beritabernas.com – Guna menjaga dan merawat kerukunan serta tetap setia pada Pancasila dan UUD 1945, Komisi Hubungan Antar Agama dan Penghayat Kepercayaan Gereja Maria Marganingsih Kalasan mengggelar dialog kaum muda lintas agama.
Dialog kaum muda lintas agama bertajuk NgoPI (Ngobrol Pancasila dan Indonesia) ini digelar di Pendopo Gereja Maria Marganingsih Kalasan, Sleman Jalan Solo, Senin 6 Juni 2022.
Dialog kaum muda lintas agama dan penghayat kepercayaan ini menghadirkan narasumber Omegared Yohanis Nababan selaku Pengurus Harian Pemuda Katolik Kabupaten Sleman, Pendeta Eko Kurniawan MTheo (Pengurus BKSGK-Badan Kerjasama Gereja-Gereja Kristen Kabupaten Sleman/Gembala di GITJ) dan DrH. Ariyanto Nugroho SKM MSc (Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sleman).
Selain itu, Pandita Muda Totok Tejamano SAg MHum (Pengurus Persatuan Umat Buddha Indonesia- DIY/Ketua Vihara Karangdjati, Sleman), Drs Dewa Putu Gede Raka MPd.H (Sekretaris Badan Penyiaran Hindu DIY) dan Baskoro Waskitho Husodo SPd (Ketua Pemuda Penghayat Kepercayaan DIY). Dialog dihadiri kaum muda dari agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan Penghayat Kepercayaan.
Dewa Putu Gede Raka, M.Pd.H (Sekretaris Badan Penyiaran Hindu DIY) dan Baskoro Waskitho Husodo, S.Pd (Ketua Pemuda Penghayat Kepercayaan DIY hadir sebagai narasumber. Kaum muda dari agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan Penghayat pun berkenan berpartisapasi dalam kegiatan ini.
Stefanus Sunaryo, selaku Dewan Pastoral Paroki Maria Marganingsih Kalasan, mengaku terharu ketika mendengar Indonesia Raya berkumandang dan dinyanyikan kaum muda lintas agama di pendopo ini. “Semoga kita tetap merawat semangat kebangsaan dan menjaga kerukunan antar agama dan dapat melanjutkan dalam aksi bersama,” kata St Sunaryo dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Kamis 9 Juni 2022.
Dalam acara dialog yang dipandu CB Ismulyadi itu, Totok Tejamano selaku Pandita Muda dan Pengurus Persatuan Umat Buddha Indonesia-DIY menyampaikan materi Menjaga Ideologi Pancasila untuk Persatuan Bangsa.
Menurut Totok, Pancasila dalam Negarakertagama/ Desawarnana melalui Pupuh ke 43 Sloka ke 2 menyebutkan Nahan hetu narendra bhakti ri pada çri çakyasinhasthiti, yatnagegwan i pancaçila krtasaskarabhisekakrama, lumra nama jinabhisekanira saɳ çri jñanabajreçwara, tarkka wyakaranadiçastran inaji çri natha wijñanulus.
Karena itu, menurut Totok, Baginda teguh bakti menyembah kaki Sakyamuni, teguh tawakal memegang Pancasila, laku utama, upacara suci, gelaran jina beliau yang sangat mashur ialah Sri Jnyanabadreswara, putus dalam filsafat, ilmu bahasa dan lain pengetahuan agama.
Sementara narasumber lain, Baskara Waskitha Husada, Ketua Pemuda Penghayat Kepercayaan DIY mengatakan bahwa Wewarah Tujuh sebagai nilai hidup manusia yang tertuang Pancasila. “Kami, warga Sapta Darma mempunyai sesanti, di mana saja, kepada siapa saja harus bersinar laksana surya,” ucap Baskara.
Pada akhir acara dialog, para kaum muda lintas agama menandatangani deklarasi Menjaga dan Merawat Kerukunan dan Setia pada Pancasila dan NKRI. (lip)
There is no ads to display, Please add some