beritabernas.com – Gereja Katolik Kevikepan Yogyakarta Timur, Keuskupan Agung Semarang (KAS) dan Pembimas Katolik Kementeriaan Agama DIY mengadakan acara Srawung Orang Muda Lintas Agama di Wisma Salam Muntilan, Jawa Tengah, mulai Jumat 5 Agustus 2022.
Kegiatan ini diikuti 50-an orang muda dari agama Katolik, Islam, Hindu, Buddha, Kristen, Khonghucu dan aliran kepercayaan Sapta Darma.
Romo Vinsentius Yudho Widianto Pr mengawali acara dengan mengatakan bahwa Indonesia sedang ada dalam permasalahan terlalu sensitif dengan perbedaan agama. Namun, dengan perjumpaan orang-orang muda dalam acara Srawung Orang Muda Lintas Agama ini diharapkan para peserta yang mengikuti acara ini bisa menjadi pionir-pionir perdamaian.
Baca berita terkait: Program Srawung Orang Muda Lintas Iman, Cara KAS Merawat Persaudaraan
“Dalam beberapa tahun ke depan, kalianlah yang akan memegang peran penting di dalam masyarakat Indonesia,” kata Romo Vinsentius Yudho Widianto Pr.
Sementara Kristoforus Sinselius dari Pembimas Katolik Kanwil Kemenag DIY mengaku bangga dengan acara ini. Ia berharap anak-anak ini ke depan bisa membawa damai untuk Indonesia. Melihat antusiasime dan semangat anak-anak ini, Kristoforus optimis bahwa ke depan Indonesia punya tokoh-tokoh perdamaian.
“Semoga semangat HUT Kemerdekaan Indonesia tahun ini bisa sungguh menjadi kesempatan untuk memantik semua pihak menjaga Indonesia tercinta,” harap Kristoforus.
Acara hari pertama diisi dengan dua hal penting yaitu menyadari bahwa perdamaian di Indonesi diusahakan bersama. Wahyu Utomo dari Vihara Mendut mengajak para peserta melihat bagaimana upaya perdamaian itu dimulai dari diri sendiri, keluarga, media sosial dan di tengah hidup bermasyarakat.
Dia mengajak peserta untuk menggali kemungkinan-kemungkinan upaya perdamaian. Ia mengaku benar sudah banyak orang mengupayakan perdamaian, tetapi bukan waktunya untuk menyerahkan upaya ini bagi orang lain. “Upaya perdamaian harus diusahakan bersama,” kata Wahyu Utomo.
Acara kedua dilanjutkn sharing di antara para peserta tentang usaha-usaha perdamaian dari agama masing-masing. Di tengah kesan agama-agama di Indonesia tidak akur karena berbagai berita tentang konflik dan pemberitaan negatif di media sosial, rupanya dalam sharing kelompok-kelompok kecil ditemukan banyak sekali upaya perdamaian dari agama-agama.
Alex, salah satu panitia mengaku mendengar teman-teman dengan asik menceritakan upaya perdamaian di antara mereka. Waktu yang disediakan hanya satu jam, tetapi mereka bertahan sampai dua jam. Mereka tampak asik. “Di akhir acara mereka saling mendoakan satu sama lain agar bisa menjadi agen perdamaian, apapun agamanya,” kata Alex.
Acara bertajuk Berani Bergaul, Berani Berperan ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk mempertemukan orang-orang muda lintas agama untuk saling bertemu, membongkar sekat-sekat pemisah dan diharapkan ke depan bisa melahirkan kader-kader perdamaian di Yogyakarta dan Indonesia. (lip)
There is no ads to display, Please add some