Membangun Destinasi Wisata dari Kalurahan

beritabernas.com – Guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pengelola desa mandiri budaya, Dinas Pariwisata DIY menyelenggarakan pelatihan bertajuk Pelatihan SDM dan Lembaga Desa Mandiri Budaya kepada dua pengurus desa mandiri budaya, yakni Kalurahan Wedomartani dan Kalurahan Girikerto pada Jumat hingga Sabtu (19-20/8/2022) di Sleman Yogyakarta.

Dalam sambutan pembukaan Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo SH MEd mengatakan, agar desa mandiri budaya dapat menghidupi dirinya sendiri, apalagi berhak mendapatkan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY.

“BKK ini akan lebih bermanfaat jika untuk investasi fasilitas & keahlian yang mendukung penyelenggaraan desa yang mandiri. Sehingga kelak tidak perlu dibantu lagi. Dan mampu menggerakkan pelestarian budaya setempat guna mendukung pariwisata,” terang Singgih.

Singgih menambahkan, pariwisata harus jalan dengan membawa budaya. “Kita perlu melestarikan budaya yang bungkusnya pariwisata. Itu yang akan membuat desa menjadi mandiri,” kata dia.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo,SH, M.Ed saat memberikan sambutan dan berdialog langsung dengan para pengurus Desa Mandiri Budaya Wedomartani dan Girikerto di Hotel Aveon, Sleman, Yogyakarta, Jumat (19/8/2022) pagi. Foto: AG Irawan

Saat ini, lanjut Singgih, paska pandemi Covid-19, geliat pariwisata di DIY kita dorong agar terus bertumbuh. Maka perlu juga memperhatikan hak wisatawan dengan layanan terbaik di setiap destinasi dengan menjalankan protokol CHSE, yakni Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), Environmental Sustainability (kelestarian lingkungan).

Salah satu pembicara Dr. Ike Janita Dewi memaparkan perlu adanya perencanaan yang tuntas dalam mengembangkan destinasi wisata berbasis desa. Sehingga wisata yang terbangun mampu mendukung pelestarian budaya lokal, menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan perekonomian setempat.

Visi gubernur DIY mewujudkan reformasi melalui kelurahan, pemberdayaan kawasan selatan, pengembangan budaya inovasi, memanfaatkan teknologi informasi. “Kata kalurahan menjadi fokus pembangunan DIY dalam mewujudkan Pancamulia melalui reformasi kalurahan,” tegas Ike.

Praktisi pariwisata sekaligus inisiator desa wisata di Indonesia Dr. Drs. Bakri,MM mengingatkan agar semua pengurus desa wisata memiliki visi yang sama. “Kalau sudah ada yang berbeda tidak akan jadi itu desa wisata. Banyak kasus desa wisata di Indonesia yang tidak jalan karena saling beda pandangan antar pengurus,” ungkap dia.

Kelangsungan desa wisata sangat ditentukan daya tarik lokal yang khas. Juga kenyamanan serta suguhan atraksi yang ditawarkan. “Lebih 50 persen kelangsungan desa wisata karena daya tarik budaya lokal,”lanjut Bakri.

Keberadaan dan fungsi destinasi desa wisata di DIY guna memperkuat pelestarian budaya di Yogyakarta. Maka pengelola desa wisata perlu terus menggali potensi budaya di desa masing-masing. Keberadaan adat tradisi, kearifan lokal  dan adat yg lain harus terus dijaga.

“Kita harus berani memulai. Yang paling sulit membangun dan mewujudkan masyarakat yang sadar wisata berbasis budaya setempat. Ini butuh proses panjang. Dan harus didukung pemerintah desa. Karena budaya tidak menghasilkan uang. Di tahun-tahun pertama menjadi sesuatu yang sulit. Dan itu dialami desa wisata yang saat ini masih bertahan,” pungkas Bakri. (AG Irawan)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *