beritabernas.com – Ketua Presidium PMKRI Cabang Yogyakarta Yohanes Tola menilai berita-berita terkait penutupan patung Bunda Maria di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus Dusun Degolan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon/Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon penuh dengan narasi provokatif.
Menurut Ketua Presidium PMKRI Cabang Yogyakarta Yohanes Tola upaya membangun narasi provokatif adalah tindakan tidak terpuji.
“Kami menilai narasi-narasi provokatif yang dibungkus dengan narasi kepedulian tidak menyelesaikan masalah, justru memperkeruh suasana,” kata Yohanes Tola yang biasa Yonas dalam siaran pers yang dikirim kepada beritabernas.com, Senin 27 Maret 2023.
BACA JUGA:- Penutupan Patung Bunda Maria, Dr Stevanus: Semua Pihak Perlu Saling Menghormati
- Soal Penutupan Patung Bunda Maria di Kulonprogo, Ini Versi Polres Kulonprogo
Menurut Yonas, saat berkunjung ke Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus di Dusun Degolan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, Jumat 24 Maret 2023 malam, mereka bertemu warga yang tinggal di sekitar masjid dan rumah doa. Para warga setempat justru mengaku heran dengan narasi-narasi yang bermunculan. Karena hubungan antar masyarakat di sana damai dan harmonis.
Bahkan saat pembangunan rumah doa, menurut warga material bangunan dititipkan di halaman masjid. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat di sana rukun dan gayeng.
“Kami mengunjungi lokasi kejadian dan berdiskusi dengan warga yang tinggal di sekitar Masjid dan Rumah Doa. Warga di sana heran dengan narasi-narasi yang bermunculan. Hubungan antar masyarakat di sana damai dan harmonis. Saat pembangunan Rumah Doa pun material bangunan dititipkan di halaman Masjid, ini menjadi bukti bahwa masyarakat di sana rukun dan gayeng,” kata Yonas dalam siaran pers itu.
Karena itu, menurut Yonas, PMKRI Yogyakarta meminta semua masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyikapi secara berlebihan.
Selain itu, PMKRI Yogyakarta meminta semua pihak bekerjasama dalam menjaga kehidupan beragama di Yogyakarta. Apalagimenjelang tahun politik isu intoleransi menjadi isu sensitif yang memicu disintegrasi masyarakat.
“Kami meminta agar masyarakat bekerjasama dalam menjaga kerukunan hidup beragama di Yogyakarta dan bersikap cerdas pada narasi-narasi provokatif yang dibangun oknum atau kelompok tertentu di media sosial. Selain itu kami menuntut Kapolda DIY untuk membuka informasi terkait masalah ini ke ruang publik untuk lebih terbuka, terutama soal identitas ormas yang terlibat dalam kasus ini,” tegas Bung Rony, Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Yogyakarta. (lip)
There is no ads to display, Please add some