beritabernas.com – Mahasiswa lintas jurusan dan fakultas UII berhasil menciptakan inovasi baru berupa Vision Guard, yakni alat yang dapat memantau sekaligus mencegah risiko miopia dan hipermetropia. Miopia atau rabun dan hipermetropia atau rabun dekat merupakan dua dari 3 kelainan refraksi, selain astigmatisme.
Vision Guard merupakan alat yang terintegrasi dengan Internet of Things berbasis website yang dapat memantau faktor risiko rabun jauh (miopia) dan rabun dekat (hipermetropia) ciptaan dari 5 mahasiswa lintas jurusan dan fakultas UII.
Kelima mahasiswa UII yang menciptakan Vision Guard tersebut adalah Eka Maryani Saputri dari Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran UII, Muhammad Nur Zaki dari Prodi Teknik Kimia, Bagas Wahyu Herdiansyah dari Prodi Informatika, Andi Nurulyunisa Permata Sari Pettalolo dari Prodi Teknik Industri dan Nabiilah Atha Fakhirah dari Prodi Teknik Industri dan Fakultas Teknologi Industri (FTI. Mereka dibimbing Dosen Ir Muchamad Sugarindra ST MTI IPM melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K).
Menurut Eka Maryani Saputri dari Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran UII, smart glasses ini dirancang dengan beberapa modul sebagai penunjang yang memiliki fungsi utama untuk memantau faktor risiko dan mencegah terjadinya keparahan miopia dan hipermetropia terbanyak melalui intensitas cahaya, kedipan mata, jarak pengguna dengan layar digital dan durasi pengguna.
Pemantauan faktor risiko miopia dan hipermetropia ini bertujuan agar pengguna dapat mengatur intensitas cahaya yang baik ketika sedang menggunakan layar digital, jumlah kedipan mata yang ideal selama menggunakan layar digital, mengatur jarak yang sesuai antara pengguna dengan layar digital dan durasi yang tepat untuk pengguna menggunakan layar digital.
BACA JUGA:
- Tim PKM Kewirausahaan UII Mengembangkan Inovasi Produk AIKEN yang Pertama di Indonesia
- Mahasiswa Teknik Industri FTI UII Belajar Praktik Terbaik Logistik Kontemporer Lewat Kelas Praktisi Mengajar
Alat ini akan terhubung dengan aplikasi website berbasis Internet of Things yang bermanfaat untuk memantau keadaan pengguna sehingga mencegah terjadinya keparahan miopia dan hipermetropia.
Vision Guard memiliki keunggulan yaitu portable dan dapat mengolah data pemakaian smartphone, laptop atau komputer/PC secara lebih efisien dan akurat. Produk tersebut bersifat fleksibel sehingga tidak mudah patah karena terbuat dari bahan ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) yang sudah terbukti aman dan medical grade.
Di sisi lain dengan hadirnya kacamata pintar ini masyarakat dapat menghemat pengeluaran karena tidak perlu sering membeli kacamata baru untuk mengganti yang rusak. Karena itu, produk kacamata pintar ini sangat direkomendasikan bagi masyarakat yang sering menggunakan gadget elektronik dalam kegiatan sehari-hari.
Menurut Eka Maryani Saputri, mata merupakan salah satu organ indra manusia yang mempunyai fungsi yang sangat besar. Penyakit mata seperti kelainan refraksi sangat membatasi fungsi tersebut. Kelainan refraksi atau ametropia merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi dapat di depan atau di belakang bintik kuning dan mungkin tidak terletak pada satu titik yang fokus.
Ada tiga kelainan refraksi, yaitu miopia, hipermetropia, astigmatisme atau campuran kelainan-kelainan tersebut. Miopia dan hiperopia adalah kelainan refraksi yang dapat memengaruhi penglihatan. Ada beberapa faktor risiko yang terkait dengan perkembangan kondisi ini, salah satu faktor risiko miopia adalah genetik.
Jika salah satu atau kedua orangtua menderita miopia, kemungkinan besar anak mereka juga akan mengalaminya. Menghabiskan lebih sedikit waktu di luar ruangan dan lebih banyak menggunakan layar juga dapat meningkatkan risiko miopia, terutama pada anak usia sekolah (Hobbs, 2022).
Di sisi lain, hyperopia lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda, terutama yang berusia 6 hingga 35 bulan. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some