Denny Siregar: Yang Teriak-Teriak “Demi Rakyat” Sesungguhnya Adalah Perampok

beritabernas.com – Pegiat media sosial Denny Siregar menyebut di negeri ini banyak pemimpi. Ada yang bermimpi munculnya ratu adil, mimpi jadi pahlawan nasional, bahkan mimpi jadi Soekarno juga ada. Namun, kenyataannya berbeda semua.

“Yang teriak-teriak, “demi rakyat” sebenarnya adalah perampok semua. Tambang-tambang dikelola hanya untuk kemakmuran 1 persen dari 280 juta rakyat Indonesia. Negara tidak punya kuasa terhadap kekayaan alam mereka, akhirnya sibuk mencekek rakyatnya dengan palak sini palak sana. Dibantu usaha aja kagak, ketika hasilkan sedikit, langsung minta jatah (pajak, red),” tulis Denny Siregar dikutip beritabernas.com di akun Facebooknya, Rabu 23 Juli 2025.

Hal itu disampaikan Denny Siregar menanggapi pernyataan mantan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid yang menyebutkan bahwa daya beli turun karena masyarakat sudah tidak punya uang lagi saat ini.

“Pak @arsjadrasjid tolong jangan bangunkan pemerintah kita dari mimpi mereka. Mereka sedang enak2nya tidur dan bermimpi indah tentang ekonomi yang meroket dan rakyat sejahtera. Presiden sedang asik bolak balik ke luar negeri memamerkan jabatan yang akhirnya dia dapatkan dengan susah payah,” kata Denny Siregar bernada menyindir pejabat pemerintah.

BACA JUGA:

Menurut Denny Siregar, data pengangguran yang melonjak pun dinarasikan BPS sedemikian rupa, sehingga ketika bertemu Presiden Prabowo Subianto, karena takut dimarahi, akhirnya keluarlah angka-angka yang memberi harapan cerah. Presiden tersenyum dan kampanye, “Indonesia baik-baik saja. Siapa yang bilang negeri ini gelap? Itu pasti koruptor yang tidak suka.”

Denny mengatakan, dari dulu negeri ini banyak pemimpi, mimpi munculnya ratu adil, mimpi jadi pahlawan nasional, bahkan mimpi jadi Soekarno pun ada. Tapi kenyataannya berbeda semua.

“Yang teriak-teriak, “demi rakyat !” sebenarnya adalah perampok semua. Tambang2 dikelola hanya untuk kemakmuran 1 persen dari 280 juta rakyat Indonesia. Negara tidak punya kuasa terhadap kekayaan alam mereka, akhirnya sibuk mencekek rakyatnya dengan palak sini palak sana. Dibantu usaha aja kagak, ketika hasilkan sedikit, langsung minta jatah,” kata Denny Siregar dengan nada kesal.

Dikatakan, popularitas di sini hal yang paling utama. Gak perduli situasi susah, gak perduli rakyat kelaparan dan menderita, pokoknya semua agenda pemerintah fokus untuk kemenangan Pemilu berikutnya. Mereka denial bahwa negeri ini sedang sakit. Buat mereka, yang sakit orang kecil, karena toh para pejabat senang-senang aja. Bahkan dapat pekerjaan rangkap lagi. “Udahlah gak usah mikir, yang penting joget-joget aja,” sindir Denny.

Menurut Denny, kita seperti ada di ruang kaca, ditertawakan rakyat negara tetangga yang sedang giat bekerja supaya makmur dan sejahtera. Mereka sedang mentertawakan kita semua, sambil menasehati anak-anaknya, “Nak, lihatlah negeri itu. Mereka sibuk dengan jargon-jargon nasionalisme, tapi rakyat mereka kelaparan, pejabatnya tutup mata. Kalau kamu besar nanti jangan seperti pejabat2 itu ya. Dari dulu berkembang terus, kapan majunya?” (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *