BPPTKG: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Cukup Tinggi, Status Siaga

beritabernas.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi selama 12-18 Juli 2024 masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Dengan demikian, status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.

Agus Budi Santoso, mewakili Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dalam siaran pers perihal Laporan Aktivitas Gunung Merapi tanggal 12-18 Juli 2024, tertanggal 19 Juli 2024, menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Gunung Merapi pun ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.

https://www.instagram.com/bpptkg/?img_index=1

Dengan aktivitas tersebut, maka potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Sementara pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif Gunung Merapi dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Lava pijar Gunung Merapi,yang membara, 20 Juli 2024. Foto: tangkapan layar video

Menurut Agus Budi Santoso, data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Untuk itu, BPPTKG meminta Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.

BACA JUGA:

Selain itu, masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya dan ewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

BPPTKG juga meminta masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi
Gunung Merapi. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *