beritabernas.com – Fransisco Simamora, Head of Maintenance & Reliability Department PT Geo Dipa Energi (Persero), mengatakan, pengelolaan aset atau Asset Management sangat penting bahkan menjadi kritis dalam operasi pembangkit geothermal. Sebab, aset yang digunakan, seperti sumur produksi, turbin, separator dan sistem injeksi, memiliki nilai investasi sangat besar, umur panjang dan beroperasi pada kondisi ekstrem (temperatur dan tekanan tinggi) yang berisiko tinggi terhadap kegagalan.
Hal itu disampaikan Fransisco Simamora dalam Kuliah Umum Perspektif Pakar yang diadakan oleh Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII, Sabtu 20 Desember 2025, dengan tema Optimalisasi Kinerja Aset Pembangkit Panas Bumi melalui Penerapan Holistik Asset Management dan Integrasi Monitoring Online.
Baca juga:
- Kuliah Umum Prodi Informatika FTI UII, Prof Adiwijaya: Teknologi sebagai Solusi Mengatasi Tantangan Sosial
- Dekan FTI UII Dorong Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa SMAN di Kota Jambi
Menurut Fransisco Simamora, PT Geo Dipa Energi (Persero) menunjukkan bahwa pengelolaan aset yang terintegrasi dan berbasis siklus hidup (life cycle asset management) berperan langsung dalam menjaga keandalan pasokan listrik, mengendalikan biaya operasi dan pemeliharaan serta meminimalkan risiko gangguan produksi akibat penurunan kinerja peralatan atau kerusakan sumur.
“Dengan asset management yang baik, PT Geo Dipa Energi mampu melakukan perencanaan pemeliharaan yang lebih prediktif, pengambilan keputusan investasi yang tepat, serta memastikan keberlanjutan operasi pembangkit geothermal secara aman, efisien dan berkelanjutan,” kata Fransisco Simamora.

Dikatakan, asset management sebagai sistem operasi aset dibangun melalui 7 pilar utama yang saling terintegrasi, yaitu Reliability yang berfokus pada identifikasi potential failure dan penentuan strategi pemeliharaan yang tepat.
Kemudian, Operation & Efficiency yang menekankan pengaturan pola operasi dan pendeteksian anomali operasi; Work Planning & Control sebagai dasar penyusunan rencana eksekusi pekerjaan dan pengelolaan sumber daya dari sisi durasi dan man power; Outage yang mengatur durasi dan lingkup pekerjaan saat penghentian operasi; Aging Asset untuk memprediksi end of life asset secara akurat; Life Cycle Cost Analysis dalam mengendalikan biaya di seluruh fase siklus hidup aset; dan Supply Chain yang memastikan pengelolaan material dan spare part berjalan efektif dan tepat waktu.
Ketujuh pilar ini, menurut Fransisco Simamora, menjadi fondasi sistematis dalam mendukung keandalan, efisiensi dan keberlanjutan kinerja aset.
Menurut Fransisco Simamora, pemahaman mengenai manajemen aset sebagai Sistem Operasi Aset diharapkan dapat memberikan wawasan penting bagi mahasiswa tentang bagaimana aset perusahaan, khususnya di sektor energi dan pembangkit, dapat dikelola secara holistik untuk mencapai kinerja yang andal, efisien dan berkelanjutan.
“Dengan menguasai konsep tujuh pilar tersebut mulai dari keandalan, operasi, perencanaan kerja, pengelolaan outage, aset yang menua, analisis biaya siklus hidup hingga supply chain, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan pendekatan praktis dalam pengambilan keputusan, optimalisasi aset dan mitigasi risiko, yang sangat berguna dalam karier profesional di industri teknik maupun manajemen,” Fransisco Simamora.
Sementara Ir Winda Nur Cahyo ST MT PhD IPM. ASEAN.Eng APEC.Eng, Ketua- Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII yang juga Pakar Manajemen Aset, mengatakan, perkembangan industri energi panas bumi yang semakin strategis dalam mendukung transisi energi nasional menuntut pengelolaan aset pembangkit yang andal, efisien dan berkelanjutan.
Kompleksitas aset pembangkit panas bumi-mulai dari sumur, fasilitas permukaan hingga sistem pembangkitan serta tantangan operasi pada kondisi ekstrem menjadikan penerapan Asset Management secara holistik dan terintegrasi sebagai kebutuhan yang tidak terelakkan.

Di sisi lain, kemajuan teknologi digital melalui monitoring online membuka peluang besar untuk meningkatkan keandalan aset, ketepatan pengambilan keputusan, serta optimalisasi kinerja dan umur aset secara berkelanjutan.
Dengan alasan itu, menurut Winda Nur Cahyo, Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII berinisiatif menyelenggarakan kuliah umum Perspektif Pakar dengan tema Optimalisasi Kinerja Aset Pembangkit Panas Bumi melalui Penerapan Holistik Asset Management dan Integrasi Monitoring Online ini.
Hal ini dimaksudkan sebagai wadah pengayaan wawasan dan transfer pengetahuan praktis dari pakar kepada mahasiswa S1, S2 dan S3 serta professional/umum.
“Kegiatan ini juga diharapkan mampu menjembatani pemahaman akademik dengan praktik terbaik industri, sekaligus membekali mahasiswa dengan perspektif strategis dan aplikatif dalam pengelolaan aset energi panas bumi di masa depan,” kata Winda Nur Cahyo. (phj)
There is no ads to display, Please add some