beritabernas.com – Sebanyak 18 kelompok karawitan yang berada di Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY turut ambil bagian dan meramaikan gelaran Festival Gamelan dalam rangkaian Merti Desa Wedomartani 2024, Jumat 8 November 2024.
Sejak pagi satu per satu kelompok karawitan empertontonkan kemampuan menabuh gamelan di pendopo kalurahan setempat. Ada kelompok anak dan remaja, dewasa, karang taruna dan kelompok yang mengkhususkan diri sebagai pegiat karawitan.
BACA JUGA:
- Wedomartani Memantapkan Diri sebagai Kalurahan Ramah Perempuan dan Anak
- FKKUB Wedomartani Terus Merawat Keberagaman
Koordinator acara festival gamelan Hastuti Setyaningrum mengatakan festival gamelan tingkat kalurahan ini merupakan yang kedua kalinya. Dengan antusiasme yang meningkat pula. Tiap kelompok diberi waktu antara 15 hingga 20 menit untuk menampilkan kemahirannya memainkan alat perkusi tradisional khas Jawa tersebut.
“Ini gelaran festival yang kedua. Kami berharap terus ada. Dan semoga menambah semangat bagi masyarakat terutama generasi muda untuk peduli tradisi serta turut nguri-uri budaya Jawa,” ungkapnya.
Hastuti mengatakan, festival gamelan ini juga mampu menjadi wadah penyaluran hobi bermusik tradisional lintas generasi. Hal ini terlihat mulai dari anak-anak setingkat sekolah dasar hingga orang tua yang sudah sepuh ikut menabuh gamelan.
“Harapan kami pemerintah desa terus melakukan pembinaan melalui program-program yang ada. Dan tentu ditingkatkan, sehingga pentas gamelan tidak hanya setahun sekali saat Merti Desa. Ini merupakan wadah yang bagus bagi desa untuk mengenalkan seni tradisi,” ujar dia.
Salah satu peserta Rini Krispo mengapresiasi penyelenggaraan festival gamelan ini. “Event seperti ini sangat bagus. Jadi ada wadah bagi kelompok gamelan untuk mementaskan diri. Meski kelompoknya baru belajar, tapi senang bisa tampil. Jadi tambah semangat untuk terus berlatih,” kata dia.
Peserta lain Renata mengungkapkan hal senada. Ia menyambut baik acara ini. “Festival gamelan ini bisa sebagai ajang memperkenalkan kelompok yang ada di kalurahan Wedomartani. Semua boleh tampil tanpa melihat apakah sudah mahir atau masih dalam taraf belajar,” terangnya.
Sejumlah masyarakat yang melintas pun antusias melihat festival gamelan yang digelar di Wedomartani. Seorang penonton mengungkapkan, dirinya sedang lewat depan kalurahan dan menyempatkan berhenti untuk melihat. “Sayang pentasnya di dalam pendopo. Mungkin kalau di panggung yang lebih terbuka, misal di panggung dekat lapangan jadi terlihat megah serta banyak orang terpikat untuk berhenti dan menonton,” ujarnya di sela acara.
Di setiap akhir penampilan, kelompok penampil mendapatkan sertifikat penghargaan dari kalurahan. Festival gamelan setingkat kalurahan ini menjadi titik pijak mengenalkan seni tradisional Jawa pada setiap generasi. (ag irawan)
There is no ads to display, Please add some