beritabernas.com – Meski tugas sebagai duta besar di Tahta Suci Vatikan relatif singkat hanya satu setengah tahun, namun Laurentius Amrih Jinangkung mengaku itu sangat istimewa dan bermakna. Sebab setiap hari ia berjumpa dengan orang-orang kudus, yang membuatnya sangat nyaman dan tenteram.
L Amrih Jinangkung mengatakan itu pada acara perpisahan dengan para misionaris di Napoli, Italia dan kota sekitar di Biara Kongregasi Maria SS Addolorata, Napoli, Italia, Sabtu (18/6/2022). Acara dihadiri sejumlah misionaris asal Indonesia.
Menurut L Amrih Jinangkung yang didampingi istri Bertha Jinangkung dan putra-putri serta rombongan KBRI Vatikan, perasaan nyaman, damai dan tenteram itu tidak pernah ia rasakan di negara-negara lain dengan waktu bertugas yang lebih lama.
Ia mengaku pernah bertugas di suatu negara selama 4 tahun namun saat tiba perpisahan suasananya biasa-biasa saja. Ia pergi begitu saja. Namun perpisahan di Vatikan ia merasa berat. Bahkan istrinya meneteskan air mata.
“Kami merasakan ‘kematian’ kecil karena ada hati, perasaan kami yang tertinggal di sini di antara para romo, suster dan misionaris lainnya,” kata Dubes L Amrih Jinangkung.
Pada kesempatan itu, L Amrih Jinangkung meminta maaf bila selama bertugas ada kesalahan. Ia juga mendoakan para misionaris agar tetap menjalankan tugas mulianya.
“Kami mohon maaf, meski waktunya pendek tentu tidak lepas dari kesalahan. Semoga semua misionaris, para imam dan suster dalam menjalankan tugas misi dan perutusan berjalan lancar,” kata L Amrih Jinangkung.
Dalam acara perpisahan itu diawali dengan misa konselebrasi yang dipimpin Romo Supandri SX dari Salerno, dengan konselebran Romo Anicetus Bali OAD (Napoli), Romo Raymod SSCC dan Romo Gotfridus Sisilianus Lian Angkur Pr.
Dalam pengantar misa, Romo Pandri mengatakan bahwa para misionaris sangat bersyukur bisa mengenal Dubes Amrih Jinangkung dan keluarga. Meski dalam waktu yang singkat, menurut Romo Pandri, para misionaris dan Dubes Amrih sekeluarga seakan sudah saling mengenal cukup lama.
“Sayang, hubungan yang mesra ini harus berakhir. Namun kami menerima karena Bapak Dubes meninggalkan kami untuk pekerjaan yang lebih besar untuk negara. Kami hanya bisa mendoakan Bapak Dubes dapat menjalankan tugas barunya,” ucap Romo Pandri dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Selasa 21 Juni 2022.
Sementara Romo Bali mengatakan bahwa hubungan antara Duta Besar Takhta Suci Vatikan dengan para misionaris di Italia seperti orangtua dan anak yang sangat dekat. Dubes adalah orangtua bagi para misionaris untuk berkeluh kesah, menyampaikan kesulitan dan meminta dukungan. Sehingga jika anak ditinggal orangtuanya tentu akan merasa khawatir.
“Demikian juga ketika mendengar Bapak Dubes akan meninggalkan kami, sebagai anak kam khawatir. Khawatir boleh tapi jangan sampai berlebihan dan menguasai isi kepala hingga putus asa. Harus selalu ada harapan apalagi sebagai pengikut Kristus kita yakin burung di udara saja diberi makan dan bunga bakung diberi keindahan, apalagi kita manusia yang diberi keistimewaan oleh Tuhan,” kata Romo Bali.
Menurut Romo Bali, jika mengamini hal itu maka tidak ada lagi ras khawatir. “Yang ada adalah pengharapan dan kebahagiaan karena Bapak Dubes mendapat tugas yang lebih besar. Kekhawatiran pun hilang jadi kebanggaan karena Bapak Dubes kita adalah salah satu putra terbaik bangsa,” kata Romo Bali.
Acara perpisahan berlangsung penuh kegembiraan sekaligus mengharukan. Kegembiraan sangat terasa karena pada hari yang sama Dubes Amrih Jinangkung berulangtahun.
Sejak awal kedatangan suasana ceria dan meriah sudah tercipta. Begitu tiba Dubes Amrih berserta rombongan langsung disambut beberapa lagu Selamat Ulang Tahun. Suasana bahagia berlanjut usai misa pada acara ramah tamah dan makan bersama, juga tiup lilin dan potong kue.
Dalam acara itu, sekitar 70-an biarawati Indonesia dari berbagai ordo bernyanyi penuh suka cita untuk Dubes Amrih Jinangkung. Beberapa suster tampil menyumbangkan lagu, begitu juga para romo yang hadir dalam acara istimewa tersebut, termasuk Romo Antonius Suhermanto Pr dari Keuskupan Tanjungkarang dan Romo Fr Tarsi SDV.
Hadir pula AM Putut Prabantoro dan Lucius Gora Kunjana yang merupakan Ketua dan Sekretaris Panitia Paskah Bersama Diaspora Katolik Indonesia Sedunia yang melibatkan para misionaris di lebih dari 70 negara di dunia, pada 7 Mei 2022.
Acara makin meriah karena para suster, romo dan semua yang hadir terlibat dalam sesi dansa bersama mulai dari Poco-poco, Gemu Famire, Tobelo hingga goyang dangdut.
Kegembiraan pun berbaur dengan rasa haru di ujung acara ketika satu per satu suster mengucapkan salam perpisahan dengan Dubes Amrih dan keluarga. Terutama saat para suster menjabat erat tangan Ibu Bertha Jinangkung, mencium dan memeluk erat, mata mereka tampak berkaca-kaca bahkan menangis sesegukan. Tepat seperti apa yang diungkapkan Dubes Amrih Jinangkung: istimewa dan sangat bermakna. (lip)
There is no ads to display, Please add some