Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto Menyelamatkan Generasi dari Ancaman Narkoba

beritabernas.com – Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Utara (Kapolda Kaltara) Irjen Pol Hary Sudwijanto meninggalkan jejak pengabdian dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari ancamanperedaran narkoba dan sindikat internasional di wilayah perbatasan, terutama dengan Malaysia.

Salah satu capaian menonjol Kapolda Kaltara Irjen Hary adalah mengubah Kampung Selumit Pantai di Tarakan, yang dulunya dikenal rawan narkoba, menjadi kampung bebas narkotika melalui pendekatan humanis dan pemberdayaan warga. Kawasan ini kini dikenal sebagai Kampung Tematik Warna Warni, dan menjadi rumah bagi lebih dari 18 ribu jiwa.

“Tempat ini dulunya seperti Texas. Horor dan mencekam, warga sudah biasa mendengar keributan karena penggerebekan,” kata Hastarita, Ketua RT 13 Kelurahan Selumit Pantai.

Sementara Lurah Selumit Pantai Andi Arfan menyebut banyak anak di wilayahnya berisiko menjadi “generasi yang hilang” karena orangtua terjerat kasus narkoba atau bekerja di luar rumah sehingga mereka tumbuh tanpa pengawasan orang dewasa.

Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto menyapa anak-anak dengan penuh kelembutan. Foto: Istimewa

Sebagai upaya holistik, Polda Kaltara menginisiasi Program Warung Kamtibmas sebagai pusat kegiatan sosial terpadu. Program ini melibatkan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara, pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat setempat. Warung Kamtibmas menyediakan edukasi bahaya narkoba, pembentukan karakter, ruang belajar, layanan Posyandu, hingga pelatihan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendorong kemandirian ekonomi warga.

Berkat kerja sama berbagai pihak, peredaran narkoba di Selumit Pantai berhasil ditekan hingga 90 persen. Menurut data dari Polda Kaltara, jumlah kasus narkoba di kawasan itu turun dari 15 kasus pada 2023 menjadi 6 kasus hingga pertengahan 2025.

Partisipasi relawan muda

Program ini juga melibatkan generasi muda, termasuk komunitas Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) yang mengirim 45 relawan untuk membantu kegiatan belajar anak-anak putus sekolah. “Alhamdulillah anak-anak kini menyambut kita dengan ramah. Bahagia rasanya melihat mereka dapat tersenyum kembali,” kata Nurzalsabila, relawan WPP.

Dimas, relawan WPP lainnya, menjelaskan bahwa program belajar mengajar di Warung Kamtibmas dilakukan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk menyediakan pendidikan kesetaraan melalui Kejar Paket A, B, dan C bagi anak-anak putus sekolah. Saat ini, sekitar 75 anak mengikuti berbagai kegiatan pendidikan di Warung Kamtibmas, dengan dukungan penuh dari para relawan muda.
Selain pendidikan, kegiatan di Warung Kamtibmas meliputi mengaji, pelatihan bela diri, hingga budidaya aquaponik dan hidroponik. Kapolda juga menginisiasi pengecatan bangunan untuk mengubah citra kawasan dari kumuh menjadi cerah.

Lurah Andi Arfan mengatakan perubahan ini nyata terasa. “Anak-anak mulai mau belajar dan bermain. Ada taman belajar, bantuan buku, hingga kegiatan keagamaan yang kembali rutin. Kehidupan normal sudah bisa dijalankan,” ujarnya.

Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Kalimantan Utara Hj Sri Sulartiningsih mengapresiasi keberadaan Warung Kamtibmas dan berbagai kegiatan terpadu di kawasan tersebut. Menurutnya, program ini membantu ibu-ibu di Selumit Pantai memperoleh pendapatan tambahan sekaligus mendorong kemandirian.

BACA JUGA:

“Kami sangat mengapresiasi berbagai upaya meningkatkan keterampilan kepada ibu-ibu di Selumit Pantai agar mereka berdaya guna sehingga sukses dalam usahanya. Biasanya kendala yang mereka hadapi paling berat adalah di permodalan,” ujarnya.

Sri menjelaskan, IWAPI berperan membantu warga mendapatkan akses permodalan dengan menjalin kemitraan bersama perbankan. Beberapa kegiatan UMKM yang telah berjalan di antaranya pembuatan cendera mata, produk olahan lokal seperti keripik tempe, amplang ikan, kue bolu, dan makanan ringan lainnya hasil karya UMKM binaan Bhayangkari Cabang Tarakan. “Ibu-ibu rumah tangga di sana adalah orang yang sangat penting berperan dalam pergerakan ekonomi mereka,” kata Sri.

Meski mengedepankan pendekatan persuasif, Irjen Hary menegaskan upaya hukum tetap dilakukan. Berdasarkan data Direktorat Reserse Narkoba dan jajaran Polda Kaltara, sepanjang Agustus 2024 hingga Agustus 2025 diungkap 291 laporan polisi kasus narkotika, dengan 378 tersangka. Barang bukti yang disita terdiri dari 216.662,5 gram sabu, 3,97 gram ganja, 5.024 butir ekstasi, dan 50 miligram liquid narkotika.

Tantangan masih tersisa, seperti minimnya pengawasan di pelabuhan dan kerusakan mesin X-Ray di Pelabuhan Malundung selama lima tahun terakhir. Polda Kaltara terus berkoordinasi dengan TNI, BNN, Bea Cukai, dan Imigrasi serta membuka jalur pelaporan masyarakat dengan jaminan kerahasiaan identitas demi memberantas peredaran narkoba di wilayah perbatasan.

Jalur strategis peredaran narkotika

Kaltara sendiri menjadi jalur strategis peredaran narkotika lintas negara. Dengan garis perbatasan darat sepanjang 1.038 kilometer, Kaltara berbatasan langsung dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia.

Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto saat melakukan kunjungan kerja sebagai rangkaian kegiatan program Warung Kamtibmas. Foto: Istimewa

Para bandar memanfaatkan titik rawan dan jalur tikus untuk memasukkan narkotika, membangun ketergantungan ekonomi warga hingga merekrut anak-anak sebagai kurir. Modus transaksi dilakukan secara tersembunyi, misalnya di balik bilik kayu dan menyerahkan uang melalui lubang tanpa bertatap muka.

Di Selumit Pantai, cara para bandar diketahui oleh penduduk dan polisi dari keterlibatan anak-anak sebagai kurir atau pembawa narkoba dalam transaksi melalui lubang-lubang kecil. Sudah menjadi rahasia umum, ada ibu-ibu yang dilibatkan sebagai informan atau “intel” untuk memberi peringatan dini jika ada petugas datang, atau saat melihat orang yang dicurigai sebagai intel polisi mencari informasi. Imbalan yang diberikan bervariasi, tergantung besarnya risiko yang harus mereka hadapi.

Ancaman tersebut kian berat dengan maraknya penyelundupan barang ilegal dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Luas wilayah 70.101 kilometer persegi, ditambah keterbatasan infrastruktur, membuat pengawasan, pengendalian keamanan, serta penegakan hukum menjadi semakin kompleks. (lip)



There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *