Keputusan Politik Harus Mampu Mendorong Solusi Pembangunan yang Berpihak pada Alam

beritabernas.com – Guru Besar bidang Ilmu Arsitektur FTSP UII Prof Dr-Ing Ir Ilya FadjarMaharika MA IAI mengatakan, sejak Revolusi Industri, terutama 100 tahun terakhir, manusia telah mengubah bumi secara radikal.

Hampir seluruh muka bumi terambah, yang berdampak pada ketidakseimbangan global. Perubahan iklim, pemanasan global, sebaran plastik mikro dan ancaman ketahanan pangan dan air telah menjadi medan perang baru yang berpotensi menciptakan penderitaan bagi manusia, bahkan kepunahan.

Karena itu, menurut Prof Ilya Fadjar Maharika, keputusan politik harus mampu mendorong solusi-solusi pembangunan yang berpihak ke alam dan meninggalkan retorika menyesatkan. Selain itu,

“Kita perlu memastikan homo sapiens dan spesies lain di muka bumi sejahtera melalui penyelamatan bumi. Pesan ini ditujukan bukan hanya kepada para pelaku arsitektur tetapi juga buat saya sendiri dan seluruh warga Indonesia,” kata Prof Ilya Fadjar Maharika dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Arsitektur FTSP UII dalam Sidang Terbuka Senat UII di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Senin 4 Maret 2024.

Prof Ilya Fadjar Maharika (kiri) dan Prof Sri Wartni. Foto: Humas UII

Selain Prof Ilya Fadjar Maharika, juga menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar UII pada hari dan tempat yang sama, Prof Sri Wartini sebagai Profesor bidang Ilmu Hukum FH UII.

Dalam pidato pengukuhan berjudul Arsitektur Antroposen Indonesia, Prof Ilya Fadjar Maharika mengatakan, naskah pidato pengukuhan ini ditujukan untuk melantangkan manifesto Arsitektur Antroposen dan kontekstualisasinya bagi Indonesia.

Hal ini merupakan ajakan untuk membicarakan secara serius baik di ranah paradigma atau cara pandang, praktik arsitektural dan konstruksi pada umumnya maupun pendidikan arsitektur dan kerjasama antardisiplin.

BACA JUGA:

Dikatakan, manifesto ini juga merupakan undangan bidang dan ilmu lain, termasuk pula, bahkan barangkali yang terpenting adalah politik. Sebab, masa depan planet bumi yang menuju kerusakan tidak perlu diperdebatkan lagi karena fakta telah kita rasakan bersama. Tidak ada yang imun. Tidak ada jalan lain bagi kita selain menyatukan visi penyelamatan bumi, menggali seluruh daya pikir, rekayasa dan teknologi untuk kepentingan tersebut.

Banyak konteks dan disiplin

Menurut Prof Ilya Fadjar Maharika, penggunaan diksi arsitektur telah berkembang luas dalam banyak konteks dan disiplin. Namun tampaknya ada kesepakatan bahwa ia selalu menggambarkan satu konsep utama yaitu adanya reka bentuk ide menjadi materialitas untuk tujuan tertentu.

Bagi masyarakat luas, kata itu dikaitkan dengan keindahan bangunan. Tidak salah, walau terlalu sempit sehingga meninabobokan kita terhadap adanya potensi masalah. Fakta global menunjukkan bangunan dan sektor konstruksi menyumbang 36% dari penggunaan energi final global dan 39% emisi karbon dioksida (CO2) terkait energi ketika pembangkit listrik dimasukkan. Memang arus utama ilmu arsitektur saat ini adalah industri dan keindahan. Dampaknya adalah ia kehilangan peran diskursifnya untuk mendorong ragam masa depan.

Sidang Terbuka Senat UII untuk Pidato Pengukuhan dua Guru Besar Prof Dr-Ing Ir Ilya Fadjar Maharika MA IAI dan Prof Dra Sri Wartni SH M.Hum PhD, Senin 4 Maret 2024. Foto: Humas UII

Sebagai disiplin ilmu, menurut Prof Ilya, arsitektur adalah konsep yang kompleks, yang dapat digunakan untuk menggagas ragam masa depan. Sebagai ilmu dengan porositas tinggi, arsitektur ketika disandingkan dengan kata lain dapat menghadirkan konsep atau bingkai baru.

Dalam paparan ini, arsitektur disandingkan dengan Antroposen yang merupakan skala geologis baru, diusulkan tahun 2000 oleh Paul Crutzen, seorang penerima Nobel bidang kimia.

Istilah ini dipakai sebagai penanda bahwa bumi telah berada pada tahapan kritis karena nasibnya sangat ditentukan oleh perilaku manusia. Apabila manusia tetap mempertahankan cara membangun dan cara hidup seperti sekarang ini, maka bumi akan menjadi sistem dunia (world system) yang rusak, perangkap panas yang tidak lagi dapat dihuni. Arsitektur dan dunia konstruksi menjadi salah satu sektor yang paling bertanggung jawab. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *