Grego Julius Orchestra: Meracik Nada, Merangkai Harmoni

beritabernas.com – Grego Julius kembali menggelar orkestra dengan mempersembahkan 22 lagu ciptaannya sendiri. Bukan sekadar konser, ini adalah perjalanan spiritual Grego melalui musik. Bersama orkestranya, kita diajak menyelami nada yang berubah menjadi doa dan harmoni yang menjadi pujian di orkestranya yang bertajuk Simfoni Bagi Sang Pencipta, Saat Nada Menjadi Doa di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma (USD), Sabtu 18 Oktober 2025 malam.

Dalam konsernya, Grego ingin menyampaikan pesan doa, ungkapan syukur dan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Kuasa lewat lagu rohani yang variatif mulai dari pop, klasik, jazz, bosanova, Latin dan sebagainya.

Baca juga:

Lahir di Klaten pada 25 September 1954 tak mengurangi semangatnya dalam berkarya. Dalam 22 lagu yang dipersembahkan, ada 2 lagu yang bagi dia spesial, yakni lagu Aku Mohon Ampun yang ditulis saat mengalami depresi berat dan satu lagu yang lahir saat melepas anak bungsunya menikah.

“Lagu Aku Mohon Ampun saya ciptakan saat saya diberi pelajaran oleh Tuhan, di mana saya sakit tidak sembuh-sembuh dan saya tidak tahu sakit saya apa. Saya kemudian berdoa. Sakit saya ternyata karena depresi. Saya coba ungkapkan rasa penyesalan saya, saya mohon ampun pada Tuhan. Lagu kedua saya tulis dengan tetesan air mata saat melepas anak saya menikah dan meninggalkan rumah,” ungkap pria yang menyelesaikan program doktoral di Santa Barbara University of California, USA pada tahun 1997.

Grego Julius saat diwawancarai media sebelum acara konser digelar. Foto: Clementine Roesiani

Perjalanan karir Grego diawali pada 27 Juni 1978 di penerbit Intan yang sekarang dikenal sebagai PT Intan Pariwara, tempat di mana dedikasi dan kepemimpinannya terus hidup hingga hari ini. Meski tak menempuh pendidikan musik secara formal, ia membuktikan bahwa semangat dan ketulusan dapat menciptakan simfoni yang menggugah rasa dengan semboyannya yang terkenal “Semangat Bisa”. Ia menegaskan, ketika hati kita menyala, maka tidak ada nada yang terlalu tinggi untuk dijangkau.

Kini, setelah melewati usia 70 tahun, ia mempersembahkan sisa hidupnya untuk mengajak kita berdoa, bersyukur dan memuji Tuhan melalui karya musik dan lagu-lagu rohani ciptaannya. Konser yang dipimpinnya ini tidak hanya mengajak kita mendengarkan nada dan harmoni, tetapi juga menyimak doa yang dinyanyikan lewat melodi.

Dalam konser ini, tampil penyanyi berbakat seperti Didik, Asriuni, Anik, Agnes, Gracia, dan Cyntia. Kehadiran paduan suara ternama Mary Ignacio, Cantores Maguwo, Swara Sekawan, Kidung Tyas Dalem, Vox Norte dan Duta Voice menambah megah suasana konser. Semua karya dipersembahkan tanpa orientasi komersial, diselenggarakan secara cuma-cuma sebagai bentuk pelayanan iman yang tulus.

Di usia 70 tahun, semangat berkarya tak pernah padam. Konser ini adalah kisah inspiratif Grego lewat musik dan karyanya yang menyentuh. (Clementine Roesiani)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *