Aplikasi WAVE Mobile Communicator di Ponsel Motorola LEX L11 Jamin Keamanan Komunikasi TNI

beritabernas.com – Penggunaan aplikasi WAVE Mobile Communicator dalam telepon seluler (ponsel) Motorola Lex L11 yang digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya di HubDam XVI/Pattimura, Ambon, Maluku, dijamin aman. Apalagi, Motorola Lex L11 dirancang khusus untuk keamanan enterprise.

“Desain yang berbasis pada standar industri dan penggunaan teknologi mutakhir, seperti kontainerisasi dan microservices, memastikan bahwa platform ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga mampu beradaptasi dengan tuntutan di masa mendatang. Hal ini menjadikan WAVE sebagai salah satu solusi terdepan dalam bidang komunikasi push-to-talk yang aman dan efisien,” demikian kesimpulan Nur Uswatun Hasanah, Mahasiswa Foresnsika Digital MI FTI UII, dari hasil penelitiannya berjudul Analisis Keamanan Komunikasi Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada Ponsel Hybrid dan Ponsel Konvensional dengan Pendekatan Digital Forensik Berbasis SNI ISO 27037, yang disampaikan dalam jumpa pers secara daring melalui zoom meeting, Senin 14 April 2025.

Nur Uswatun Hasanah yang berpangkat Lettu TNI dan bekerja di HubDam XVI/Pattimura, Ambon, Maluku melakukan penelitian ini untuk meraih gelar Magister Komputer (M.Kom) di Prodi Informatika, Program Magister FTI UII.

Nur Uswatun Hasanah, Mahasiswa Foresnsika Digital MI FTI UII. Foto: tangkapan layar zoom

Ia juga menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, arsitektur tingkat tinggi pada WAVE adalah contoh integrasi yang efektif antara teknologi cloud dan prinsip keamanan yang solid. “Dengan memanfaatkan Microsoft Azure, sistem ini menawarkan ketersediaan, skalabilitas dan keamanan yang diperlukan untuk komunikasi kritis,” kata Lettu Nur Uswatun Hasanah yang didampingi Dr Ahmad Luthfi S.Kom M.Kom, Dosen Pembimbing & Manajer Akademik Keilmuan, Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII dan Ir Irving Vitra Paputungan ST MSc PhD, Ketua Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII.

Menurut Nur Uswatun, Motorola LEX L11 Mission Critical LTE handheld dapat dikategorikan sebagai solusi dengan Level 4-Strategic dalam kerangka keamanan mobile. Keamanan yang diterapkan pada perangkat ini menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakannya telah berinvestasi secara signifikan dalam infrastruktur keamanan dan kebijakan yang mendukung perlindungan data serta mengintegrasikan keamanan mobile ke dalam strategi keamanan keseluruhan.

“Hal ini menjadikan Motorola LEX L11 sebagai pilihan yang sangat baik untuk lingkungan yang memerlukan tingkat keamanan tinggi, seperti di sektor pemerintahan, militer dan layanan darurat,” kata Nur Uswatun.

Dikatakan, perpaduan antara aplikasi wave dan perangkat Motorola Lex 11 membuat perangkat ini sulit untuk diakuisisi dibandingkan dengan instalasi aplikasi wave pada perangkat konvensional. Menurut Nur Uswatun, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses akuisisi pada ponsel hybrid dan konvensional dengan metode live forensic. Selain itu, untuk menganalisisi keamanan aplikasi WAVE Mobile Communicator pada ponsel hybrid sekaligus mengevaluasi pengaruh perangkat ponsel hybrid terhadap keamanan data.

Penelitian yang dilakukan fokus pada dua masalah, yakni bagaimana hasil akuisisi komunikasi aplikasi WAVE Mobile Communicator pada ponsel hybrid dan ponsel konvesional dengan pendekatan forensik. Selain itu, apakah perangkat keras Motorola LEX L11a yang digunakan TNI dan Polri memiliki tingkat keamanan data yang lebih baik dibandingkan ponsel konvesional.

BACA JUGA:

“Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbandingan keamanan Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada ponsel hybrid dan konvensional serta mengidentifikasi area di mana satu jenis perangkat mungkin memiliki keunggulan keamanan dibandingkan dengan yang lain. Informasi ini akan bermanfaat dalam pengembangan strategi keamanan komunikasi militer yang lebih efektif dan responsif terhadap ancaman siber yang terus berkembang,” kata Nur Uswatun.

Keamanan komunikasi sangat krusial

Nur Uswatun Hasanah mengatakan, keamanan komunikasi dalam lingkungan militer memainkan peran krusial dalam melindungi kerahasiaan informasi strategis. Dalam konteks ini, ponsel menjadi alat utama untuk pertukaran informasi terutama untuk TNI, dengan Aplikasi WAVE Mobile Communicator yang menjadi salah satu platform komunikasi yang digunakan.

Sementara itu, dengan pertumbuhan ancaman siber yang terus berkembang, penting untuk membandingkan keamanan aplikasi ini pada dua jenis perangkat yang umum digunakan yakni ponsel hybrid dan ponsel konvensional.

Ponsel hybrid, seperti Motorola LEX L11a yang digunakan oleh TNI memiliki kemampuan untuk menggunakan beberapa jenis teknologi komunikasi, sementara ponsel konvensional hanya terbatas pada satu jenis teknologi.

Karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan membandingkan keamanan Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada kedua jenis perangkat tersebut menggunakan pendekatan digital forensik. Melalui pendekatan digital forensik yang didasarkan pada prinsip-prinsip keamanan komunikasi militer dan standar industri, penelitian ini mengeksplorasi kelemahan potensial dan tingkat kerentanan pada aplikasi tersebut.

Metodologi ini mencakup akuisisi data forensik dari kedua jenis perangkat, analisis struktur aplikasi serta identifikasi dan evaluasi potensi kerentanan keamanan. Penelitian ini juga memperhatikan kendala teknis yang mungkin mempengaruhi keamanan aplikasi pada masing-masing jenis perangkat.

Lettu Nur Uswatun Hasanah bersama Dr Ahmad Luthfi S.Kom M.Kom dalam jumpa pers secara daring, Senin 14 April 2025. Foto: Jeri Irgo

Menurut Dr Ahmad Luthfi, hasil penelitian Nur Uswatun untuk meyakinkan sekaligus memastikan bahwa penggunaan aplikasi WAVE Mobile Communicator pada ponsel Motorola LEX L11a menjamin keamanan komunikasi di TNI, dalam hal ini di lingkungan HubDam XVI/Pattimura, Ambon, Maluku.

Sementara Irving Vitra Paputungan mengaku bangga dan bahagia atas keberhasilan Lettu Nur Uswatun Hasanah, M.Kom meraih gelar Magister Komputer (M.Kom). Pencapaian ini merupakan buah dari dedikasi, semangat juang dan kerja keras yang luar biasa, terlebih di tengah kesibukan tugas sebagai perwira di HubDam XVI/Pattimura, Ambon, Maluku.

“Prestasi Nur Uswatun Hasanah sebagai mahasiswa konsentrasi Forensika Digital ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi adik-adik mahasiswa, rekan-rekan sejawat dan generasi muda lainnya,” kata Irving.

Irving juga berharap, dengan bertambahnya ilmu dan wawasan yang dimiliki, Lettu Nur Uswatun Hasanah M.Kom dapat terus memberikan kontribusi terbaik bagi satuan, institusi TNI AD serta masyarakat luas. “Semoga ilmu yang diperoleh membawa manfaat besar dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan militer serta menjadi bekal berharga untuk perjalanan karier ke depan. Sukses selalu dan tetap semangat mengabdi untuk negeri,” kata Irving. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *