Gelar Coffee Ramadhan Lecture, FTSP UII Angkat Topik Tol Laut dan Kebijakan Mobilitas Nasional

beritabernas.com – Untuk melanjutkan kegiatan bulanan Coffee Morning Lecture, FTSP UII menggelar Coffee Ramadhan Lecture di Ruang IRC Kampus FTSP UII, Jumat 31 Maret 2023. Coffee Ramadhan Lecture mengangkat tema Tol Laut dan Kebijakan Mobilitas Nasional di Masa Depan.

Karena bertepatan dengan bulan suci Ramadhan maka acara Coffee Morning Lecture yang biasanya diadakan pagi hari, kali ini diadakan sore hari dengan nama Coffee Ramadhan Lecture yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Selanjutnya kegiatan kembali digelar pada pagi hari.

BACA JUGA:

Dekan FTSP Dr-Ing Ilya Fadjar Maharika mengatakan, tema yang diangkat dalam Coffee Morning Lecture berbeda-beda yang menyangkut program pembangunan pemerintah pusat untuk kepentingan seluruh rakyat.

Bila pada acara Coffee Morning Lecture pertama pada bulan Pebruari 2023 mengangkat tema Prospek dan Tantangan Penerapan Hydropower di Indonesia, maka pada acara Coffee Ramadhan Lecture mengangkat tema Tol Laut dan Kebijakan Mobilitas Nasional di Masa Depan.

Pramusinto SE MM, Direktur Keuangan PT PP Semarang Demak. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dalam Coffee Ramadhan Lecture ini menghadirkan dua narasumber yakni Pramusinto SE MM, Direktur Keuangan PT PP Semarang Demak dan Novik Kurohman ST MSc, HRD Kementerian PUPR RI, dengan moderator Dr Ir Arif Wismadi MSc (Dosen FTSP UII).

Menurut Dr-Ing Ilya Fajar Maharika, topik yang diangkat dalam Coffee Morning Lecture terkait kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kebutuhan rakyat banyak. Acara seperti ini sebagai bentuk kepedulian perguruan tinggi, dalam hal ini FTSP UII, untuk ikut sumbang saran dan urun rembug terkait kebijakan nasional tersebut agar pelaksanaannya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Dr Ir Arif Wismadi MSc (Dosen FTSP UII). Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Sementara Dr Ir Arif Wismadi MSc dalam pengantarnya mengatakan, perlu dicari cara bagaimana agar waktu tempuh tol di Indonesia lebih cepat atau minimal sama dengan di Malaysia. Di Malaysia, waktu tempat hanya 1,2 jam per 100 kilometer, sementara di Indonesia waktu tempuh masih 2,7 jam per 100 kilometer. Ini merupakan masalah tol yang harus segera diatasi.

Sementara terkait tol laut, menurut Arif Wismadi, bagaimana agar harga barang yang ada di Surabaya sama dengan di Timika, Papua yang diangkut dengan tol laut. Kenyataannya, sampai saat ini harga barang di Timika, Papua masih lebih mahal dibanding di Surabaya meski diangkut dengan tol laut. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *