beritabernas.com – Founder Komunitas Yuk Menulis (KYM) Vitriya Mardiyati merasa haru bisa bertemu dengan murid dan guru SD Jejeran, Kapanewon Pleret, Bantul. Rasa rindu bercanda ceria bersama anak-anak Indonesia terobati dengan berjumpa mereka. Seharian seseruan mengobati rasa kangen setelah lama tak lagi mengajar di sekolah.
Itulah yang dirasakan ibu dari Ayra dan Aksara tersebut saat seseruan seharian di SD Jejeran dalam acara bertajuk Workshop Literasi dan Numerasi, Senin (27/11/2023). Sesi pertama (09.00-12.00) seseruan bersama siswa kelas 5, sedangkan sesi kedua (13.00-15.30) seseruan bersama para guru. Dalam kesempatan itu, Vitriya ditemani para 3 anggota KYM, Nur Hidayati (Guru MAN 1 Kulon Progo), Sutanto (Guru MTsN 3 Bantul) dan Sofa Uffanis (Guru SMAN Dlingo).
Vitriya menjelaskan beberapa alasan mengapa seorang guru mesti menulis, yaitu: motivasi agar suka membaca, gudang ide, bahan buku ajar, mengikat ilmu pengetahuan, mengasah kemampuan berbahasa, menunda kepikunan, inspirasi bagi siswa, menambah penghasilan, syarat kenaikan PAK, dan memperbaiki martabat bangsa.
Menulis juga memberi manfaat, diantaranya: sebagai alat introspeksi diri, media menuangkan keluh kesah, refreshing pikiran. Sedangkan ide menulis bisa diperoleh dari: curhatan siswa, prestasi, PTK/ Best Practise, hobi, misalnya traveling, kegiatan seru dengan komunitas di luar sekolah.
“Jika ingin membuat buku, beberapa langkah yang dilakukan adalah menentukan tema/ topik, tujuan, dan sasaran pembaca. Membuat outline/ daftar isi, disiplin menulis, melakukan edit dan revisi, langkah terakhir mengirim ke penerbit,” terang Vitriya.
Sedangkan Nur Hidayati, menyampaikan bahwa literasi bisa Menambah wawasan, pengetahuan, dan kosa kata. Bisa mengoptimalkan kinerja otak dengan melatih fokus dan kemampuan berpikir, serta dapat sebagai sarana mengembangkan kemampuan verbal. Guru memiliki peran penting dalam literasi, yakni: mendampingi siswa dalam mengakses, menggunakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan melalui berbagai teks sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan.
“Memulai litersi tidak sulit, bapak ibu bisa mengawalinya melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Bergabung dengan komunitas menulis, Berkumpul dengan orang yang sefrekuensi/suka menulis, Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan dunia literasi,” tandas Nur.
Sementara, Sutanto mengusung tema Menulis Membuatku Bahagia. D hadapan para guru, dijelaskan bahwa dengan menulis bisa membuat hati bahagia. Semua yang ada dalam diri seseorang dapat ditulis dan dicetak menjadi buku. Banyak ragam yang bisa kita tulis menjadi sebuah buku, misalnya puisi, true story, cerita anak, fabel, cerita bergambar, pantun, kata bijak, dll. Menulis tidak harus di kertas namun kita bisa membuat konsep karya dengan memanfaatkan handphone, diunggah di media sosial, diunduh dan disimpan di laptop, diedit dulu baru dikirim ke penerbit.
BACA JUGA:
- Cergam Satria Sungai Oya Karya Sutanto Segera Terbit
- Tak Henti Berkreasi, Sutanto Terbitkan Buku Pantun Berdasar Alat Musik
“Jika kita sudah biasa menulis bisa diibaratkan seperti air sumur, meski setiap saat diambil airnya tak akan kering, justru akan terus keluar airnya. Demikian juga ide yang ada dalam otak kita tetap akan muncul. Dengan berbekal karya buku, kita bisa menemui banyak tokoh,” pungkas Sutanto.
Kepala SD Jejeran Ponidi menyampaikan terimakasih kepada semua narasumber yang telah memotivasi siswa dan guru untuk dapat berliterasi. Dirinya akan berupaya bersinergi dengan warga sekolah untuk dapat menghasilkan karya buku.
“Sebagai bentuk komitmen kami, dalam waktu dekat sekolah akan mengikuti festival literasi MTsN 3 Bantul. Semoga karya anak-anak kami bisa lolos bersama para tokoh dan dapat terbit menjadi buku,” tuturnya usai menerima buku cinderamata dari Sutanto mewakili madrasahnya. (lip)
There is no ads to display, Please add some