Kevikepan Yogyakarta Barat Gelar Festival Kebangsaan dan Peringati Hari Pangan di Ganjuran

beritabernas.com – Kevikepan Yogyakarta Barat menggelar Festival Kebangsaan sekaligus memperingati Hari Pangan se-Dunia di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul, selama dua hari pada 28-29 Oktober 2023.

Peringatan Hari Pangan se-Dunia dan Festival Kebangsaan, Merajut Cinta Tanah Air Demi Indonesia Damai dengan tema Si Vis Pacem Para Panem yang berarti jika engkau menginginkan kedamaian, sediakanlah roti ini, menjadi ajang untuk merayakan persatuan, kebangsaan dan perayaan demokrasi.

“Festival ini tidak sekadar perayaan umat Katolik, tetapi juga merupakan wujud dukungan terhadap keberlangsungan Indonesia sebagai negara demokratis,” kata Romo AR Yudono Suwondo Pr, Vikaris Episkopalis Kevikepan Yogyakarta Barat, dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Jumat 27 Oktober 2023.

Dalam konteks ini, menurut Romo AR Yudono Suwondo, beberapa komisi gerejawi, termasuk Komisi Liturgi, Komisi Komsos, Komisi PK3, Komisi Pendidikan, Komisi Kepemudaan dan Komisi PSE, berperan aktif dalam menjaga kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka membangun kasih politik berdasarkan empat konsensus berbangsa, seperti Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang menjadi dasar dan pengikat kesatuan bangsa.

Taman doa Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Foto: adi

Dikatakan, Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan keberagaman dan keindahan alam, kini berdiri menghadapi tantangan besar menjelang tahun politik 2024. Dalam menghadapi peristiwa penting ini, Kevikepan Yogyakarta Barat sebagai bagian dari Keuskupan Agung Semarang telah menjalankan peran penting dalam menjaga kesatuan dan kedamaian Indonesia. Mereka mengangkat semangat “Bersatu dan Bersinergi demi Indonesia Damai” sebagai landasan utama untuk menghidupkan cinta tanah air dan kepedulian bagi bangsa.

Menurtu Romo Suwondo, festival ini telah dirancang sedemikian rupa untuk lebih menekankan unsur gerejawi dan kebangsaan. Sebelum festival, telah ada persiapan bidang liturgi yang memeriahkan acara ini. Beberapa kegiatan menarik termasuk festival paduan suara, mazmur, film pendek, tata hias altar, seminar HPS, seminar kebangsaan serta pameran UMKM dari Kevikepan Yogyakarta Barat. UMKM menjadi elemen penting dalam festival ini, dengan lebih dari 100 peserta yang menyediakan produk-produk unggulan yang mendukung peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).

Tema yang diusung oleh Festival Kebangsaan dan Peringatan HPS Kevikepan Yogyakarta Barat adalah Si Vis Pacem Para Panem, yang berarti jika engkau menginginkan kedamaian, sediakanlah roti. Tema ini merangkul isu penting ketersediaan pangan yang saat ini menjadi perhatian global. Faktor-faktor seperti perubahan iklim dan aspek-aspek lainnya mempengaruhi ketersediaan pangan, dan melalui festival ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap dampak perubahan iklim serta mencari solusi alternatif dalam produksi pangan.

BACA JUGA:

Pada festival ini, UMKM dari Kevikepan Yogyakarta Barat memiliki peran kunci dalam menyediakan solusi dan pendekatan berkelanjutan terhadap masalah pangan. Dengan gelaran UMKM, selebrasi, dan edukasi pangan, diharapkan masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan dalam produksi dan konsumsi pangan. Ini menciptakan sinergi yang erat antara kesejahteraan dan kedamaian. Dalam masyarakat yang sejahtera dan memiliki akses yang cukup terhadap pangan, kedamaian menjadi lebih mungkin diraih, baik dalam diri masing-masing, dalam hubungan sesama, maupun dalam lingkup kolektif.

Festival Kebangsaan Kevikepan Yogyakarta Barat bukan sekadar perayaan dalam rangkaian agenda gereja, tetapi juga sebuah perwujudan nyata dari semangat cinta tanah air, kepedulian terhadap negara, dan peran aktif dalam menjaga kesatuan bangsa.

Melalui tema Si Vis Pacem Para Panem, festival ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga ketersediaan pangan, dan bagaimana hal ini berperan penting dalam menciptakan kedamaian di Indonesia. Dengan semangat kearifan lokal, festival ini menjadi sarana untuk merajut cinta tanah air, berbagi inspirasi, dan menciptakan harapan akan masa depan yang lebih baik. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *