Guru SBP Bisa Menjadi Andalan Madrasah

beritabernas.com – Guru Seni Budaya dan Prakarya (SBP) bisa menjadi andalan dalam mengenalkan madrasah kepada masyarakat. Dengan berbagai latar belakang keilmuannya, baik tari, musik, lukis, kerajinan, boga, semuanya bisa berperan membuat branding madrasah. Jadi peran guru SBP ini benar-benar sangat strategis.

Hal itu dikatakan Kepala MTsN 5 Bantul Faris Mansuri S.Ag saat memberikan sambutan dalam pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya dan Prakarya MTs se Bantul di “Kampus Hijau” Grudo Panjangrejo Pundong, Kamis 21 November 2024.

“Meski baru sekali ini bertemu dengan para guru SBK, namun saya sudah bisa langsung melihat bahwa masing-masing personil memiliki potensi masing-masing yang khas sesuai latar belakang keilmuannya. Dan saya yakin bapak ibu dekat dengan para siswa utamanya mereka yang memiliki bakat seni maupun keterampilan tertentu,” tandas Faris.

Peserta pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya dan Prakarya MTs se Bantul. Foto: Istimewa

Ketua MGMP Ahmad Mutahid, S.Pd menyampaikan ucapan terimakasih atas sambutan dan fasilitas yang luar biasa yang diberikan MTsN 5 Bantul selaku tuan rumah. Sesi selanjutnya diadakan musyawarah dan dihasilkan beberapa keputusan, pertama, untuk ASAS/PAS semester gasal dibuat sendiri-sendiri oleh madrasah.

Hal ini mengingat masing-masing madrasah memiliki pilihan materi yang dominan. Untuk seni budaya ada yang dominan seni musik, ada yang dominan seni rupa, ada yang dominan seni tari. Sedangkan prakarya ada yang dominan kerajinan, ada rekayasa, ada pengolahan dan ada yang budidaya.

Keputusan kedua, pada minggu kedua Desember akan diadakan kunjungan ke Kemuning- Candi Sukuh- Lokananta  (solo).

BACA JUGA:

Keputusan ketiga, mulai Januari 2025 akan mengaktifkan dan mengefetifkan iuran rutin setiap bulannya dengan memperhatikan status masing-masing guru, ada golongan ASN bersertifikasi, ASN belum bersertifikasi, honor bersertifikasi dan honor belum sertifikasi.

“Konsekuensi logis atas penerapan iuran setiap bulan, maka pertemuan yang sebelumnya setiap tiga bulan akan diubah menjadi tiga bulan sekali,” imbuh Mutahid.

Untuk selanjutnya frekuensi pertemuan akan ditingkatkan, dari 3 bulan sekali menjadi sebulan sekali. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *