Generasi Muda Perlu Mengenal Wayang Kulit

beritabernas.com – RB Dwi Wahyu Budiantoro SPd MSi, Anggota DPRD DIY dari PDI Perjuangan, menginisiasi pergelaran wayang kulit di Kampung Gamelan, Kraton, Kota Yogyakarta, Jumat 30 Agustus 2024.

Pergelaran wayang kulit bekerjasama dengan Sanggar Seni “Sekar Arum” atau Sanggar Seni Pertunjukan, Sendangsari, Pajangan, Bantul, DIY dengan lakon Watu Gunung ini menampilkan dalang Ki Restu Wijayadi.

“Pergelaran wayang kulit malam ini merupakan upaya untuk melestarikan atau nguri-nguri seni tradisional sekaligus untuk mengenalkan wayang kulit kepada generasi muda,” kata Dwi Wahyu yang dikenal dengan nama Duwek.

Menurut Dwi, generasi milenial dan generasi Z harus mengenal seni dan budaya lokal, termasuk wayang kulit. Dengan menonton pergelaran wayang kulit maka akan diperoleh filosofi dan ajaran tentang kejujuran, keberanian, dan ajaran yang baik lainnya.

Wawan Harmawan. Foto: Y Sri Susilo

“Untuk diketahui, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan wayang kulit sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia,” kata Dwi Wahyu yang kembali terpilih sebagai Anggota DPRD DIY periode 2024-2029 pada Pemilu 2024.

Sementara Wawan Harmawan SE MM, Wakil Ketua Kadin DIY yang juga Calon Wakil Walikota Yogyakarta yang berpasangan dengan Hasto Wardoyo pada Pilkada Kota Yogyakarta 27 November 2024, berharap dengan pergelaran wayang malam kulit apresiasi generasi muda terhadap seni wayang kulit semakin meningkat.

Menurut Wawan, gelar seni wayang kulit harus diselenggarakan secara rutin agar tetap lestari. “Di wilayah perdesaan pergelaran wayang kulit akan diikuti dengan aktivitas pasar malam mini. Dengan demikian pergelaran tersebut dapat berdampak ekonomi, khususnya bagi pedagang mikro dan kecil,” kata Wawan Harmawan.

Ia pun mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada Mas Dwi Wahyu yang telah menginisisi pergelaran wayang kulit ini. Apresiasi juga diberikan kepada warga Kampung Gamelan dan sekitarnya yang  bersedia menikmati pergelaran wayang kulit.

“Sungguh menggembirakan karena cukup banyak anak muda yang nonton dan menikmati wayang kulit malam ini,” kata Wawan Harmawan yang juga sebagai Bendahara KONI DIY.

BACA JUGA:

Pergelaran wayang kulit dengan lakon “Watu Gunung” dihadiri sekitar 300 penonton. Selain RB Dwi Wahyu Budiantoro dan Wawan Harmawan juga hadir sejumlah tokoh masyarakat dan Pengurus Pokdarwis “Panembahan Semarak”a ntara lain Y Sri Susilo, “Bento” Suharyanto, M Dwi Pramono serta Pengurus RT/RW, aparat Polsek Kraton dan Koramil Kraton, Kota Yogyakarta.

Wayang Kulit & Generasi Muda

Menurut Y Sri Susilo, setiap negara di dunia memiliki keunikan masing-masing, termasuk Indonesia. Keunikan Indonesia sendiri berasal dari adat istiadat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal yang ada. Setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal masing-masing.

Wayang kulit merupakan seni dan budaya yang berkembang di Yogyakarta. Wayang kulit adalah kesenian tradisional yang lahir, hidup, tumbuh, berkembang terutama dalam masyarakat Jawa. Beberapa referensi menyatakan bahwa wayang kulit bukan sekadar pertunjukan, tapi dulu merupakan media permenungan menuju roh spiritual para dewa.

Pada saat ini pertunjukan wayang kulit menjadi media untuk menyampaikan informasi yang cukup efektif di kalangan masyarakat di Jawa, termasuk Yogyakarta. Karena itu, gelaran wayang kulit perlu dilestarikan agar generasi saat ini juga mengenal wayang kulit. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *