Implementasi e-Learning Perlu Memperhatikan Aspek Pengguna, Organisasi, Teknologi dan Manfaat

beritabernas.com – Penerapan atau implementasi pembelajaran secara daring atau e-learning harus memperhatikan 4 aspek penting yang saling terkait, yakni kepuasan pengguna (human), dukungan organisasi, teknologi yang memadai dan manfaat bagi pengguna/peserta.

Dari hasil penelitian Tri Suwarno S.Kom M.Kom, Mahasiswa Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII, yang berjudul Evaluasi Sistem E-learning Menggunakan Model Human, Organization and Technology–Fit (HOT–FIT): Studi Kasus Program Online Course AIPKI Wilayah IV di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, merekomendasikan bahwa implementasi pembelajaran dengan sistem e-learning masih dapat ditingkatkan dari aspek manfaat.

Menurut Tri Suwarno dalam jumpa pers secara daring, Kamis 22 Desember 2022, penelitian yang dilakukannya menganalisis mengenai implementasi e-learning di FK UII sebagai program online course yang diselenggarakan oleh AIPKI Wilayah IV. E-learning ini sebagai bentuk dukungan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kemendikbud RI.

Dalam penelitian ini, Tri Suwarno menerapkan model HOT-Fit untuk mengukur kesuksesan implementasi e- learning di FK UII sebagai salah satu anggota AIPKI Wilayah IV yang menerapkan e-learning. Metode evaluasi HOT-Fit merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem informasi e-learning di bidang pendidikan.

Baca juga:

Menurut Tri Suwarno, metode HOT-Fit memiliki 4 aspek yaitu aspek teknologi (technology) terdiri dari variabel kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan, aspek manusia (human) terdiri dari penggunaan sistem dan kepuasan pengguna, aspek organisasi (organization) terdiri dari struktur organisasi dan lingkungan organisasi serta aspek manfaat (net benefits).

Variabel yang ada saling mempengaruhi yaitu variabel teknologi mempengaruhi manusia sebagai pengguna akhir dan juga mempengaruhi manfaat yang didapatkan. Dari sisi teknologi, manusia dan organisasi juga mempengaruhi net benefits.

Dalam penelitian ini ditemukan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan yaitu dari sisi teknologi (technology) kualitas sistem dan kualitas informasi memiliki peranan penting terhadap kepuasan pengguna dan struktur organisasi. 

Sementara di sisi lain, kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem, kepuasan pengguna dan struktur pada organisasi. Dari sisi manusia (human) sebagai pengguna akhir sistem, faktor kepuasaan pengguna berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem. 

Sedangkan dari aspek organisasi (organization), struktur organisasi yaitu berpengaruh positif dan signifikan terhadap lingkungan organisasi. Organisasi (struktur dan lingkungan) dan kepuasan pengguna memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap manfaat sistem (net benefits).

“Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi e-learning masih dapat diperlukan untuk mencapai manfaat lebih yang didapat oleh peserta didik dengan memperhatikan kepuasan pengguna (human), dukungan organisasi dan teknologi yang memadai,” kata Tri Suwarno yang didampingi Dr R Teduh Dirgahayu ST MSc sebagai Dosen Pembimbing yang juga Ketua Jurusan Informatika FTI UII dan Irving Vitra Paputungan ST MSc PhD, Ketua Program Studi Informatika Program Magister FTI UII.

Menurut Tri Suwarno, populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa peserta e-learning di FK UII dengan 124 sampel yang diambil secara purposive sampling. Analisis data dilakukan secara regresi. Pengujian hipotesis didapatkan hasil bahwa terdapat 11 hipotesis yang diterima dan 6 hipotesis yang ditolak.

Sistem e-learning merupakan media pembelajaran yang diterapkan AIPKI Wilayah IV yang di dalamnya termasuk Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII). E-learning ini merupakan salah satu implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Ristek).

Dalam programMBKM,, mahasiswa diberi kebebasan untuk mengambil mata kuliah di luar program studi sehingga mereka dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.

Salah satu lembaga atau organisasi yang memanfaatkan kurikulum/program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Wilayah IV dengan mengadakan pembelajaran daring dengan membuka matakuliah blok elektif untuk pendidikan kedokteran anggota asosiasi. Dalam program ini, AIPKI menerapkan sistem e-learning sebagai media pembelajaran. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *