Irving Vitra Paputungan: Soft Computing dan Algoritma sebagai Pondasi Inovasi di Era Transformasi Digital

beritabernas.com – Ir Irving Vitra Paputungan ST MSc PhD, Ketua Program Studi (Prodi) Informatika, Program Magister FTI UII, mengatakan, Soft Computing dan Algoritma merupakan pondasi inovasi di era digital. Soft Computing dan Algoritma bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk informatika medis, sistem perusahaan dan forensik digital.

Hal itu disampaikan Irving Vitra Paputungan dalam webinar komprehensif tentang Soft Computing and Algorithm Foundation, baik relevansinya dalam transformasi digital maupun aplikasinya di berbagai bidang. Ia juga menjelaskan perbedaan antara komputasi keras dan lunak, hubungan dengan kecerdasan buatan dan berbagi contoh penggunaan komputasi lunak dalam masalah optimasi dan tantangan transformasi digital..

Irving membahas perbedaan antara komputasi keras dan lunak. Ia mengatkan, komputasi lunak memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dan logika multi-nilai dibandingkan dengan sistem biner komputasi keras.

Soft Computing mencakup berbagai algoritma seperti jaringan saraf, komputasi evolusioner dan logika kabur. Ia menyebukan bahwa peneliti Indonesia telah berkontribusi di lapangan dengan algoritma optimasi mereka sendiri.

Irving mencatat bahwa Soft Computing digunakan di daerah di mana output tidak sepenuhnya biner dan sering melibatkan perkiraan penalaran dan elemen acak.

Ir Irving Vitra Paputungan ST MSc PhD. Foto: Jeri Irgo

Sementara hubungan kecerdasan buatan (AI) dan komputasi lunak, menurut Irving, AI bertujuan untuk mensimulasikan kecerdasan manusia dengan menggunakan teknik komputasi lunak untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kemampuan kognitif manusia. AI berfokus pada simulasi kecerdasan manusia, sementara komputasi lunak merupakan teknik-teknik yang mendukung fungsionalitas AI.

Cabang utama AI, termasuk persepsi, perencanaan, gerak dan pemrosesan bahasa alami (NLP) dan menekankan peran komputasi lunak dalam mengakomodasi bahasa dan memecahkan masalah yang kompleks.

Irving juga menjelaskan tentang konsep transformasi digital, menyoroti dampaknya yang lebih luas di luar adopsi teknologi dan menekankan peran komputasi lunak dalam beradaptasi dengan ketidakpastian dan kompleksitas.

Dia berbagi pengalaman pribadi untuk menggambarkan tantangan transformasi digital, termasuk ketahanan budaya terhadap perubahan, bahkan di antara generasi muda. Irving menyebutkan konsorsium penelitian yang didanai oleh Uni Eropa untuk mempelajari transformasi digital di Asia Tenggara dan Eropa, mencatat perbedaan dalam adopsi digital dan masalah privasi antar wilayah.

Irving membahas peran soft computing di berbagai bidang, terutama di informatika medis, sistem perusahaan dan forensik digital. Dia menyoroti peluang untuk menggunakan teknik komputasi lunak seperti algoritma genetik, komputasi bio-terinspirasi dan pembelajaran mesin di bidang-bidang seperti diagnosis penyakit, optimasi penjadwalan dan keamanan data.

Ia menyebutkan potensi untuk menerapkan komputasi lunak dalam telemedicine dan catatan kesehatan elektronik. Ia mencatat bahwa sementara ada beberapa aplikasi yang ada, masih ada banyak peluang untuk penelitian dan pengembangan di bidang ini.

Ia juga membahas berbagai aplikasi komputasi lunak dalam masalah optimasi, termasuk penjadwalan kereta api, desain rantai pasokan dan rute distribusi. Penelitian terbaru di Indonesia tentang topik-topik ini masih kurang, kecuali untuk deteksi dan analisis malware, yang merupakan area umum forensik digital. Potensi komputasi lunak dalam pemulihan data dan rekonstruksi file, meskipun ia menemukan contoh terbatas dalam penelitiannya.

BACA JUGA:

Irving menjelaskan potensinya untuk memecahkan masalah yang kompleks di berbagai bidang termasuk forensik perusahaan dan digital, meskipun banyak aplikasi tetap belum dijelajahi. Dia menekankan bahwa komputasi lunak tidak terbatas pada pengembangan aplikasi tetapi juga dapat melibatkan analisis menggunakan alat yang ada dan menyarankan penelitian masa depan harus fokus pada menggabungkan masalah lokal dan dasar dengan solusi komputasi lunak.

Arif, seorang peserta, menanyakan tentang implikasi etis komputasi lunak dalam keamanan digital, terutama mengenai penggunaannya oleh lembaga dan penegakan hukum dan mempertanyakan seberapa baik komputasi lunak memenuhi kebutuhan transformasi digital saat ini.

Menurut Irving, hubungan antara komputasi lunak dan kecerdasan buatan, adalah komputasi lunak berfungsi sebagai jembatan antara bidang tertentu dan sistem ahli, sistem rekomendasi dan sistem pengambilan keputusan, yang berada di bawah kecerdasan buatan. Dia menekankan bahwa sementara komputasi lunak menyediakan aplikasi di berbagai bidang, perannya bukan untuk melaksanakan rekomendasi tetapi untuk menawarkan solusi dan teknik yang dapat diterapkan di area tertentu.

Ia juga menyoroti pentingnya transaksi digital dan mekanisme pembayaran di pasar tertentu, mencatat bahwa urgensi untuk digitalisasi bervariasi di antara kelompok masyarakat yang berbeda. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *