Filsafat Pendidikan sebagai Instrumen Evaluasi Sistem Pendidikan

Oleh: Ali Mansur Monesa

beritabernas.com – Hanya mereka yang berani gagal besar yang dapat meraih prestasi besar (Robert F Kennedy).

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam bermasyarakat dan bernegara. Untuk itu jika ingin mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, pertama-tama harus memperbaiki pendidikan agar menjadi lebih baik dan berkualitas. Di balik proses pendidikan yang sukses, terdapat seorang pendidik yang memiliki peranan krusial. 

Seorang calon pendidik harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang filsafat pendidikan karena hal ini akan mempengaruhi pendekatan dan praktik mereka dalam mengajar. Filsafat pendidikan memberikan kerangka kerja tentang tujuan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari pendidikan, yang pada akhirnya akan membentuk pendidik yang berkualitas.

Artikel ini akan membahas pentingnya filsafat pendidikan bagi calon pendidik dan bagaimana pemahaman tersebut dapat membantu mereka dalam menjalankan profesi mereka secara efektif.

Ada sebuah kutipan yang berbunyi Education Without Philosophy is Blind and Philosophy Without Education is Invalid (Thomas, 1869), yang artinya pendidikan tanpa filsafat adalah buta dan filsafat tanpa pendidikan itu adalah tidak valid. Ini menunjukkan bahwa pendidikan dan filsafat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendidikan tanpa landasan filsafat hanya sekadar akumulasi informasi tanpa pemahaman yang mendalam dari tujuan ataupun nilai dasar pendidikan. 

Filsafat tanpa pendidikan sama saja bahwa kita memiliki sebuah gagasan atau pandangan tetapi tidak diterapkan/ diimplementasikan. Jadinya filsafat hanya sebuah konsep tanpa memberi dampak praktis melalui Pendidikan.

Karena itu pentingnya integrasi antara pendidikan dan filsafat. Pendidikan yang berkualitas harus memiliki landasan filsafat yang kuat, sementara itu filsafat yang tidak diterapkan dalam pendidikan akan kehilangan ari dan validitasnya. Maka dari itu pendidikan dan filsafat saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

BACA JUGA:

Filsafat pendidikan membantu guru memahami tujuan akhir dari proses pendidikan, apakah itu untuk mengembangkan potensi individu, menciptakan warga negara yang baik, atau mempersiapkan siswa untuk bekerja.

Intinya filsafat pendidikan sebagai pintu masuk untuk memahami persoalan-persoalan dasar dari pendidikan, harusnya ditelaah kembali dalam konteks pengantar filosofi pedagogi sebagai jalan untuk mewujudkan tujuan hakiki dari pendidikan itu sendiri. Retakan-retakan konsep pendidikan saat ini menjadi fokus yang serius bagi para akademisi untuk merekonstruksi sebagai jalan utama dalam samudera pedagogi. Pentingnya seorang pendidik untuk memahami pangantar filsafat pendidikan.

Sebab filsafat pendidikan bekerja sebagai kompas yang mengarahkan pedagogi. Dengan kritisismenya mempelajari perspektif filosofis seperti pragmatisme, esensialisme, progresivisme atau konstruktivisme, guru memperoleh wawasan tentang berbagai konsep, teori belajar dan mengajar serta mengevaluasi setiap regulasi terkait kurikulum, infranstruktur pendidikan lainnya agar dapat berjalan sesuai arah dan tujuan yakni sampai pada kebijaksanaan dari pelaksanaan pendidikan.

Kata philosophia terdiri atas kata dua kata yaitu philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom) sehingga secara etimologis istilah filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya/cinta akan kebenaran.

Maka pengantar filsafat pendidikan membuka pintu sebagai jalan untuk kita melakukan pelayaran menuju hakikat pendidikan agar sampai pada kebijaksanan yang hakiki dengan memahami unsur-unsur pendidikan.

Sebab perkembangan peradaban suatu bangsa maupun pholis membutuhkan praktek pendidikan yang layak kepada warga negaranya (manusia) sebagai unsur pendidikan dengan memperhatikan sistem regulasi pendidikan di suatu negara tertentuh, terciptanya suatu sistem pendidikan yang menembus hakikatnya maka perdamaian suatau negara positif terjalin seperti yang dikemukan Aristoteles, bahwa pendidikan adalah landasan menuju kehidupan yang berkelanjutan dan berkembang, perkembangan Negara.

Menurutnya, salah satu metodenya adalah melakukan politik. Kekuasaan yang paling efektif adalah mendidik manusia, menumbuhkan rasa kewarganegaraan dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Maka dari itu pentingnya mengevaluasi kembali makanisme pendidikan yang sudah berlangsung lama, dengan praktek-praktek yang kiranya sudah terlalu jauh dari filosifi pendidikan.

Filosofi sebagai Canter Pedagogi

Filsafat pendidikan kita harus memasuki ruang pengantar sebagai basis awal untuk menjawab kebutuhan peradaban. Pendidikan harus berawal dari dengan menjawab asumsi-asumsi tentang manusia, sosial dan kebudayaan. Sebab pendidikan moderen telah mengalami semacam disfungsi sehingga orientasi lembaga pendidikan formal pun mulai tidak teratur serta regulasi terkait sistem pendidikan.

Orientasi pendidikan lebih mengarah pada pencapaian bukan pada proses atau dengan kata lain pendidikan mulai diarahkan pada sistem belajar mengajar yang mulai mengarah pada sistem gaya bank seperti yang diungkapkan seorang toko pendidikan Brazil Paulo Freire. Pelaksanaan sistem pendidikan perlu terus menerus dievaluasi melalui filsafat pendidikan agar tetap pada koridor pendidikan. 

Pendidikan harus mengutamakan kemerdekaan berpikir, bertindak dan berkarya sebagai manusia berdasarkan kodratnya, menciptakan sesuatu tatanan sosial yang baik, menjaga serta merawat budaya tanpa menolak peradaban jaman. Pentingnya filsafat pendidikan untuk diwajibkan sebagai dasar pemahaman.

Memasukkan ruang pedogogi kita melalui pengantar filsafat pendidikan sehingga pendidikan memiliki arah yang jelas seperti yang dilaksanakan di Prancis. Sebab dengan memahami pengantar filsafat pendidikan para pendidik mampu mengarahkan masa depan generasi yang positif mencintai Tana Air serta budaya para leluhur dan meyakini roh absolut tiga aspek penting dalam pendidikan Indonesia.

Plato mengarahkan konsep pendidikan lebih diarahkan pada pendidikan filsafat atau konsep ide yang melalui pendidikan berjenjang. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan, memupuk, mengarahkan kepada kebenaran hakiki yang bersifat kekal. Hasil dari pendidikan tersebut, harus mengabdi pada negara.  Itulah hakikat dari pendidikan maka filsafat pendidikan merupakan center dari sebuah sistem pendidikan sebagai instrumen evaluasi proses terhadap sistem (Immanuel Kant (1724-1804).

Menurutnya filsafat adalah ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi, etika dan masalah ketuhanan.

Membantu Membentuk Identitas Profesional

Filsafat pendidikan tidak hanya terbatas pada materi pelajaran yang diajarkan, tetapi juga mencakup nilai-nilai, tujuan, metode pembelajaran dan prinsip yang mendasari praktik pendidikan. Beberapa peran filsafat pendidikan untuk membantu calon pendidik menjadi pendidik yang berkualitas di masa yang akan datang.

Filsafat pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk identitas profesional seorang calon pendidik. Dengan memahami dan menginternalisasi filsafat pendidikan, calon pendidik dapat mengartikulasikan pandangan mereka tentang substansi dan tujuan pendidikan. Hal ini akan membantu mereka membangun identitas profesional yang kuat, yang akan menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan dan keputusan yang kompleks dalam profesi mereka.

Misalnya, seorang calon pendidik yang memiliki pandangan bahwa pendidikan seharusnya berfokus pada pengembangan karakter dan kepribadian siswa, akan memiliki pendekatan pengajaran yang berbeda dibandingkan dengan calon pendidik yang lebih mengutamakan prestasi akademik semata.

Pemahaman tentang filsafat pendidikan membantu calon pendidik dalam merancang dan mengarahkan proses pembelajaran. Filsafat pendidikan memberikan landasan berdasarkan tujuan, metode, dan pendekatan dalam pengajaran. Dengan memahami filsafat pendidikan, calon pendidik dapat secara efektif merancang kurikulum dan kegiatan pembelajaran yang relevan, menarik, dan efektif bagi siswa mereka. Mereka juga dapat menentukan evaluasi dan penilaian yang sesuai dengan pendekatan pendidikan yang mereka usung. Hal ini akan memastikan bahwa siswa menerima pendidikan yang holistik, yang melampaui sekadar penguasaan materi pelajaran.

Dengan demikian filsafat pendidikan memberikan landasan bagi pengembangan nilai dan sikap yang baik pada siswa. Calon pendidik perlu memahami nilai-nilai yang ingin mereka tanamkan pada siswa mereka, misalnya seperti integritas, etika, kerja sama dan penerimaan terhadap perbedaan.

Dalam sejarah filsafat pendidikan, terdapat berbagai teori dan pandangan tentang nilai-nilai moral yang harus ditanamkan dalam pendidikan. Dalam menerapkan pemahaman ini, calon pendidik dapat menyusun strategi pengajaran yang memperkuat pengembangan nilai-nilai positif pada siswa mereka, sehingga dapat membangun karakter yang baik dan bertanggung jawab.

Pendidikan membutuhkan filsafat, karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh proses filsafat.

Keyakinan para guru atau pun dosen tentang pengajaran dan pembelajaran memengaruhi banyak keputusan yang dibuat sebagai guru atau dosen. Menetapkan filosofi pendidikan membantu peserta didik membuat pilihan yang bijaksana tentang cara guru atau dosen merancang dan mengajarkan materi yang diberikan. (Ali Mansur Monesa, Mahasiswa UPY Yogyakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *