan kebutuhan anak balita di tahun emas itu justru kalah dengan kebutuhan bapak-bapak seperti membeli rokok,” tandas MY Esti.

Kegiatan seperti dapur umum yang digagas MY Esti Wijayati juga berani digagas pemerintah kabupaten Gunungkidul sebagai program nyata menangani stunting yang lebih menyeluruh dan menjangkau berbagai titik lokasi sulit sekalipun,” kata MY Esti.

Sementara Lurah Kelor Suratman, membenarkan ada 30  balita dikategorikan mengalami stunting oleh Pemerintah dari semula hanya 25 balita. Pihak desa telah menyikapi permasalahan itu dengan pemberian makanan tambahan setiap bulan bertepatan dengan kegiatan rutin penimbangan bayi posyandu yang jalan di tujuh padukuhan di Kelor.

“Pendekatan keluarga stunting ini memang harus pas. Karena ada juga warga yang tidak berkenan kalau bayinya dinyatakan stunting yang dipahami kekurangan asupan gizi dan gangguan pertumbuhan,” ujar Suratman. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *