KKN Tematik UII Angkatan ke-71 di DIY Fokus pada Masalah Pengelolaan Sampah

beritbernas.com – Kuliah Kerja Nyata (KKN) UII angkatan ke-71 Semester Ganjil Tqhun Akademik 2025/2026 di wilayah DIYn akan fokus pada penanganan masalah sampah. Sebab, sampah menjadi masalah yang sangat besar bagi DIY saat ini, bahkan menjadi masalah nasional.

Untuk itu, dari 3.406 mahasiswa KKN UII angkatan ke-71 yang dilepas oleh Wakil Rektor bidang Akademiki UII pada Jumat 8 Agustus 2025, sebanyak 1.804 mahasiswa diterjunkan di wilayah DIY. Mereka tersebar di 5 daerah tingkat dua yakni 4 kabupaten yakni Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul serta Kota Yogyakarta.

Menurut Prof Ir Eko Siswoyo ST MSc PhD IPU, Direktur DPPM UII, dalam laporannya pada acara pelepasan mahasiswa KKN UII Angkatan 71 Semester Ganjil TA 2025/2026 di halaman belakang Masjid Ulil Albab Kampus Terpadu UII, Jumat 8 Agustus 2025, ke-3.406 mahasiswa yang mengikuti KKN angkatan ke-71 ini berasal dari 9 fakultas di lingkungan UII.

Sebanyak 3.406 mahasiswa UII angkatan ke-71 ikuti acara pelepasan, Jumat 8 Agustus 2025. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

KKN Angkatan 71 yang akan berlangsung selama satu bulan penuh, mulai 12 Agustus hingga 12 September 2025 ini terbagi dalam dua model, yaitu KKN Model Reguler dan KKN Model Tematik Pengelolaan Sampah.

KKN Model Reguler diikuti 1.602 mahasiwa yang dilaksanakan di 4 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yakni Kabupaten Sukoharjo, Magelang, Purworejo, dan Kebumen. Mahasiswa yang tergabung dalam model ini akan tinggal dan berbaur langsung dengan masyarakat desa untuk menggali potensi lokal serta merancang program-program pemberdayaan sesuai kebutuhan setempat.

Sementara itu, KKN Model Tematik Pengelolaan Sampah diikuti 1.804 mahasiswa akan dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota di DIY, yakni Kota Yogaykarta, Kabupaten Bantul, Sleman, Gunungkidul dan Kulonprogo. Model ini merupakan kegiatan kolaborasi UII dengan 14 perguruan tinggi negeri dan swasta di DIY, sebagai bentuk kepedulian terhadap isu strategis lingkungan, khususnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

“Sebagai langkah awal akan dilakukan pemetaan. Kami ingin memetakan secara valid, secara detil terkait dengan timbunan sampah, terkait dengan masyarakat, sarana dan pengelolaan yang sudah dilaksanakan. Pada periode berikutnya kami akan fokus pada prioritas program. Hasil pemetaan ini diharapkan menjadi masukan kepada pemerintah agar mereka bisa merencanakan pengelolaan sampah dengan lebih tepat,” kata dr Raden Edi Fitriyanto M.Gizi, Kepala Pusat KKN UII.

Menurut Prof Eko, program KKN UII bukan sporadis tapi menyusun program sudah berdasarkan roadmap. Setelah dipetakan maka akan ditentukan berapa kali KKN diterjunkan di daerah tersebut sampai imentes atau sampai mandiri baru pindah ke daerah. “Target akhir dari KKN UII adalah mewujudkan kemandiriain,” kata Prof Eko.

BACA JUGA:

Dalam KKN kali ini akan didampingi 128 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)mahasiswa dalam proses pelaksanaan KKN di lapangan. Peran para dosen pembimbing ini sangat vital untuk memberikan arahan akademik, metodologis, serta menjaga kualitas dan capaian program pengabdian yang dijalankan mahasiswa.

Sementara Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD yang diwakili Wakil Rektor bidang Pengambangan Akademik dan UII Prof Dr Jaka Nugraha SSi MSi mengatakan, program KKN merupakan bagian integral dari proses pendidikan di UII yang menekankan pentingnya keterlibatan langsung mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan nyata di masyarakat.

Melalui KKN, diaharapkan mahasiswa dapat mengembangkan nalar kritis, sikap empati dan keterampilan kolaboratif. Mahasiswa juga dilatih untuk merumuskan dan mengimplementasikan solusi atas persoalan-persoalan nyata yang dihadapi oleh masyarakat secara langsung.

‘Selain sebagai sarana pembelajaran luar kelas, KKN juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di lokasi KKN. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change) yang membawa semangat transformasi menuju kemajuan dan kebaikan bersama,” kata Fathul Wahid.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan berkelanjutan dan aplikatif, KKN UII telah mampu menjadi jembatan antara kampus dan masyarakat, memberdayakan potensi desa dan menumbuhkan inovasi lokal yang berdampak luas. Pada periode yang lalu beberapa kegiatan menghasilkan bebarapa kegiatan berdampak positif antara lain kegiatan pemberdayaan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) di Kota Yogyakarta, pengembangan desa wisata, penggalian potensi desa, perencanaan pembangunan dan pengembangan UMKM.

Wakil Rektor bidang Akademik dan Riset UII Prof Jaka Nugraha mengenakan jaket almamater kepada wakil mahasiswa KKN UII angkatan 71, Jumat 8 Agustus 2025. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Kegiatan pengembangan layanan lansia terintegrasi (LLI) yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta telah menunjukkan dampak positif dengan penguatan kelembagaan LLT dan inovasi kegiatan. Selain pemberdayaan lansia aktif mahasiswa KKN juga telah berhasil mendata dan advokasi lansia dengan perawatan jangka panjang (PJP) untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Berkolaborasi dengan Bina Keluarga Lansia (BKL) BKKBN, KKN UII menginisiasi berdirinya sekolah lansia berbasis perguruan tinggi yang pertama di Indonesia yang dinamakan Edusia UII Maharani. Penyusunan materi pembelajaran dan pelaksanaan dilakukan secara kolaboratif dengan masyarakat.

Output KKN, termasuk pembuatan profil desa sebagai dokumen komprehensif yang memuat potensi lokal yang bisa digunakan oleh pemerintah desa maupun investor. Ini memperkuat basis data pembangunan desa dan kelangsungan program berkelanjutan. Kegiatan perencanaan dan pengembangan potensi sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDES) telah dilaksanakan di beberapa lokasi.

“Pelepasan KKN UII Angkatan 71 ini menjadi simbol dari semangat pengabdian dan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat. Diharapkan, melalui kegiatan ini, UII tidak hanya hadir sebagai institusi akademik, namun juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan,” kata Prof Jaka Nugraha. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *