Kader PMKRI dan Kepemimpinan Politik

Oleh: Laurensius Bagus

beritabernas.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau bisa disingkat (PMKRI) adalah organisasi mahasiswa katolik yang bergerak dalam bidang kemasyarakatan, kemahasiswaan dan keagamaan. Organisasi ini memiliki tujuan untuk mengembangkan kepemimpinan mahasiswa Katolik yang berintegritas dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Kader PMKRI telah menjalani proses pembinaan dan pengembangan untuk menjadi pemimpin yang berintegritas dan berpihak pada kepentingan rakyat. Dalam konteks ini kader PMKRI diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik serta memiliki visi dan misi yang jelas untuk membangun masyarakat lebih adil dan sejahtera.

Untuk mendorong seluruh sumber yang ada dan diinspirasi oleh visi dan misinya yang luhur, PMKRI Cabang Yogyakarta Santo Thomas Aquinas memerlukan ruang pembinaan yang intens dalam menciptakan karakter kader dalam kepemimpinan politik.

BACA JUGA:

Ada tiga aspek penting dalam membangun kepemimpinan politik kader PMKRI. Pertama, intelektualitas. Kader PMKRI harus memiliki kemampuan intelektual yang baik dan bercakap dalam memahami isu-isu politik dan sosial yang sangat kompleks.

Kedua, Kristianitas.Kader PMKRI harus memiliki nilai-nilai kristiani yang kuat, sehingga dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi masyarakat. Ketiga,fraternitas.Kader PMKRI harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, sehingga dapat membangun jaringan dan koalisi yang kuat.

Melihat situasi masyarakat dan arah pembinan berjenjang yang menjadi ciri khas dari PMKRI maka dibutuhkan pelatihan kepemimpinan kader (LKK) sebagai suatu wadah dalam perhimpunan yang diharapkan dapat mendorong lahirnya generasi intelektual yang berwawasan luas dan memiliki karakter kepemimpinan yang kuat.

Latihan kepemimpinan kader ini bertujuan unttuk mendorong tumbuhnya kepemimpin yang berpihak pada kaum lemah, terpinggkirkan dan kelompok kecil.Selain itu, untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan upaya untuk transformasi organisasi maupun gerakan pemberdayan masyarakat.

Kemudian, untuk memperluas pengetahuan dan menggasah mentalitas peserta menjadi pemimpin politik yang visioner dan tentunya berintegritas dengan kemampuan olah spriritualitas kekatolikan yang baik. (Laurensius Bagus, Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UCY)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *