Foto Keindahan Gunung Merapi Karya Fotografer dan Civitas Akademika UII Dipamerkan di UII

beritbernas.com – Puluhan foto keindahan Gunung Merapi hasil jepretan sejumlah seniman fotografi/fotografer profesional dan civitas akademika UII dipamerkan di Gedung Mohammad Hatta Perpustakaan Pusa, Kampus Terpadu UII, mulai 10 Oktober hingga 10 November 2022.

Pameran bertajuk Merapi Bersahabat, UII Berkhidmat ini digelar atas kerjasama seniman fotografi dengan UII. Pameran ini menampilkan berbagai foto karya fotografer dari Indonesia dan mancanegara yang pernah ditampilkan pada Pameran Fotografi Internasional 2022 Bara-Api di Magelang. Selain itu, juga ditampilkan foto karya dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa UII.

Baca juga:

Menurut Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD saat membuka pameran, Senin 10 Oktober 2022, pameran ini sebagai salah satu wujud kata-kata yang tercantum dalam statuta UII yang jarang disentuh yakni seni dan budaya. UII sendiri telah membuka Lembaga Budaya Embun Kalimasada.

Rektor UII Prof Fathul Wahid (kiri), Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf UII M Suwarsono (tengah) dan kurator Teguh Santoso melihat foto-foto yang dipamerkan. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Dikatakan, di UII ada warna dalam berpendapat tentang seni dan budaya. Misalnya, ketika UII menanggap wayang, ada komentar miring, tetapi yang mengapresiasi juga banyak. Namun, variasi pendapat di dalam kampus ini, tidak membuat menyerah dalam menggiatkan seni dan budaya. Sebab seni dan budaya merupakan bagian integral yang sangat penting dalam kehidupan UII. Pameran foto ini merupakan salah satu bagian itu.

Karena itu, Rektor UII berharap melalui pameran fotogrfi ini kita bisa menikmati, bahwa ternyata Merapi itu indah dan ternyata Kampus UII juga indah luar biasa. Karena banyak sudut kampus UII yang sehari-hari kita lewati terasa biasa, namun setelah tertangkap kamera menjadi luar biasa.

Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Teguh Santosa, kurator fotografi yang juga Alumni UII, mengatakan, ketika memotret menggunakan kamera analog banyak kelemahan, antara lain seorang fotografer harus berhati-hati dalam memotret, agar tidak boros film. Selain itu,hasil foto tidak langsung dapat dilihat, kalau salah pencet harus mengulang dan tidak bisa dihapus, sehingga fotografer sangat hati-hati, merasakan dan penuh pertimbangan untuk mengambil foto.

Sementara saat ini, menurut Teguh Santosa, fotografi sangat mudah, semua orang bisa memotret obyek menggunakan smartphone, kamera canggih dan otomatis. Akibatnya, perasaan mengambil gambar menjadi tumpul. “Tantangan fotografi saat ini bukan pada teknik keindahan, tetapi pada rasa yang gampang hilang,” kata Teguh Santoso.

Risman Mara (kanan) menyerahkan buku kepada Rektor UII Prof Fathul Wahid. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Risman Mara, kurator lainnya, mengatakan, seni itu termasuk fotografi membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Artinya, sesuatu yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa setelah mendapat sentuhan seni. Karena itu, dengan nada bercanda Risman Mara berpesan kalau mencari jodoh jangan di facebook atau media sosial. Karena bisa saja di medsos tampak ganteng atau cantik tapi aslinya biasa saja.

Pameran ini menampilkan foto-foto Gunung Merapi dan foto-foto hasil jepretan civitas akademika UII dengan obyek Kampus UII. “Pameran ini sangat membanggakan dan tidak boleh underestimate dengan foto-foto yang menggunakan smartphone,” kata Teguh Santoso.

Dikatakan, foto akan berarti dan bernilai, bernuansa lain ketika dicetak. Kalau hanya dilihat dari layar hp, semua sama karena hanya dua dimensi saja. Kalau melihat foto yang dicetak ada suatu keterjutan. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *