FTI UII Bekerjasama dengan Desa Girirejo Ngablak Mengatasi Masalah Sampah

beritabernas.com – Masalah sampah masih menjadi problem bagi masyarakat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, termasuk di Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak. Karena itu, FTI UII bekerjsama dengan Pemerintah Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang melalui Program Pengabdian Masyarakat untuk mengatasi masalah sampah.

Hal ini sesuai dengan hasil asesmen lapangan pada 24 Desember 2021, dimana FTI UII bersedia membantu masyarakat Desa Girirejo berupa peralatan pengolahan sampah yang dibutuhkan sehingga sampah bisa terurai.

“Mengolah sampah untuk dijadikan barang ekonomis. Pengolahan sampah ini diharapkan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi pemuda-pemudi desa dan menjaga lingkungan tetap bersih,” kata Dekan FTI UII Prof Dr Hari Purnomo MT IPU ASEAN.Eng kepada wartawan di Kampus FTI UII, Jumat 15 Juli 2022.

Ruang pembakaran sampah bagian dari insenerator. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Prof Hari Purnomo, sampah, masih menjadi problem bagi masyarakat di Kabupaten Magelang. Karena itu, Pemkab Magelang diharapkan segera mengatasi persoalan sampah melalui pengembangan Tempat Pengolahan Sampah-Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di setiap desa. Seba masih banyak masyarakat membuang sampah sembarangan, termasuk membuang sampah di sungai.

Dikatakan, produksi sampah masyarakat rata-rata 500 gram setiap hari. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk berjumlah 1,3 juta warga, maka akan menghasilkan sampah sekitar 600 ton sampah per hari. Sementara dua TPA (tempat penampungan akhir) hanya mampu menampung 100 ton sampah per hari, sehingga masih sisa sekitar 500 ton sampah yang tidak bisa dibuang.

Sisa sampah ini menjadi problem sehingga diharapkan setiap desa atau gabungan desa mempunyai TPS3R untuk mengatasi masalah sampah tersebut. Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Desa Ngablak, Kabupaten Magelang berdiri tahun 2021 dan saat ini telah mampu mengolah berbagai jenis sampah lokal. Teknik pengolahan sampah diawali dengan pemilahan oleh petugas berdasarkan tipe sampah organik, sampah plastik kemasan, sampah botol bekas dan terakhir sampah residu.

Insenerator Ramah Lingkungan
 
Terkait dengan hal itu, FTI UII melibatkan program studi Teknik Kimia dan segera akan melibatkan 5 program studi lainnya, yakni Teknik Industri, Teknik Mesin, Informatika, Teknik Elektro dan Rekayasa Tekstil untuk mengembangkan Insenerator Ramah Lingkungan.

Ruang pengeringan dari insenerator pengolahan sampah ramah lingkungan karya dosen dan mahasiswa FTI UII. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Cholila Tamzysi ST M.Eng, Peneliti & Dosen Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana yang didampingi Guntur Martha Baya, mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana angkatan 2019 FTI UII, cara kerja sampah organik diproses menjadi pupuk kompos dan sebagian diolah dengan teknologi maggot sebagai bahan pakan ternak.

Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan ulang dikumpulkan untuk dijual kepada pengepul, sedangkan sampah residu yang terdiri dari plastik tidak layak jual dan popok dikirim ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang.

Data sampah residu tahun 2021 menunjukkan penumpukan sampah akibat tidak adanya teknologi pengolahan jenis sampah tersebut. Sementara di sisi lain, pihak pengelola desa sendiri menghabiskan kurang lebih Rp 1 juta per bulan untuk biaya transportasi dari desa ke kota.

Scrubber air (kanan) dan ruang filter dari insenerator. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dalam program ini, sampah residu diusulkan untuk diproses dengan teknologi termal atau sering disebut dengan insenerator. Desa Ngablak berlokasi di area dataran tinggi gunung Merbabu sehingga memiliki kecenderungan iklim basah.

Hal ini menyebabkan pengolahan sampah dengan teknologi termal akan membutuhkan banyak energi. Untuk itu teknologi insenerator yang diusulkan dilengkapi dengan pengering/ dryer yang memanfaatkan flue gas dari ruang bakar. Selain itu, asap yang timbul dari hasil pembakaran akan diproses dengan filter kapur dan scrubber air sehingga gas yang keluar menjadi bersih.

Tim pendampingan pemberdayaan masyarakat Fakultas Teknologi Industri UII bekerjasama dengan perangkat Desa Ngablak juga berupaya untuk melakukan peningkatan sumber daya manusia di bidang pengolahan limbah selama tahun 2021.
 
Tujuan dari program pengabdian ini adalah untuk menambah wawasan dan kemampuan praktik masyarakat Desa Ngablak dan mereduksi limbah residu secara konkrit. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan edukasi, pelatihan dan pendampingan bagi para warga. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *