Insenerator Sangat Membantu Mengatasi Masalah Sampah Residu di Girirejo Magelang

beritabernaas.com – Insenerator, alat pemusnah sampah residu ramah lingkungan, sangat membantu mengatasi masalah sampah residu, di Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Dengan alat insenerator buatan dosen/mahasiswa Teknik Kimia FTI UII, sampah residu yang tidak terpakai atau tidak punya nilai jual bisa dimusnahkan melalui proses pengeringan lalu dibakar dalam sebuah tempat tertutup tanpa menimbulkan polusi sehingga sangat ramah lingkungan.

Baca berita terkait:

“Dengan adanya alat ini (insenerator, red) kami merasa sangat terbantu untuk mengatasi sampah residu yang tidak punya nilai jual. Sampah-sampah yang biasanya dibuang seperti plastik-plastik yang berhologram, yang tidak ada nilai jualnya bisa dimusnahkan dengan alat ini. Demikian pula sampah basah seperti pempers dan plastik berhologram yang mencapai 1 ton per hari bisa dikurangi/dimusnahkan dengan alat ini,” kata Nursalim, Kasi Pemerintahan Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang ketika ditemui beritabernas.com di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di Dusun Matran Kulon, Desa Girirejo, Sabtu 27 Agustus 2022.

Prof Dr Ir Hari Purnomo MT IPU ASEAN.Eng, Dekan FTI UII (kanan) bersama Cholila Tamzysi ST M.Eng selaku Peneliti & Dosen Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana FTI UII dan Nursalim (Kasi Pemerintahan Desa Girirejo) menjelaskan cara kerja insenerator di TPS3R Girirejo, Ngablak, Sabtu 27 Agustus 2022. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Nursalim, untuk mengoptimalkan proses pemusnahan sampah residu di desa tersebut maka efektifitas maupun kapasitas alat tersebut (insenerator) perlu ditingkatkan. Sebab, selama ini alat tersebut baru mampu mengeringkan sampah selama 3 jam dengan kapasitas 30 kilogram. Ke depan diharapkan lama pengeringan lebh cepat (kurang dari 3 jam) dengan kapasistas lebih besar/banyak lebih dari 30 kilogram sehingga lebih banyak sampah yang dimusnahkan setiap hari.

Menurut rencana, kata Nursalim, pada Senin 30 Agustus 2022, pihaknya bersama FTI UII akan mempresentasikan fungsi maupun efektifitas alat insenerator ini di hadapan Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono di Hotel Artos Magelang.

Prof Dr Ir Hari Purnomo MT IPU ASEAN.Eng, Dekan FTI UII foto bersama mahasiswa KKN FTI UII, Sabtu 27 Agustus 2022. Foto; Philipus Jehamun/beritabernas.com

“Bila dianggap efektif dan mampu memusnahkan sampah residu kemungkinan Kementerian PUPR siap mendukung untuk produksi masal dan menyempurnakan untuk kemudian disebar/ditempatkan di tempat-tempat pembuangan sampah di seluruh Indonesia,” kata Nursalim.

Siap mengembangkan

Prof Dr Ir Hari Purnomo MT IPU ASEAN.Eng, Dekan FTI UII bersama Cholila Tamzysi ST M.Eng selaku Peneliti & Dosen Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana FTI UII yang membuat insenerator itu mengatakan, FTI UII siap mengembangkan dan menyempurnakan fungsi dan memperbesar kapasitas alat tersebut agar lebih efektif dan efisien.

Selain itu, menurut Prof Hari Purnomo, pihaknya siap memproduksi masal alat tersebut bila mendapat dukungan, terutama dana dari Kementerian PUPR. Karena pada prinsipnya alat tersebut sudah berfungsi, tinggal dimaksimalkan, disempurnakan dan kapasitasnya diperbesar.

Prof Dr Ir Hari Purnomo MT IPU ASEAN.Eng, Dekan FTI UII foto bersama mahasiswa KKN FTI UII di TPS3R Girirejo, Sabtu 27 Agustus 2022. Foto; Philipus Jehamun/beritabernas.com

Cholila Tamzysi ST M.Eng, Peneliti & Dosen Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana FTI UII yang membuat insenerator ini bersama Guntur Martha Baya, Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana angkatan 2019, mengatakan,  FTI UII bekerjasama dengan pemerintah Desa Girirejo beriniatif mengembangkan insenerator ramah lingkungan sebagai wujud dari Catur Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Dakwah Islamiyah

Sebagian sampah residu yang dimunaskan dengan alat insenertor. Foto; Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dikatakan, sampah residu yang terdiri dari plastik tidak layak jual dan popok/pempers diproses dengan teknologi termal atau sering disebut dengan insenerator. Desa Girirejo yang berada di dataran tinggi Gunung Merbabu memiliki kecenderungan iklim basah.
 
Hal ini menyebabkan pengolahan sampah dengan teknologi termal membutuhkan banyak energi. Untuk itu, teknologi insenerator yang diusulkan dilengkapi dengan pengering/ dryer yang memanfaatkan flue gas dari ruang bakar. Selain itu, asap yang timbul dari hasil pembakaran akan diproses dengan filter kapur dan scrubber air sehingga gas yang keluar menjadi bersih.

Selama 1 bulan sejumlah mahasisw FTI UII melaksanakan KKN di Desa Girirejo dengan melaksanakan berbagai program, antara lain membantu masyarakat setempat mengolah sampah. (lip)
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *