Dorong Perekonomian Daerah, OJK Berdialog dengan Para Pelaku Industri di DIY

beritabernas.com – Guna mendorong perekonomian daerah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan dialog dengan para pelaku industri furnitur, kerajinan & tekstil di DIY. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi langsung perkembangan industri tersebut di tengah dinamika perekonomian global.

Dialog yang dilaksanakan di Kantor OJK DIY, Jumat 8 Agustus 2025 dan dipimpin oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar ini dihadiri lebih dari 50 anggota dari asosiasi pelaku usaha di DIY yaitu Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DIY, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY.

Dalam dialog tersebut, Mahendra menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam menyikapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen untuk produk Indonesia yang berdampak pada industri frnitur,kerajinan & tekstil Indonesia.

Mahendra mengatakan, pengenaan tarif resiprokal dari AS justru bisa dilihat secara luas sebagai kesempatan yang terbuka untuk meningkatkan volume ekspor Indonesia ke negara tersebut.

BACA JUGA:

“Maksud dari ngobrol kita ini adalah untuk saling mendengarkan dan tukar pikiran mengenai isu-isu yang dihadapi pelaku usaha di sektor tekstil, furniture, mebel, dan handicraft. Saat ini yang paling penting adalah bagaimana kita dapat merespons dengan tepat atas tarif resiprokal Amerika Serikat (AS),” kata Mahendra.

Menurut Mhendra, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara eksportir terbesar tekstil dan produk tekstil (TPT) ke Amerika Serikat. Dari total ekspor TPT Indonesia ke seluruh dunia, hampir separuhnya atau sebesar 49,7 persen ditujukan ke pasar di Amerika Serikat. Hal ini membuat Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama di sektor ini.

Sementara di sektor furnitur, 57 persen dari total ekspor Indonesia juga mengarah ke pasar Amerika Serikat yang menunjukan permintaan yang cukup tinggi dari negara tersebut. Tarif yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia tergolong paling rendah dibandingkan tiga besar negara eksportir lainnya seperti China 30 persen, Vietnam 20 persen dan India 35 persen.

Hal ini membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan volume ekspor ke Amerika Serikat terutama di tengah tekanan tarif yang lebih tinggi terhadap pesaing utama.

Mahendra pun mendorong penguatan industri dalam negeri dan peningkatan akses pembiayaan khususnya bagi UMKM Furniture, Kerajinan & Tekstil DIY yang pelaku usahanya sebagian besar ada di DIY dan Jawa Tengah.

“Kami OJK tentu berkaitan dengan aspek pembiayaan. Tapi untuk hal – hal lain. Kami siap mencatat dan menyuarakan kepada kementerian dan lembaga terkait agar pelaku usaha mendapat perhatian yang terbaik,” kata Mahendra.

Sementara Wakil Ketua Kadin DIY Robby Kusumaharta mengpresiasi forum dialog industri furniture, kerajinan & tekstil DIY dengan OJK ini. Ia pun mempersilahkan para pelaku usaha menyampaikan pandangan, masukan dan aspirasi secara langsung kepada OJK.

“Kami berharap melalui dialog ini, para pelaku usaha dapat menyampaikan langsung kondisi dan kebutuhan industry tekstil ,furniture dan kerajinan di DIY, sehingga dapat dirumuskan langkah yang tepat untuk menghasilkan solusi terbaik bagi keberlanjutan industry di daerah,” kata Robby.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK Agus Edi Siregar secara daring, Kepala Kantor OJK Provinsi Jawa Tengah Hidayat Prabowo, dan Kepala Kantor OJK Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Yunianto.

Diskusi ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara regulator, pelaku usaha dan asosiasi industri dalam menjaga daya saing dan keberlanjutan strategis nasional. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *