Megawati Bukan Pembenci dan Pendendam

Oleh: Saiful Huda Ems

beritabernas.com – Ramai di meddia sosial tentang pernyataan Wamen Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer (Noel), yang menyebut Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) telah menenteng dendam dan kebencian pada Presiden Prabowo Subianto.

Penilaian Noel itu gara-gara Bu Mega menginstruksikan semua kader PDI Perjuangan yang menjadi Kepala Daerah, agar tidak datang dalam acara Retret Kepala Daerah di Magelang.

Padahal jika mau mencermati instruksi yang sebenarnya, Bu Mega tidak melarang para kader yang menjadi Kepala Daerah baik Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati maupun Walikota/Wakil Walikota itu tidak datang, melainkan hanya menunda keberangkatan ke Retret di Magelang.

Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer, Jurnalis, Analis Politik dan Aktivis ’98. Foto: Dok pribadi

Instruksi Bu Mega itu sangat wajar, mengingat, pertama, dasar hukum dari Retret itu masih belum jelas. Kedua, selain sebagai Ketua Umum PDIP, Bu Mega juga menginginkan adanya kewaspadaan pada semua kader PDIP, karena Bu Mega melihat dan merasakan telah terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa terhadap kadernya, yakni Hasto Kristiyanto yang merupakan Sekjen PDIP dan yang telah ditahan oleh KPK, untuk persoalan yang sangat bias, tidak ada bukti keterlibatan dan tidak ada kerugian keuangan negara sama sekali.

Ketiga, sebagai satu-satunya tokoh pejuang perempuan dan mantan presiden yang telah banyak menerima perlakuan tidak adil dari penguasa mulai dari zaman Orde Baru, Bu Mega tentunya sangat peka terhadap adanya perlakuan tidak adil yang diarahkan ke diri dan partai yang dipimpinnya. Oleh karena itu sangat dapat dimaklumi, jika kemudian ia menghimbau pada para kadernya untuk mewaspadai pergerakan lebih lanjut dari lawan-lawan politiknya.

Siapa pun orang yang mengikuti dari awal kasus yang mendera kadernya, dalam hal ini Sekjen PDIP Hasto Kristitanto, tentu sangat paham bahwa Hasto hanyalah korban dari kriminalisasi pihak lawan yang sejak awal menargetnya untuk tujuan akhir, yakni menghancurkan PDIP dan menyingkirkan Bu Megawati Soekarnoputri dari PDIP.

BACA JUGA:

Hasto Kristiyanto hanyalah sasaran antara, penyingkiran Bu Mega dan menghancurkan PDIP untuk kemudian mengambil alih PDIP adalah sasaran utama mereka. Orang yang memiliki tujuan tersebut pastil bukan orang luar PDIP, melainkan orang dalam PDIP sendiri yang telah berkhianat pada Bu Mega dan PDIP, yang kemudian sudah dipecat dari PDIP.

Ia ingin masuk kembali ke PDIP dengan terlebih dahulu menyingkirkan tokoh-tokoh besar, dan tokoh-tokoh besar PDIP secara struktural ya pasti Ketua Umum (Bu Megawati Soekarnoputri) dan Sekjen Hasto Kristiyanto. Lalu siapakah lawan politik dari PDIP dan mereka berdua? Semua orang pasti sangat mudah menjawab; Jokowi dan keluarganya.

Oleh karena hal itu, sangat tidak tepat jika kemudian Immanuel Ebenezer menuding Bu Mega telah menenteng kebencian dan dendam pada Presiden Prabowo Subianto. Ini salah besar, karena sejarah telah mencatat; jika bukan karena jasa Bu Mega yang telah meminta dan menjamin kepulangan Prabowo Subianto dalam pelariannya di Yordania, tentu Prabowo Subianto hingga saat ini akan tetap berstatus sebagai Buronan Negara. (Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer dan Analis Politik)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *