Cergam Satria Sungai Oya Karya Sutanto Segera Terbit

beritabernas.com – Sejak bergabung dengan Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati 4 tahun lalu, semangat Guru MTsN 3 Bantul Drs Sutanto untuk menulis semakin berkobar. Hal ini dibuktikan dengan tetap istiqomah menerbitkan buku solo.

Pada bulan September 2023 ini, Sutanto segera menerbitkan buku yang ke-20 berjudul Satria Sungai Oya. Buku yang ditulis guru yang hobi catur ini berisi erita bergambar. Ia hanya membuat cerita, sedangkan ilustrasi dari pihak KYM.

“Cerita ini diilhami suasana destinasi wisata alam Kedung Parangan yang ada di Kedungjati Selopamioro Imogiri. Pemandangannya sangat indah. Sungai Oya airnya jernih dengan latar belakang bukit menghijau. Saya membayangkan di situ ada anak bernama Ontoseno sebagai tokoh sentralnya. Maka cergam saya beri judul Satria Sungai Oya,” terang Sutanto di Celep Srigading Sanden Bantul, Minggu 24 September 2023.

BACA JUGA:

Dalam cergam ini, Sutanto sengaja menggunakan nama tokoh dalam pewayangan sebagai upaya turut melestarikan budaya adiluhung seni pedalangan. Banyak anak sekarang yang tidak mengetahui nama-nama wayang, sehingga dengan buku yang dibuatnya ini, ia berharap anak Indonesia semakin mengenal dan mencintai wayang.

“Sasaran buku ini anak-anak usia di bawah 12 tahun. Bahasa yang dipakai sederhana, mudah dimengerti dan tidak terlalu panjang. Ditambah dengan ilustrasi gambar, saya berharap buku ini dapat menambah referensi bacaan untuk-anak-anak,” kata Sutanto.

Kisah secara singkat, anak lelaki usia 11 tahun bernama Ontoseno digambarkan anak lelaki bermuka bulat kulit kuning, rambut ikal potongan pendek. Pintar, terampil bela diri silat, pintar berenang, pintar menyelam, penyayang dan suka menolong. Ia tinggal di tepi Sungai Oya, memiliki teman dekat bernama Gatotkaca. Kedua anak ini sama-sama peduli terhadap kebersihan alam.

Keduanya rajin membersihkan sampah tanpa diperintah, turut membantu pengelola wisata menjalankan perahu bambu (rakit). Suatu hari ada pengunjung bernama Citrawati yang punya sifat judes. Awal kedatangannya bersikap acuh kepada Ontoseno. Namun setelah dia naik rakit gelangnya terjatuh, Ontoseno yang berhasil menemukan di air. Dari situlah kemudian Citrawati menyadari sikapnya yang tidak terpuji dan meminta maaf. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *