beritabernas.com – Selama ini pengolahan sampah baru sebatas memilah sampah basah dan sampah kering. Sampah basah diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah kering yang memiliki nilai ekonomi bisa dijual. Lalu, bagaimana dengan sampah yang benar-benar tidak bisa diolah jadi pupuk kompos dan tak bisa dijual karena tidak memiliki nilai ekonomi? Untuk hal terakhir, FTI UII punya solusi dengan membuat insenerator, sebuah teknologi tepat guna mengolah sampah resibu yang ramah lingkungan.
Cholila Tamzysi ST M.Eng, Peneliti & Dosen Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana FTI UII dan Guntur Martha Baya, mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Program Sarjana angkatan 2019 FTI UII menjelaskan secara rinci mengenai car kerja insenerator, teknologi pengolaham sampah yang ramah lingkungan hasil karya mereka.
Menurut Cholila Tamzysi, sampah residu diproses dengan teknologi termal atau sering disebut dengan insenerator. Teknologi insenerator yang diusulkan dilengkapi dengan pengering/dryer yang memanfaatkan flue gas dari ruang bakar. Selain itu, asap yang timbul dari hasil pembakaran akan diproses dengan filter kapur dan scrubber air sehingga gas yang keluar menjadi bersih dan ramah lingkungan.
Insenerator karya dosen dan mahasiswa FTI UII ini akan diberikan kepada Desa Ngablak, Magelang untuk mengolah sampah-sampah residu atau yang tidak terpakai. Desa Ngablak yang berlokasi di area dataran tinggi gunung Merbabu memiliki kecenderungan iklim basah, sehingga menyebabkan pengolahan sampah dengan teknologi termal akan membutuhkan banyak energi.
Untuk membuat insenerator yang membutuhkan waktu sekitar 2 bulan dan menghabiskan dana sekitar Rp 20 juta ini, FTI UII bekerjsama dengan Pemerintah Desa Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terkait program pengabdian masyarakat.
Menurut Dekan FTI UII Prof Dr Ir Hari Purnomo MT IPU ASEAN.Eng, berdasarkan hasil asesmen lapangan pada 24 Desember 2021, FTI UII sepakat membantu masyarakat di Desa Girirejo dengan peralatan pengolahan sampah yang dibutuhkan sehingga sampah bisa terurai.
“Mengolah sampah untuk dijadikan barang ekonomis. Pengolahan sampah ini diharapkan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi pemuda-pemudi desa dan menjaga lingkungan tetap bersih.
Program tersebut sebagai implementasi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang melibatkan Dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia FTI UII,” kata Prof Hari Purnomo.
Dikatakan, sampah masih menjadi problem bagi masyarakat di Kabupaten Magelang. Pemerintah Kabupaten Magelang diharapkan dapat segera mengatasi persoalan sampah melalui pengembangan Tempat Pengolahan Sampah-Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di setiap desa. Karena masih banyak masyarakat membuang sampah sembarangan, termasuk membuang sampah di sungai. Sampah masih menjadi problem di masyarakat, sehingga perlu meningkatkan kesadaran membuang sampah tidak sembarangan.
Dalam membuat insenerator yang ramah lingkungan, FTI UII melibatkan program studi Teknik Kimia dan segera akan melibatkan 5 program studi lainnya, yakni Teknik Industri, Teknik Mesin, Informatika, Teknik Elektro dan Rekayasa Tekstil.
FTI UII berinisiatif bekerjasama dengan pemerintah Desa Ngablak, Kabupaten Magelang mengembangkan Insenerator Ramah Lingkungan sebagai wujud dari Catur Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Dakwah Islamiyah. (lip)
There is no ads to display, Please add some