beritabernas.com – Ada beberapa lukisan di dinding gedung-gedung di kompleks Oasis Lestari, Jalan Gatot Subroto Km 7-8 Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Lukisan ini tidak di kanvas berbingkai yang digantung di dinding. Pelukisnya memang melukis di dinding itu (Painting on Wall).
Yang pertama adalah lukisan pemandangan pantai di dinding kantin. Pengunjung yang duduk menikmati makanan di ruang terbuka itu bisa memandang pemandangan pantai yang indah. Tampak hamparan laut yang luas dengan ombak bergulung, cakrawala yang berwarna jingga di kejauhan, beberapa pohon kelapa di tebing pantai, dan juga Gereja Santorini yang berdiri di bukit batu karang.
BACA JUGA:
- Lukisan Karya Slamet Jumiarto Mengisi Pameran Seni Rupa di Museum Sonobudoyo Yogyakarta
- Puluhan Pelukis dari Kelompok Parkiran Gelar Pameran pada 16-31 Mei 2022
- 90 Lukisan Karya Puluhan Seniman Dipamerkan di Hall Auditorium Gedung Pusat UST
Lukisan yang kedua adalah lukisan sepasang sayap malaikat yang menghiasi salah satu sisi dinding kolumbarium Oasis Lestari. Lukisan yang dominan berwarna pink itu menambah hidup suasana di ruang Gardenia, lantai II. Sepasang sayap malaikat itu tidak dalam posisi membentang yang siap terbang, hanya saling menempel dalam posisi seolah-olah diam saja. Jika seseorang berfoto di tengah lukisan, akan menjadi bersayap seperti malaikat.
Pelukis pantai dan sayap malaikat yang ciamik itu adalah Juventius Jurinto, seniman lukis jebolan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta yang sekarang bekerja sebagai Juru Taman di Oasis Lestari. Rinto, demikian sapaan akrabnya, menggarap lukisan-lukisan itu di sela-sela pekerjaannya mengatur taman oasis yang memang asri.
Ayah tiga putri ini memenuhi permintaan Dirut PT Danita Oasis Lestari, Ania Desliana yang mengelola Oasis Lestari, tempat pelayanan kedukaan terpadu yang melayani persemayaman, kremasi dan penitipan abu jenazah ini.
Untuk karya kedua berupa sayap malaikat, Rinto mengajukan gambar sayap yang berbentuk natural seperti sayap burung merpati, Namun Ania memilih model lain, yaitu sayap yang animatif bergaya princess. “Jadilah model sayap malaikat yang animatif seperti ini,” ujar Rinto sambil menunjukkan lukisan di dinding dekat jembatan kecil di lantai II itu,
Kelahiran Ambarawa, Jawa Tengah 1 Juni 1962 ini mengerjakan lukisan sayap malaikat mulai dari menggambar sketsa, menggambar latar berupa awan, mewarnai sayap gradasi dan diberi dimensi. Penyelesaian akhir membutuhkan waktu terlama karena pengerjaannya harus detil. “Tentu proses ini membutuhkan waktu,” ujar Rinto.
Untuk memperoleh hasil lukisan sesuai harapannya, ia ke toko cat sendiri memilih warna cat yang cocok dengan yang ia butuhkan. Setelah lukisan itu selesai, Rinto masih merasa perlu memberi sentuhan tambahan.”Perlu detil lagi khususnya di bagian sayap supaya tidak berkesan berat. Perlu diberi bayangan,” ujarnya.
Setelah menyelesaikan lukisan sayap malaikat, Rinto melanjutkan melukis di dinding sisi yang lain. Ia akan melukis para malaikat kecil bersayap yang salah satu malaikat tengah memainkan alat musik kecapi. Dua lukisan ini akan semakin memberi daya tarik dan membangun susana syahdu di tempat penitipan abu jenazah itu.
Sebagai seniman lukis, Rinto banyak menghasilkan karya lukis yang terpampang di tempat umum. Salah satunya adalah karya lukis berupa Mural APAR di Terminal 3 Bandara Soetta Cengkareng. Ada 40 lukisan, dimana di setiap ada APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di situ Rinto membuat lukisan bertema penerbangan, seperti pramugari, kendaraan antar jemput orang dan barang, dan lain-lain.
Rinto juga melukis sisi-sisi dinding pastoran Gereja St Agustinus Karawaci Tangerang. Selain juga membuat desain dan pengerjaan taman, baik di rumah-rumah maupun di tempat-tempat umum. (Anton Sumarjana, Jakarta)
There is no ads to display, Please add some