beritabernas.com – Pegiat media sosial Denny Siregar mengaku heran seorang pencipta lagu bisa jadi komisaris perusahaan pupuk negara. Padahal apa itu pupuk saja pasti gak paham. Lalu bagaimana bisa dia ikut membantu mengembangkan perusahaan?
Penempatan orang atau sumber daya manusia (SDM) yang tidak sesuai bidang dan kompetensi seperti inilah yang membuat BUMN selalu rugi, meski mereka monopoli. Denny Siregar memberi contoh, PLN yang tidak punya kompetitor di negeri ini bisa rugi sampai ratusan triliun rupiah karena tidak bisa menempatkan profesional di bidangnya.
“Siapa kompetitor PLN di negeri ini? Gak ada. Tapi kenapa mereka sampai rugi ratusan triliun rupiah? Yah, karena goblok aja. Goblok dalam menempatkan para profesional di bidangnya. Karena yang kami paham, investasi itu bukan di barang, bukan di produk, tetapi justru di orang, di sumber daya manusianya,” kata Denny Siregar dikutip beritabernas.com di akun Facebooknya, Selasa 29 Juli 2025.
Denny Siregar mengaku sampai sekarang tidak paham, kenapa ada orang yang cita-cita tertingginya ingin jadi Komisaris di perusahaan negara. Padahal beda dengan swasta, posisi komisaris itu adalah posisi penting.
BACA JUGA:
- Denny Siregar: Yang Teriak-Teriak “Demi Rakyat” Sesungguhnya Adalah Perampok
- Denny Siregar Ingatkan Pemerintah untuk Belajar dari Pengalaman Haiti
- Pemuda Katolik Sleman Minta Pemerintah Proaktif dalam Melindungi Hak-hak Beragama
Meski komisaris memang tidak menjalankan perusahaan secara penuh, karena sudah ada Direktur yang bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan. Namun, kata Denny, seorang Komisaris punya kewajiban dan kemampuan untuk membangun jaringan, berpikir bagaimana mengembangkan perusahaan sampai menentukan siapa Direktur yang cocok untuk menjalankan perusahaan. “Begitu pentingnya posisi Komisaris di perusahaan,” kata Denny Siregar.
Namun, menurut Denny, itu kalau di perusahaan swasta. Beda dengan BUMN, dimana posisi Komisaris hanya bagi-bagi jabatan. “Bayangkan, bagaimana bisa seorang pencipta lagu bisa jadi Komisaris perusahaan pupuk? Apa itu pupuk aja pasti gak paham. Lalu bagaimana bisa dia ikut membantu mengembangkan perusahaan? Itulah kenapa BUMN kita selalu rugi, meski mereka monopoli,” tegas Denny Siregar.
Denny pun mengaku sedikit pun tidak pernah terpikir untuk menjadi Komisaris di perusahaan negara, meski diiming-imingi banyak uang dan fasilitas. Karena hidup itu bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang kehormatan dan kemampuan daya tahan.
Kalau hidup cuman sekedar buat cari makan, kata Denny, monyet juga bisa hidup. “Dan sialnya, lidah kami gak panjang jadi sulit harus menjilat-jilat atasan. Mending jadi atasan sekalian, ga ada yang perintah-perintah apalagi kalau yang kasih perintah ternyata cara berpikirnya kurang karena dia dapat jabatan juga karena harus menunduk-nunduk seperti kacung yang butuh makan,” kata Denny Siregar bernada menyindiri tanpa menyebut siapa yang dimaksud. (lip)
There is no ads to display, Please add some