Green Leadhership Dibutuhkan untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

beritabernas.com – Bangsa Indonesia menghadapi tantangan global, regional dan nasional. Tantangan tersebut sedikitnya ada 3, yakni perubahan iklim berupa kenaikan suhu suhu bumi, permukaan air laut, ancaman kekurangan pangan (kelapangan) dan bencana iklim seperti kekeringan, suhu ekstrim, badai, kebakaran hutan dan banjir. Selain itu, hilangnya keanekaragaman hayat, dan polusi, limbah dan sampah.

Untuk menghadapi tantangan itu dibutuhkan Green Leadership atau kepemimpinan hijau, yakni kemampuan seorang pemimpin untuk membuat kebijakan yang pro-lingkungan dan mempengaruhi orang lain pada organisasi untuk mendukung kebijakan tersebut.

Green leadership juga bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menggerakkan orang dan memobilisasi organisasi untuk mewujudkan visi keberlanjutan ekologis jangka panjang.

Gubernur Lemhannas RI foto bersama para narasumber, panitia dan peserta Seminar Nasional Lemhannas PPRA 66. Foto: Istimewa

Demikian pokok-pokok pikiran dalam seminar nasional bertema Akselerasi Transformasi Green Leadership bagi Generasi Muda Guna Mewujudkan Indonesia Emas 2045. Seminar ini diprakarsai oleh peserta Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVI di Gedung Dwi Warna Lemhannas RI Jakarta, Selasa 20 Agustus 2024.

Ketua Tim Perumus dan Pembahas Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP M.Si yang juga dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mengatakan karektristrik Green Leadership, khususnya bagi generasi muda Indonesia yang memiliki surplus demografi Gen milenial 25,87% atau 69,38 juta jiwa dan Gen-Z 27,94% atau 74,93 juta jiwa, yaitu kepedulian dan dukungan terhadap Environmental (lingkungan), Performance (kinerja), knowledge (pengetahuan), sustainable (berkelanjutan) dan capability (kemampuan).

BACA JUGA:

Kemudian management (pengelolaan), research (penelitian), innovation (inovasi), production (Produksi), dan adaptive (Adaptif).

“Karakteristik tersebut sebagai modal dasar untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki potensi sumber daya yang luar biasa dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan pariwisata yang mengandalkan keasrian, keindahan dan keaslian alam seperti ekowisata, agrowisata dan eduwisata,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menerima cendera mata dari Plt Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono disaksikan Menteri Pariwisata, Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Foto: Istimewa

Prof Adhi Iman menegaskan, kita membutuhkan Green Leadership untuk menghadapi tentangan permasalahan tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi transformasi green leadership bagi generasi muda ada empat. Pertama, faktor instrinsik (motivasi) dan ekstrinsik (inpirasi) dan suri tauladan/contoh baik tentang Green Leadership.

Kedua, kebijakan dan kurikulum pendidikan serta pemberdayaan masyarakat untuk membentuk karakter Green Leadership. Ketiga, pemanfaatan potensi sumber daya kekayaan alam khususnya ekonomi hijau dan energi baru terbarukan. Keempat, konsistensi Reward and Punishment kebijakan perlindungan pelestarian lingkungan serta pencegahan kerusakan lingkungan. (*)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *