beritabernas.com – Indonesia terus gencar membangun bendungan untuk irigasi di seluruh wilayah Indonesia. Dampak dari pembangunan bendungan tersebut, menurut Presiden Joko Widodo, mampu meningkatkan produksi pangan, termasuk beras, di Indonesia.
Bahkan dalam 3 tahun terakhir, kata Presiden Joko Widodo, Indonesia tidak lagi mengimpor beras karena produksi beras jauh melebihi kebutuhan konsumsi. Sebagai contoh, hasil produksi beras secara nasinal sebanyak 31 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi sebesar 28 juta ton per tahun Semua ini sebagai dampak dari pembangunan bendungan di Indonesia.
“Bendungan-bendungan di seluruh tanah air telah berpengaruh terhadap hasil produksi pangan kita. Hasil produksi beras secara nasional mencapai 31 juta ton, melebihi kebutuhan konsumsi nasional yang 28 juta ton. Karena itulah tiga tahun terakhir kita tidak mengimpor beras,” cuit Presiden Joko Widodo dkutip beritabernas.com dari akun twitternya.
Pada Jumat 17 Juni 2022, Presiden Joko Widodo bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang, Jawa Barat. Bendungan tersebut diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu.
Menurut Presiden Jokowi, keberadaan Bendungan Sindangheula dapat memberikan manfaat pengairan irigasi bagi kurang lebih 1.289 ha sawah, sekaligus memacu produktivitas pertanian di wilayah sekitar.
Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sebagai upaya memperkuat ketahanan air dan pangan di Jawa Timur, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan tahap akhir pembangunan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk. Pengisian air awal (impounding) direncanakan dapat dilakukan pada akhir Juni 2022.
https://www.instagram.com/kemenpupr/
Dikatakan, bendungan ini didesain memiliki kapasitas tampung 32,67 juta m3 yang bersumber dari Sungai Semantok. Bendungan dilengkapi jaringan irigasi sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya kekeringan dan meningkatkan hasil pertanian dengan menyalurkan air ke 1.900 ha areal persawahan pada musim kemarau.
“Selain itu, bendungan ini dapat mereduksi banjir sebesar 137 m3/detik, menyediakan air baku sebesar 312 liter/detik dan berpotensi menjadi destinasi pariwisata yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal,” kata Menteri PUPR dikutip beritabernas.com dari akun instagram resmi Kementerian PUPR. (lip)
There is no ads to display, Please add some